Cangkruk’ane CoWas Karmen (3)

Wartawan Hebat Bukan Hedonis

Foto dan ilustrasi: CowasJP.com

COWASJP.COM – ockquote>

O l e h: Cak Amu

------------------------

SEMUA wartawan atau jurnalis, pasti memiliki rahasia sukses menjadi pelapor atau pemberita yang hebat. Sukses?

Ya, sukses dalam arti, beritanya mampu memikat khalayak untuk pembaca. Sukses, lantaran mampu menaikkan tiras atau oplah medianya secara spektakuler. Sukses, karena omzet iklan perusahaannya meningkat tajam, maka sejahteralah diri dan keluarganya.

Baca Berita Sebelumnya: Tenggelamkan Kapal Pesiar

Seorag wartawan harus memahami kaidah bahwa membuat berita harus memiliki LIMA RAHASIA agar laporannya tersaji secara sempurna. Yaitu akurat dan bisa dipertanggungjawabkan hingga akhirat.

Mentalitas inilah harus dipertahankan hingga akhir hayatnya. Seorang wartawan, yang berangkat dari hati nuraninya, untuk memilih sebagai pemberita, harus memiliki mental tangguh sebagai tongkat dalam sepak terjangnya. 

Jika tidak! Maka dia akan gagal selamanya. Tidak bisa mempertanggungjawabkan kepada khalayak, bahkan Tuhannya. Mental wartawan harus dilandasi LIMA RAHASIA untuk menuju sukses sebagai seorang profesional.

Baca Berita Sebelumnya: Jangan Pernah Ingin Mengemis

Tentu saja filosofi profesionalisme di bidang ini, jauh lebih di kedepankan ketimbang pekerjaan lainnya. Misalnya para guru, dosen, pegawai, buruh dan lain sebagainya. 

Baca Berita Sebelumnya: 

Wartawan yang dilindungi Kode Etik, yang memiliki derajat atau level yang sama dengan profesi seorang dokter dan ahli hukum.

Namun demikian, wartawan jauh lebih berkarakter dan berkepribadian tinggi, lantaran mereka memiliki kebebasan yang tak terikat oleh penguasa. 

Bahkan, wartawan yang bekerja di perusahan media yang tulen, yang menghormati hak dan kebebasan pers, mereka akan memetik kepuasan yang tak terhingga, sebagai insan yang mengedepankan Hak Azasi Manusia.

Pemimpin perusahaan, pemodal atau investor, dan bahkan jajaran direksi serta redaksi, tidak punya kuasa untuk mengubah mentalitas seorang wartawan. Karena itu, mental dan kepribadian wartawan, yang berpegang teguh kepada Kode Etik dan mampu mempertahankan dan menjalankan LIMA RAHASIA, pasti dia menjadi wartawan hebat dan berprestasi gemilang.

jurnalissabv.jpg

Ilustrasi: Upah Wartawan Masih Jauh dari Layak  (Foto: okezone)

Lantas, apa kaitannya dengan kehidupan yang terhimpit oleh ekonomi global atau tekanan ekonomi keluarga, perusahaan, dan pemerintahan? 

Pasti ada! 

Wartawan yang sejak awal berkarir tidak memiliki gaya hidup yang hedonis atau matrialistik, mereka akan survive dengan kemampuan dan kapasitasnya. Mereka tidak akan malu malu untuk memulai hidup mandiri dari titik nadir. Nol besar. 

Itu tidak lepas dari mentalitas yang terbangun sejak dini. Mereka hidup apa adanya. Ikut merasakan penderitaan orang lain. Mengontrol perilaku manusia yang berlebihan dan tidak rasional di segala bidang. “Tidak ada wartawan yang bercita-cita ingin menjadi orang kaya raya. Kecuali anak dan istrinya,” ujar saya setiap kali membekali mental wartawan muda.

Jika ada seorang wartawan yang berbalik mentalitasnya, semua itu tidak lepas dari keimanan seseorang yang mudah tergoda oleh lingkungan dan hawa nafsunya. Wartawan semacam ini, pasti tidak memiliki karya-karya fenomenal yang mengandung nilai-nilai jurnalisme.

Wartawan bisa memperoleh penghasilan yang layak dan bahkan berlebih, lantaran memang perusahaannya maju dan bonavide. Namun demikian, jika si wartawan tidak mengembalikan kodrati dirinya sebagai abdi masyarakat, bukan tidak mungkin dia akan tergelincir dalam kehidupan yang hedonis.

Kalau mereka memiliki penghasilan yang lebih, seorang wartawan yang berhati nurani, pasti akan melepaskan diri agar dirinya tidak terjebak dalam kemewahan. Harta kekayaannya akan dikembalikan kepada yang berhak, sehingga dirinya tetap hidup dalam kesederhanaan. Sederhana dalam arti yang sebenarnya. Bukan pencitraan! (Bersambung ke Judul: Lima We Plus Satu Ha)

By: Cangkruk’ane CoWas Karmen

Pewarta :
Editor :
Sumber :

Komentar Anda