COWASJP.COM – ANDA pernah dengar Pantai Pattaya dan Kota Texas? Ya. Pattaya adalah sebuah pantai destinasi wisata terkenal di Thailand, dan Texas adalah sebuah negara bagian di Amerika Serikat.
Tapi, di Surabaya ternyata ada tempat yang disebut sebagai Pattaya dan Texas. Bukan hanya itu, di Surabaya ada juga tempat yang disebut sebagai California dan juga Istanbul.
Hah? Dimana kah tempat-tempat itu?
Mungkin bagi sebagian masyarakat Surabaya nama-nama itu masih asing. Tapi, bagi sebagian lainnya sudah familiar.
Pattaya merujuk pada Jl Kangean yang berada pada sepanjang bantaran Kalimas di pintu air Gubeng. Texas adalah lokasi di sekitar patung perjuangan di seberang terminal Joyoboyo. Istanmbul adalah sebutan untuk Taman Bungkul, dan California adalah lokasi di sekitar Monkasel di depan Surabaya Plaza.
Itu adalah tempat-tempat yang sangat populer bagi kalangan LGBT (lesbian, gay, biseksual, transgender) di Surabaya, khususnya kelompok gay (lelaki penyuka lelaki). Di tempat-tempat itulah gay Surabaya biasa bertemu dan berkencan.
Foto: bhinnekanusantara
Mereka menyebut tempat-tempat itu sebagai "kampus". Dan, yang paling ramai dan populer adalah Pattaya sebagai tempat ngeber.
Ngeber adalah istilah untuk nongkrong bagi kalangan gay. Di Pattaya hampir setiap malam ada kelompok gay yang ngeber, tapi yang paling ramai pada weekend terutama Sabtu malam.
Pada malam minggu bisa puluhan gay yang ngeber. Mereka tersebar di berbagai sudut jalan yang remang. Ada juga yang ngeber di warung kopi. Ada tujuh tempat di Pattaya yang menjadi "jujugan" kalangan gay. Tempat-tempat itu disebut sebagai hotspot, yang umumnya berupa warung kopi.
Di hotspot itu para gay berkumpul dan bercengkerama. Tapi, ada juga yang memilih tempat di pojok yang remang-remang untuk berkencan. Aktivitas di Pattaya beraneka ragam. Ada yang sekadar berkumpul tapi ada juga yang ngucing, istilah gay untuk aktivitas seksual berbayar. Lokasi Pattaya yang relatif tersembunyi membuat para gay lebih suka berkencan disitu.
Menurut data Yayasan Gaya Nusantara (GN), organisasi yang membela hak-hak LGBT, di Surabaya terdapat sekitar 6.000 orang LGBT, dan terdapat 13 tempat untuk ngeber. Jumlah ini terbesar kedua setelah Jakarta yang mempunyai 18 tempat ngeber.
"Pattaya paling ramai dan populer karena letaknya strategis," kata Dede Oetomo PhD, pendiri Yayasan GN.
Kepada cowasjp.com Dede mengatakan bahwa aktivitas di Pattaya sudah berlangsung sejak awal 1990-an, dan bahkan sudah ada sejak pertengahan 1985.
Dede Oetomo PhD, pendiri Yayasan GN. (Foto: gayanusantara)
Aktivis GN yang kali pertama "membuka" wilayah Pattaya. Ketika itu hanya beberapa pasang gay saja yang muncul, dan tidak seramai sekarang.
Lokasi ngeber lain yang populer adalah Texas di seberang terminal Joyoboyo, persisnya di sekitar patung perjuangan di pinggir Kali Jagir. Di tempat itu pada malam minggu terlihat puluhan gak yang berkumpul. Mereka ngobrol dan kencan sambil duduk di atas sepeda motor.
Aktivitas di Texas hampir sama dengan di Pattaya. Selain sekadar ngeber ada juga yang sekalian ngucing. Jumlah pengunjung Texas kalah banyak dibanding Pattaya.
Tempat lain yang ramai dan riuh rendah adalah Istanbul yang letaknya di salah satu sudut Taman Bungkul. Disebut Istanbul karena Taman Bungkul sering disingkat menjadi Tambul. Dari situ muncul nama Istanbul yang kemudian populer di kalangan gay.
Di Istanbul suasana lebih ramai karena pengunjung Taman Bungkul selalu banyak, terutama saat weekend. (Bersambung)