COWASJP.COM – DI samping itu Prof. Hung juga mengemukakan bahwa mengapa pintu kematian sekarang ini semakin ternganga bagi mereka yang masih menapaki usia 50 atau setengah dari usia yang seyogyanya yakni 99 tahun. Misteri apa sehingga kita atau manusia pada umumnya tak kuasa menyusuri jalan ke batas 99?
Memang, tak mudah menjawab semua itu dengan tepat, apalagi faktor ekonomi telah berkembang dengan baik. Kemiskinan merangkak turun. Meski belum bisa dibilang makmur. Jadi faktor berkembangnya ekonomi inikah mereka mati muda? Ternyata, menurut Prof.Hung, sama sekali tidak.
"Biarkan negara dan kita makmur, tapi jangan berdampak semakin rentannya anak muda jantungan dan terkapar karena stroke, karena tersandera oleh stress yang tinggi, " ujarnya.
Menurut, Hung Zhao Guang, jangan salahkan kehidupan materi yang semakin menjanjikan.Tapi semua ini semata mata karena minimnya Pencerahan Batiniah dan Kurangnya Pengetahuan Tentang Kesehatan.
Salah satu contoh, di negara adi daya Amerika, penduduk kulit putih kebih banyak dan lebih makmur di banding penduduk kulit hitam. Tapi ternyata, si kulit putih lebih sedikit yang menderita sakit jantung, hipertensi atau stroke. Ini nembuktikan bahwa makmur tidak membuat orang mudah terserang penyakit. Terutama jantung koroner.
Apalagi pada umumnya penduduk kulit putih di Amerika adalah pekerja "berkerah putih" ( White Collar Worker ). Nah, karena mereka orang orang kantoran, maka bekal pendidikan kesehatannya lebih baik. Bukan cuma itu, pencerahan mental untuk menjaga kesehatan relatif kebih tinggi. Kesimpulannya, bila kita sekarang ini semakin banyak dihinggapi penyakit, bukan karena meningkatnya kehidupan materi kita. Tapi karena pencerahan bathin kita tidak cukup.
Bayangkan, menurut Hung, dewasa ini situasi kesehatan di dunia juga sangat memprihatinkan. Betapa tidak, saat ini penyakit yang mempengaruhi kehidupan kita, yakni jantung koroner dan stroke sudah mencapai level sangat tinggi. Bayangkan saja dua tahun lalu penduduk dunia yang meninggal akibat jantung koroner dan stroke sudah mencapai 23.000.000 jiwa.
Penulis tetap mesra dengan isteri tercintanya.
Karena itu pejabat WHO berpendapat, seandainya semua negara mengambil langkah langkah preventif. Misalnya nelakukan penyuluhan penyuluhan hingga tingkat kelompok bawah, mska kematian akibat dua penyakit itu, bisa berkurang hingga 50 persen. Karena itu Hung berpendapat bahwa, pintu kematian akan sulit terbuka apabila kita lebih dini mengenal kesehatan." Banyak orang yang mati bukan karena penyakit tapi karena ketidak tahuannya," tukasnya.
Artinya, janganlah kita mati karena keteledoran atau karena kesalahan kita sendiri. Salah satu contoh, seorang yang sudah berusia setengah baya sebaiknya bekerja sesuai dengan usianya. Jangan memaksakan tiba tiba naik ke lantai ke lantai tiga rumah dengan tergesa gesa. Padahal tidak pernah dilakukan. Apalagi dilakukan berulang ulang karena ada barang yang harus diturunkan. Inilah yang menyebabkan sangat kelelahan, sehingga berakibat napas terengah engah dan terbatuk batuk.
Bahkan bisa batuk berlendir dan berdarah. Inilah awal mala petaka itu. Karena itu Sang Profesor berpesan, hiduplah santai, jangan terburu buru apalagi usia sudah tidak muda lagi. Menurut dia makanlah secukupnya, hindari lemak lemak dan mari kita nikmati sayur sayuran yang segar. Olah ragalah secara rutin minimal seminggu dua kali. Dengan catatan sesuai usia dan kekuatan masing masing.
Usahakan minimal setahun sekali memeriksakan diri ke laboratorium kesehatan.sehingga kekurangan pada tubuh kita bisa diketahui sedini mungkin " Nah, kalau sudah hidup teratur dan menjaga kesehatan, maka angka sembilan sembilan tidak mustahil bukan lagi sebuah misteri, " ujar Prof. Hung. Insya Allah. (*)