COWASJP.COM – TIDAK semua orang setelah diwisuda bisa langsung kerja. Tidak semua mahasiswa setelah jadi sarjana langsung mendapat tempat di hati masyarakat. Tidak! Tidak semudah membalikkan tangan.
Itu juga disadari SiKemprut. Sarjana komunikasi ini sudah sepuluh tahun masih luntang lantung. Bingung cari pekerjaan yang cocok. Cocok dengan hatinya. Cocok dengan background pendidikannya. Cocok juga dengan penghasilan yang diimpikan.
Impian tidak akan menjadi kenyataan. Jika yang bersangkutan tidak menyadari. Sadar akan percepatan waktu yang memakan sisa umur manusia. Karena itulah, SiKemprit, rekan sekampusnya paling sebel sama SiKemprut.
Dia bosan dengan rengekan anak pejabat negara itu. Sudah sarjana, pinter lagi, tapi masih juga belum bisa mandiri. Setiap kali ketemu selalu mengeluh. Setiap kali mengeluh enggan mengguguh. Karena karakter SiKemprut sudah membatu.
“Apalagi yang harus saya omongkan sama kamu,” SiKemprit kesal ketika keluhan serupa disampaikan lagi saat ngopi bareng di warkop PaCowas. Sembari nyeruput kopi jahe kesukaannya, SiKemprut tetap berharap SiKemprit memberi advis soal arti kehidupan yang sebenarnya.
Hidup yang tidak sekedar bekerja. Sekedar lulus kuliah dan jadi sarjana. Sekedar cari uang. Juga tidak sekdar berilmu, tapi tidak pernah tahu fungsinya. “Hidup ini simpel, asal kita mau menjalani dengan tulus,” jelas SiKemprit yang mulai diperhatikan celotehnya.
“Maksudnya?” tanya SiKemprut. “Selain tulus juga harus punya misi,” lanjut SiKemprit. Misi hidup itu penting. “Contohnya saya,” tegasnya.
Misi hidup SiKemprit adalah suka memberi. Jika suka memberi, dia akan merasakan kebahagiaan. Dan ini menjadi pembelajaran sepanjang hidupnya. Karena itu adalah kunci keberhasilan hidup.
Dia juga ingin menjadi pendengar terbaik bagi siapa pun. Pendengar yang baik akan dapat memahami terlebih dahulu, karena memahami adalah rahasia dari pengambilan keputusan. Hal ini harus menjadi tindakan pertama dalam berinteraksi dengan keluarga, dan siapa pun yang berhubungan dengannya.
Selain itu, SiKemprut ingin setiap orang yang menjalin hubungan dengannya akan merasakan kebahagiaan dan mendapatkan manfaat yang luar biasa positif. Dia ingin menjadi pribadi yang menginspirasi banyak orang untuk mendapatkan kehidupan yang seimbang secara fisik, mental, spiritual dan sosial melalui karya tulis dan ocehannya.
“Itulah paparan salah satu contoh pernyataan Misi Pribadi saya,” jelas SiKemprit hingga SiKemprut geleng kepala. Spiritual komitmennya itulah yang membuat sensasi tersendiri. Dia berpetualang bukan mencari kekayaan duniawi. Dia mencari jati diri. Diri sebenar diri. Suka memberi walau tidak harus dengan materi.
By Pesantren Jurnalis