COWASJP.COM – ockquote>
ADA-ADA saja cara pengusaha pariwisata menarik pengunjungnya. Agar tempat wisata kuliner dan kolam renangnya laris dikunjungi, Nurmiyanto pun membuat bandara. Namanya Bandara Adisumitro. Lokasinya di daerah Wunut, kecamatan Tulung, kabupaten Klaten. Terlihat satu pesawat Boeing 737-200 mendarat permanen di bandara ini.
Jika Anda cari di daftar tujuan penerbangan, Anda pasti tidak menemukan nama bandara ini. Angkasa Pura pun tak membawahi bandara yang terletak "di tengah" belasan umbul (mata air) dan pemandian ini. Bandara ini memang dibuat untuk menarik pengunjung yang mau renang di wilayah tersebut.
Karena banyak usaha pemandian serta kolam renang dengan mata air alam, Nurmiyanto pun memboyong pesawat bekas ke desanya. Pesawat dipajang dengan besi penyangga setinggi lima meter. Papan bertulisan Bandara Adisumitro pun dipasang di bawah badan pesawat.
Pesawat itu sama sekali tak dipakai untuk terbang. Tapi disulapnya menjadi studio. Dibuatlah tiga bagian. Di bagian cockpit untuk studio foto. Pengunjung bisa menyewa baju seragam pilot untuk berfoto di ruang pilot itu.
Ruang cockpit
"Setiap orang membayar Rp 20 ribu, bisa dapat seragam, foto studio serta cetak foto 10R," jelas Rizal, salah seorang crew Bandara Adisumitro.
Pengunjung di Ruang cockpit dengan menggunakan seragam power ranger
Ruang kedua, di kursi penumpang pesawat bagian depan. Dibuat studio Theatre Alam. Bisa memuat 66 orang. Ini adalah bioskop mini di dalam pesawat terbang yang menyajikan film-film dokumenter tentang keindahan tempat wisata di Indonesia, dunia binatang, pemandangan bawah laut, dunia pesawat, seputar tsunami, erupsi Merapi dan film edukasi lainnya. Tiket Rp 10 ribu/orang. Durasi sekitar 15 menit.
Asyiiiiikkkk..pengunjung duduk di kursi penumpang seakan berada pesawat (Foto: Erwan/CoWasJP)
Sedangkan ruang ketiga, kursi penumpang pesawat bagian belakang. Ini ruang theatre 3 Dimensi yang bisa menampung 36 penonton. Dengan tiket Rp 20 ribu/orang penonton bisa menyaksikan film-film animasi 3 Dimensi yang sangat disukai anak-anak, remaja maupun orang dewasa.
Sensasi 3 Dimensi yang sangat menantang. Di bioskop mini ini, bisa dilihat film-film seperti Dinosaurus, Tarzan, Roller Coaster, monster bawah laut, boneka hantu dan lainnya. Begitu masuk ke atas pesawat, penonton akan mendapat kacamata 3D. Film ini juga sekitar 15 menit.
Tempat peminjaman baju seragam (Foto: Erwan/CoWasJP)
Antrean pengunjung terlihat sejak di depan pembelian tiket. Para pembeli dilayani oleh staf penjualan tiket yang mengenakan seragam pramugara atau pilot. Ada 12 kru yang melayani. Mulai dari tiketing, sewa baju pilot, tukang foto, petugas theatre dan lainnya.
Pesawat di Bandara Adisumitro ini menjadi "pemancing" pengunjung yang jitu. Para pengunjung yang biasanya keluarga, dan mau berenang atau makan bersama, lebih memilih ke sini karena anak-anak mereka bisa "menikmati menu" di pesawat ini. Padahal pemandian dan warung makan begitu banyak di tempat ini.
Antrean tike masuk (Foto: Erwan/CoWasJP)
Ya, Bandara Adisumitro ini hanyalah satu spot fasilitas dari Taman Air Pancingan 100 Janti. Ada wahana lain yang bisa dinikmati seperti Water Boom, Taman Bermain, Kolam Renang Anak, dan Tempat Makan Lesehan. Kehadiran pesawat yang mulai "diresmikan" enam bulan lalu itu makin melengkapi Taman Air Pancingan 100 Janti.
Mau #PiknikLebaran dan #MudikPenuhPesona bersama keluarga, bisa berenang, nonton film 3D sekaligus makan bersama, tak salah jika Anda "mendarat" di Bandara Adisumitro ini.
Penjualan tiket dengan menggunakan seragam pilot. (Erwan/CoWasJP)
Apa komentar Menpar Arief Yahya? Terhadap ide unik di Desa Wunut, kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah itu? Menciptakan atraksi di kawasan subur yang banyak mata air itu? "Kreatif! Kaya ide! Congratulations!" puji Menteri Pariwisata Arief Yahya. (*)
Kuliner dengan gaya lesehan (Foto: Erwan/CoWasJP)
Pengunjung saat membeli tiket untuk masuk ke Theatre Alam (Foto: Erwan/CoWasJP)
Pengunjung saat mengunjungi stan aksesoris (Foto: Erwan/CoWasJP)
Pelayan tiket tetap dilakukan dengan menggunakan seragam (Foto: Erwan/CoWasJP)
Karyawan beramai-ramai membersikah piring kotor (Foto: Erwan/CoWasJP)
