Cangkruk’ane CoWas Karmen (2)

Jangan Pernah Ingin Mengemis

Foto dan ilustrasi: CowasJP.com

COWASJP.COM – ockquote>

O l e h: Cak Amu

------------------------

SESEORANG yang paham akan siklus atau filososi roda berputar dalam setiap kehidupan manusia, pasti akan berani melakukan terjun bebas. Meninggalkan kapal lama untuk berlayar dengan kapal barunya.

Tentu, dia berharap akan jauh lebih siap di saat dunia perekomonian benar-benar hancur lebur. Sebagai seorang wartawan atau jurnalis, saya harus melakukan ini, untuk mencari jati diri. Sebelum benar benar tenggelam diri ini.

Baca Berita Sebelumnya: Tenggelamkan Kapal Pesiar

Sangu atau bekal eksis sebagai seorang profesional selama 28 tahun -- menjadi kru redaksi perusahaan besar sekelas Jawa Pos--, rasanya saya anggap sudah cukup untuk banting setir. Tidak perlu menunggu sampai usia senja menggantungkan hidup dari gaji tetap.

Nah, pada bulan Oktober 2011, saya menerima tawaran pension dini. Saya harus berani survive dengan mengandalkan kemampuan yang ada. Tentu saja jika tidak diiringi dengan modal materiil yang ada, pasti jungkir balik, harus berani kami hadapi. Karena perseteruan kehidupan ini begitu dahsyat.

Efeknya, membuat saya terhimpit dalam titik nadir terendah. Aset yang digadang-gadang bakal berlipat, justru ludes. Saya tak mampu mengelola, lantaran tidak memiliki skill lain kecuali sebagai jurnalis. 

Modal harta benda, pesangon ratusan juta rupiah, tidak ada artinya, jika mental establisme masih terbawa dalam kompetisi superketat ini. Kita hanya menunggu waktu, sampai kapan materi tersebut bisa dipakai untuk survive.

Namun, tekad dan semangat untuk bangkit, dengan modal bakat yang sudah terasah puluhan tahun, adalah senjata tajam yang bisa dipakai perang dalam arus kehidupan. Jangan sekali-kali berangkat dari nol potol, jika tidak bermental baja. Artinya, butuh soft skill untuk bertarung di dunia usaha manapun. 

Soft skill inilah harus kita persiapkan sedini mungkin. Jangan pernah ada gengsi, malu, malas dan sejenisnya, jika kita tidak ingin menjadi INSANI (injak sana-injak sini). Seperti pengemis, dan pencari hutang sana-hutang sini. 

Bangun dan bangkitlah sejak kini. Tekad ini yang harus segera kita tanamkan. Jangan pernah terlintas untuk menjadi pengemis!

Bagi saya, modal seorang profesional, sebagai wartawan, rasanya tidak sulit untuk bangkit kembali. Perjalanan hidup sebagai kuli tinta adalah modal besar untuk mengatrol kebangkrutan. Sebab, dalam jiwa wartawan sudah tertanam kiat-kiat, atau aqidah agar menjadi sosok yang tangguh.

Tangguh dalam arti menghadapi tekanan luar dan dalam saat menjalankan tugas. Nah, disinilah letak LIMA RAHASIA yang saya miliki dan harus saya pergunakan untuk mengayuh perahu karet yang terombang-ambing di samudra kehidupan.

(Bersambung di Judul: Wartawan Hebat Bukan Hedonis)

By: Cangkruk’ane CoWas Karmen​

Pewarta :
Editor :
Sumber :

Komentar Anda