Kilas Balik Cetak Juara Dunia Tinju (2)

Antar Sasana Bersaing Lahirkan Petinju Juara

Foto dan ilustrasi: CoWasJP.com

COWASJP.COMMALANG dikenal sebagai kawah candradimukanya petinju. Layaklah, bila jadi jujukan para talenta tinju menimba ilmu di atas ring untuk mengukir prestasi dengan predikat juara tinju.                         

Sasana atau Boxing Camp (BC) cukup banyak dan masing-masing punya petinju andalan. Semisal Alamanda BC punya juara kelas Terbang mini, Hudi. Arema BC punya juara kelas Bulu, Monod. Gajayana BC punya juara kelas Bulu Jr Little Holmes. Trisula BC punya juara kelas Bantam Jr, Kid Zamora. Surya BC punya juara kelas Terbang, Gim Suryaman. Kanjuruhan BC, Tjandra BC. Taman Tirta BC, dan Javanoea BC punya juara Abdi Pohan kelas Terbang Jr, almarhum Michael Arthur kelas Bantam, dan Nurhuda juara WBC Int kelas Bulu Jr.

Karena masing-masing punya petinju andalan, dan di beberapa kelas, maka saling bersaing. Persaingan sehat antarsasana itu terkait untuk 'menjual' petinjunya agar dipertandingkan oleh promotor. Kala itu dominasi promotor tinju asal ibukota Jakarta, antara lain: Anton Sihotang, alm Tourino Tidar, almarhum Boy Bolang, almarhum Herman Sarens Sudiro. 

boy-bolangIU2kC.jpg

Almarhum Boy Bolang (kiri). (Foto: juara)

Kemudian para manajer BC dari Surabaya dan Malang semisal  Eddi Pirrih, Eddy Rumpoko (ER), almarhum Budimartono, almarhum Setyadi Laksono, Agus Mulyantono, dan Yongky Susanto serta terakhir almarhum Aseng “Don Seng” Sugiarto terjun juga sebagai promotor. 

yani-hagler-foto-tempo1Qbia.jpg

Yani Hagler. Foto: store.tempo

Kenapa demikian? Mereka berniat dan bertekad mengorbitkan petinjunya dan mengangkat petinju dari sasana lain. Dengan cara itulah antar-BC (Boxing Camp) di Malang, meski bersaing (petinjunya), namun tetap rukun. Dalam perkembangannya kemudian, persaingan melahirkan petinju juara pada 1987 Javanoea BC mengalami 'keretakan'.

Sasana tempat berlatih yang semula di halaman belakang rumah almarhum Lucky Acub Zaenal di Jalan Letjen Sutoyo (Celaket) Malang, kini jadi kantor Bank Mandiri, akhirnya pindah ke Jalan Anjasmoro 44. Di rumah yang saya tinggali bersama istri dan anak (Fanny dan Afin), serta ER (Eddy Rumpoko) dengan istri dan anak (Dinasti Eddy Rumpoko). 

Lalu almarhum Lucky Acub mendirikan Satrya Yudha BC (dengan menampung petinju Yani Hagler mantan Sawunggaling BC) yang dilatih oleh almarhum Ingger George Kailola. Sedangkan Javanoea BC dilatih oleh Wongsosuseno dan Moefid.                                

PROMOTOR FLAMBOYAN dan KEJUARAAN 4Rd 

Begitulah julukan buat ER ketika terjun menjadi penggelar duel tinju atau promotor. Untuk melancarkan pergelaran yang dipromotori, ER mengangkat penulis sebagai 'pengadu' atau penata tanding, yang didunia tinju disebut matchmaker sekaligus co-promotor. 

eddy-rumpoko8ihzG.jpg

Foto: suaraindonesia-news

ER memulai debut promotor tidak ujug-ujug. Mulai dari nol. Artinya, ER dan penulis menggagas kejuaraan Four Round (4Rd) bagi petinju pemula dari berbagai BC yang ada, baik di Malang, Surabaya, bahkan dari luar Jatim boleh ikut.

Konsep 4Rd ini diilhami sparing antarpetinju dari sasana ke sasana. Agar prestasi tercapai, dan masing-masing petinju asal BC memiliki jejak rekam, dibuatlah ranking/peringkat petinju versi 4Rd. Berbagai kelas dipertandingkan.

Kejuaraan 4Rd ini kerap digelar gratis di lapangan terbuka. Semisal di lapangan Kunir Oro-oro Dowo Malang. Di Kanjuruhan BC, di kawasan Unibraw, dan di Pirrih BC Surabaya. Pertandingan digelar dua minggu sekali. Para penonton selain melihat  pertarungan tinju juga disuguhi makanan gratis ala rombong Gado-gado, Sate Ayam, dan Tahu Campur Lamongan. Unik sekali!

Kejuaraan 4Rd itu akhirnya dilegalisasi oleh KTI (Komisi Tinju Indonesia). Kemudian para juara, peringkat ke-2 dan ke-3 setiap kelas, naik ke jenjang ranking Indonesia di peringkat 10, 11, dan 12 sesuai kelasnya. 

Dari ajang 4Rd ini inilah banyak lahir petinju juara, di antaranya Abdi Pohan (Javanoea BC), Gim Suryaman (Surya BC), Jhon Arif (Rajawali Surabaya BC), Jhoni Ireng (Rajawali Surabaya BC), alm Taufik Bathi dan Yani Malhendo (Satrya Yudha BC). Uniknya lagi, dalam kejuaraan 4Rd itu, partai tambahannya justru diisi pertarungan antarpetinju kelas atas untuk memperebutkan ranking Indonesia.

Contohnya, ketika kejuaraan 4Rd di lapangan Notohadinegoro Jember, saat Abdi Pohan jadi juara kelas Terbang mini, partai tambahan perebutan peringkat antara petinju Sambung (Ciptajasa Jember BC) vs Joko Arter (Gajayana BC). 

Berhasil di kejuaraan 4Rd, ER mempromotori partai kejuaraan Indonesia dan diselingi partai Internasional versi OPBF (Oriental Pacific Boxing Federation), IBF dan WBC/WBA Intercontinental yang digelar di berbagai kota besar di Manado, Semarang, Banjarmasin, Jayapura, Surabaya, Jember, Kudus dan kota-kota lainnya. Dari tangan dingin ER, sang promotor flamboyan ini, lahirlah petinju tangguh juara Indonesia, seperti Monod, Nurhuda, Sambung, Rudi Haryanto, Abdi Pohan, Hudi, Kid Zamora, Pelni Rompies,  dan alm Michael Arthur serta alm Edward Apay. ***

Baca Berita-berita Lainnya di CoWasJP.com. Klik Di Sini

Berita Terkait: Biaya Sendiri Tanpa Uang Negara

Pewarta :
Editor :
Sumber :

Komentar Anda