Awas, Berubah Jadi Zuster Ngesot

Sekretariat CoWas JP di Jalan Ronggowarsito 45 Surabaya. (Foto: CoWasJP.com)

COWASJP.COMLAKI-LAKI tua itu berjalan tertatih-tatih menyusuri jalan menurun ke arah Kembang Kuning. Tungkai kakinya nampak bengkak, wajahnya pun terlihat lebam. Meski begitu, lelaki yang tinggal di kawasan Banyuurip Surabaya ini masih tetap  bekerja dengan sisa-sisa tenaga yang ada. Duda beranak dua ini ternyata sudah 20 tahun menderita sakit asam urat. Dia adalah Budi (65).

"Wo saya ini sudah biasa sakit begini ini. Habis gimana lagi. Ndak punya uang untuk ke dokter mas,"  ujarnya pekan lalu sambil terkantuk-kantuk di atas Betor (Becak Motor ) miliknya. 

Budi memang pengemudi Betor yang biasa mangkal di ujung Jalan Kembang Kuning. Itu pun dilakukan setelah dirasakan nyeri kakinya bertambah parah. Sehingga dia sudah tak mampu lagi mengayuh becak. 

"Baru sekitar dua tahun ini saya ganti Betor. Ya agak lumayan kaki saya ndak terlalu sakit. Untung saya masih dibantu saudara-saudara saya. Soalnya sudah hampir satu bulan ini Betor saya sepi", keluh lelaki yang dua kali bercerai ini.

Sungguh, malang tak bisa ditolak mujur tak bisa diraih, ternyata sepinya Betor Budi bukan tanpa sebab. Ada sebab yang dianggap oleh calon penumpang sebagai hal yang bisa membahayakan jiwa.

Begini asal muasalnya, sebulan lalu, di pagi hari Budi mengantar anak sekolah di kawasan Pasar Kembang. Ketika hampir sampai kira-kira tinggal 200 meter, tiba tiba Betornya oleng. Lelaki yang lulusan SMP ini tak bisa mengendalikan laju Betornya. Akibatnya Budi dan penumpangnya yang baru berusia 14 tahun itu terjungkal. Keduanya nyaris tertindih Betor.

"Waduh...waktu itu kaki dan pergelangan saya sakit sekali. Pokoknya nyeri luar biasa. Asam urat saya kambuh. Padahal sudah minum jamu," tuturnya lirih.

Akibat tergulingnya Betor itulah Budi menerima akibatnya. Para calon penumpang banyak yang takut naik Betor Budi. Apalagi beberapa orang sering membesar-besarkan peristiwa itu, meski si anak sekolah tadi tidak lecet sedikit pun. Tapi apa pun alasannya, tergulingnya Betor Budi tidak bisa dilepaskan dari cengkeraman nyeri asam urat. 

Nyeri asam urat sungguh minta ampun ganasnya, karena itu merupakan pengkristalan natrium urat, yang menumpuk di sekitar sendi. Sehingga jika kadar asam uratnya tinggi penderita akan sangat tersiksa. Untuk berjalan pun terasa sakit luar biasa. Bahkan seorang teman yang tinggal di kawasan Wonocolo Surabaya, sebut saja namanya M, sampai merangkak-rangkak saking sakitnya. Lelaki dengan berat badan 89 Kg itu terpaksa absen kerja selama tiga hari. Itu semua akibat kadar asam uratnya mencapai 17 mg. Padahal angka normalnya 3, 5 - 7,5 mg.

pak-kusnan64bW1.jpg

Ternyata bukan cuma M saja yang terjerat asam urat, seorang wanita sebut saja S yang tinggàl di daerah Simo Surabaya, karena ogah minum obat dari dokter, tiba tiba tidak mampu berjalan.

Jangankan berjalan merangkak saja tidak sanggup. Akibatnya dua hari dia memerankan film" Zuster Ngesot". Wanita 47 tahun itu benar benar ngesot di seputar kamarnya. Dia sangat kesakitan, sendi-sendinya terasa bagai digerus kerikil tajam.

Sungguh, semua ini akibat para penderita asam urat kurang bisa menghindari makanan yang tinggi purin.

"Misalnya udang, remis, sarden, cumi-cumi, kornet, tape," ujar Hera Nurlita, seorang ahli gizi. 
Menurut Hera, yang pasti penderita harus benar-benar ketat menjaga pola makan. Jangan coba-coba makan jerohan, misalnya otak, babat, paru dan ginjal. Selain itu, mengonsumsi buah pun harus pilih pilih. " Hindari durian, emping blinjo, alpokat dan air kelapa muda, " katanya. Nah, itulah pesan ahli gizi kita. 

Tentu saja harus dipatuhi, kalau tidak mau tiba-tiba jadi Zuster Ngesot. ***

Pewarta :
Editor :
Sumber :

Komentar Anda