Kharisma Imam Utomo dan Kopinya Fattah Yasin

Mantan Gubernur Jatim Imam Utomo (kanan) dan Dr Eddy Indrayana. (Foto: Yamin Akhmad/CoWasJP)

COWASJP.COM – ockquote>

pengantar-cowas16srmv.jpg

ADA keasyikan lain ketika gabung dalam komunitas subuhan di Masjid Nurul Iman (NI) kawasan perumahan Margorejo Indah Surabaya.

Kebiasaan ini berlangsung sudah sepuluh tahun lebih.

Adalah Mayjen TNI Purn H. Imam Utomo, Gubernur Jawa Timur periode 1998-2008, sebagai penggeraknya dan hingga kini beliau menjadi pembina pengurus masjid tersebut.

Sebagai warga di perumahan Margorejo Indah, Pak Imam bersama warga muslim lainnya membangun sebuah masjid yang cukup bagus berukuran 15 meter X 15 meter = 225 meter persegi dan diresmikan tahun 2004.

Kehidupan gubernur  kelahiran Jombang 73 tahun lalu itu dikenal religius. "Bapak sejak dulu sudah aktif subuh berjamaah," kata Ali Sa'roni mantan Kepala Biro Umum Pemprov Jatim. Bahkan tak jarang subuhan di masjid masjid di berbagai daerah saat kunjungan kerja. Sebagai Ka Biro Umum Pak Roni selalu menfampingi Pak Imam dalam setiap kunjungan kerja. Menurut Roni, bosnya itu sering bersilaturahim ke pondok-pondok pesantren bertemu dengan para kiyai. "Kebiasaan Pak Imam sejak jadi Pangdam," tambahnya.

imam-oetomo1tIVpO.jpg

Setelah masjid Nurul Iman diresmikan, entah bagaimana awal mulanya, setiap Sabtu dan Minggu banyak staf yang ikut salat subuh berjamaah. Usai mengikuti kuliah tujuh menit (kultum), panitia menyediakan sarapan sambil ngobrol berbagai hal. Ada juga staf yang memanfaatkan kesempatan itu untuk kepentingan dinas.  "Sehingga nyaris tak ada jarak antara pak gubernur dengan kepala dinas," kata Ali Sa'roni yang meskipun sudah pensiun namun masih sering ikut gabung setiap Sabtu atau Minggu.

"Karena sejak setahun ini saya lebih banyak mengurus pekerjaan di Banyuwangi, akhir akhir ini agak jarang," katanya saat ditemui di acara resepsi pernikahan putra sulung Dr Fattah Yasin di gedung Bumi Moro Surabaya, Sabtu 15 Juli 2017 lalu.

KOPI MORNING

Yang luar biasa, komunitas Sabtu dan Minggu pagi itu berlangsung sampai sekarang. Meskipun sebagian di antaranya telah purna tugas,  masih ada beberapa pejabat teras yang masih aktif bahkan super aktif.

Adalah Dr H. Fattah Yasin, Assisten II Pemprov Jatim yang selalu istiqomah mengikuti acara tersebut. "Aktivitas subuh di masjid Nurul Iman ini murni silaturahim, lillahita'ala," kata Fattah Yasin. 
Bahkan sejak beberapa tahun lalu, ayah tiga orang putra-putri ini merelakan diri jadi balista (peramu kopi profesional).

Seperangkat alat peramu kopi selalu disiapkan dan diramu sendiri oleh mantan Kepala Bappeda Prov Jatim itu. "Jadinya ini kopi termahal di dunia," kata Dr Ali Machsan Musa mantan Ketua NU Jatim, kini anggota DPR RI yang sering mengisi kultum subuh di masjid NI. 

imam-oetomo2lpSRq.jpg

Kreativitas FY dengan kopinya membuat sebagian jamaah menjadi kecanduan kopi. 

Bila FY absen karena bertugas ke luar kota, maka ada yang nyeletuk.. "Rasanya kurang lengkap, tanpa kehadiran pak FY, karena gak ada kopi," kata Dr H.Eddy Indrayana mantan Kadis PU Cipta Karya bergurau.

Akhir Juli ini tentu balistanya absen karena FY akan mendampingi Gubernur Jatim dalam kunjungan ke beberapa negara di Eropa.

Warga Margorejo Indah sendiri aktif subuh berjamaah. Sebut saja Pak Djoko yang juga besanan sama Pak Imam, Pak Bambang, Pak Boy dan saudagar real estate Pak Nur Wachid. (*)

Pewarta :
Editor :
Sumber :

Komentar Anda