COWASJP.COM – ockquote>
MASIH hangat di telinga kita, Djoko Susilo ( 54 ), mantan Dubes Swiss, meninggal akibat serangan jantung, Selasa 26 Januari pekan lalu. Memang, bukan Djoko seorang yang terenggut nyawanya akibat ada masalah kardiovaskular. Banyak, banyak sekali. Bahkan bukan hanya yang menderita diabetes atau kegemukan. Tapi mereka yang kelihatannya segar dan relatif muda juga tak luput dari "cengkeraman maut" yang terjabarkan sebagai kram otot jantung itu.
Nah, peristiwa itu pula yang menerkam Adjie Massaid ( 43 ) di awal Februari lima tahun silam. Masih terngiang di telinga kita, betapa aktor film dan anggota DPR ini tiba tiba oleng ketika tiba ruang tamu rumah malam itu. Adjie limbung di depan Angelina Sondakh, istrinya, seusai bermain futsal. Lelaki yang pernah menjadi pemeran utama dalam film" Cinta dalam Sepotong Roti" ini meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit.
Bukan cuma Adjie yang tewas akibat serangan maut itu. Masih ingat aktor dan penyanyi legendaris Benyamin S. atau pelawak Basuki? Kedua tokoh penghibur itu lunglai setelah bermain futsal dan sepak bola. Benyamin meninggal pada September 1995 di usia yang ke 56 tahun, sementara Basuki meninggal tahun Desember 2007 ketika usianya menginjak 51 tahun. Kematian mereka dipastikan oleh dokter karena kejang arteri koroner atau kram otot jantung.
Hendraal (kanan), julukan penulis di.kalangan CoWas JP bersama M. Ilham yang kini sukses dengan bisnis sembako.
Singkatnya, serangan jantung setelah olahraga. Kenapa bisa begitu? Menurut Dr. Sunyoto, dokter spesialis jantung, seseorang bisa saja terkena serangan ketika berolahraga, karena beberapa faktor. Terutama karena penderita mengabaikan kalau sering sesak napas. Kemudian di saat terlalu keras berolahraga, maka keras pula jantung memompa oksigen. Pada kondisi seperti itu sering terjadi jantung berhenti.
Sungguh, bukan olahraga penyebab serangan jantung. Tapi ada penyebab lain sebelumnya, misalnya stress, kolesterol tinggi, kegemukan, diebetes, hipertensi. "Jadi prinsipnya olahraga bukan penyebab serangan jantung. Justru memperkuat jantung.Tapi jangan berlebihan dan jangan abaikan gejala sesak napas", katanya.
Memang, ungkapan dokter ahli jantung yang sudah berpengalaman 30 ini agaknya senada dengan survey yang dilakukan oleh Prof. Hung Zhao Guang, alumni Shanghai First Medical Institut, yang menyatakan: " Gaya Hidup Sehat Akan Dapat Mencegah dan Mengurangi Secara Efektif Timbulnya Penyakit ".
Prof. Hung berkata, kenapa kini kematian sudah sering menjemput mereka yang baru berusia 50 tahun bahkan 40 tahunan? Padahal menurut World Health Organization ( WHO), usia di bawah 65 tahun tergolong usia pertengahan (Middle Age), usia antara 65 hingga 74 termasuk gologan Junior Old Age. Kemudian usia 75 sampai 90 tahun, baru tergolong Formal Old Age. Dan untuk usia 90 sampai 120 tahun digolongkan Longevity Old Age atau disebut Orang Tua Berumur Panjang.
Bersama Cak Abror di soft opening Warkop CoWas JP Tropodo Indah Waru Sidoarjo.
Nah, masalahnya sekarang masih menurut Sang Profesor, bagaimana memecahkan misteri bisa hidup sehat sampai 99 tahun, bahkan sampai 120 tahun bukan mimpi di siang hari bolong. Bayangkan bila manusia di usia 70 kemudian 80 tahun hidup sehat tanpa simpanan penyakit, maka tidak mustahil bisa memecahkan misteri usia 99 tahun, bahkan bisa mencapai 100 tahun lebih. Tapi apa mau dikata, manusia yang seyogyanya bisa hidup rata rata 99 tahun hingga 120 tahun, sekarang ini usia 70 tahun atau sekitar 60 tahun sudah meninggal. Bahkan di usia 50 dan 40 an sudah meninggal.
Semua ini terjadi karena kesalahan manusia itu sendiri. Tidak menjalani kehidupan sehat sejak dini. Sehingga di usia 45 tahun sudah mengidap jantung koroner, usia 50 an terkena stroke. "Yang memprihatinkan dari hasil survey saya di Beijing, anak yang masih SMA sudah terjangkiti hipertensi. Juga ada yang menderita arterioclerosis," ujar Profesor yang spesialisasinya bidang Sickness Prevention ini. (Bersambung )