COWASJP.COM – ockquote>
O l e h: Ferry Iz Mirza
-----------------------------
SENIN, 8 Agustus 2016, di Kantor kementerian Pertahanan Vietnam dilaksanakan kunjungan kerja (kunker) Menhan RI Jenderal TNI (Purn)
Ryamizard Ryacudu. Agenda kunker adalah pertukaran pandangan terkait isu-isu keamanan regional dan global, dan penguatan kerja sama pertahanan RI-Vietnam.
Dalam kesempatan tersebut kedua Menhan, Jenderal (Purn) Ryamizard Ryacudu dan Jenderal Ngo Xuan Lich, sepakat untuk memperkuat hubungan bilateral kedua negara, pembentukan hot line communication antar-Kementerian Pertahanan dan pembahasan peningkatan solidaritas ASEAN.
Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu, lahir di Palembang, Sumatera Selatan, 21 April 1950, menjelaskan, bahwa terkait pelanggaran wilayah oleh nelayan tradisional Vietnam, pihak Vietnam memahami terjadinya hal tersebut karena keterbatasan pengetahuan para nelayan tradisional Vietnam dalam bernavigasi. Bukan merupakan unsur kesengajaan untuk melakukan ekspansi kedaulatan.
Pihak Vietnam sangat menghormati dan respek terhadap wilayah NKRI dan untuk itu Vietnam melalui Angkatan Lautnya berupaya melakukan pencegahan terhadap adanya pelanggaran wilayah oleh nelayan tradisional Vietnam.
Namun, jika dalam praktek masih terdapat nelayan tradisional Vietnam yang masuk ke wilayah NKRI, pihak Vietnam meminta agar dapatnya diberikan solusi yang bijak berdasarkan asas hubungan baik dan persahabatan kedua negara.
Menhan RI memberikan tanggapan bahwa kementerian pertahanan kedua negara hendaknya bisa menjadi jembatan bagi terselenggaranya komunikasi yang baik, dan penyelesaian tentang isu pelanggaran wilayah oleh nelayan tradisional vietnam. Hal ini akan dikomunikasikan dengan kementerian terkait di antaranya Kemlu dan Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Kedua Menhan juga sepakat untuk melanjutkan Joint Working Group (JWG) pada tataran Mabes Angkatan dan juga pembahasan inisiasi dari pihak Vietnam terkait Defence Policy Dialogue (DPD) pada level Kementerian Pertahanan, serta perlunya revisi MoU pertahanan yang sudah berjalan 5 tahun.
Ketika Menhan RI, Jenderal (Purn) Ryamizard Ryacudu (kanan) mendapat sambutan kehormatan dalam kunjungan kerjanya. (Foto: isitmewa)
Dalam kesempatan selanjutnya Menhan RI berkesempatan melakukan coutesy call ke Presiden Vietnam, Yang mulia Tran Dai Quang di istana kepresidenan. Presiden Vietnam dan Menhan RI melakukan dialog tentang isu keamanan regional di antaranya ISIS dan masalah Laut Tiongkok Selatan. Keduanya sepakat bahwa tidak ada persoalan yang dapat diselesaikan secara sendiri, terlebih masalah-masalah yang bersifat transnasional.
Menhan RI menyampaikan posisi RI terkait putusan Permanent Court Arbitration (PCA) adalah menyerukan kepada semua pihak agar menahan diri, dan tidak melakukan aksi provokasi yang menimbulkan ketegangan di kawasan serta menghormati hukum Internasional.
Menhan RI juga menyampaikan telah didilaksanakan upaya Trilateral (RI-Malaysia-Filipina) guna mengatasi persoalan keamanan Maritim oleh gangguan kelompok ISIS di wilayah perairan ketiga negara tersebut.
Menhan RI juga berharap adanya hal yang sama yang dapat dilakukan oleh negara-negara lain di kawasan, sehingga apabila hal ini dapat dilakukan maka keamanan kawasan akan secara kongret dapat terjamin.
Presiden Vietnam menambahkan bahwa RI dapat memberikan peran yang lebih besar di ASEAN untuk mendorong terciptanya keamanan di kawasan. *