COWASJP.COM – ockquote>
O L E H: Imam Kusnin Ahmad
------------------------------------------
SEJAK kecil saya memang hidup di lingkungan perokok berat. Ayahku dan kedua kakakku memang perokok berat. Dan ini nampaknya sudah menjadi kebiasaan kehidupan di kampung seperti kampungku. Hampir semua orang laki-laki perokok. Kalau pun tidak, itu bisa dihitung dengan jari. Bisa dibilang dari 100 orang paling-paling hanya satu atau dua orang yang tidak perokok.
Tidak hanya di rumah. Saat saya di pesantren, walaupun hanya numpang tidur. Hampir semua teman-temanku adalah perokok berat. Bahkan ini lebih parah. Karena tidak pakai rokok jadi, tapi membuat rokok lintingan sendiri. Setiap sehabis sarapan pagi mereka berjejer untuk menikmati lintingan rokok. Begitu juga setelah makan siang.
Bahkan ada teman saya dari Magelang, namanya Badrut Tamam, tidak hanya melinting besar, rokoknya juga dicampur dengan serbuk berbau kemenyan. Alhasil kalau diisap bisa bunyi kretek-kretek. Nampaknya inilah yang mempengaruhi saya harus mencicipi rokok, meski cuma sebentar.
Tapi, salah seorang guru saya namanya Pak Imron Faishol dari Banyuwangi wanti-wanti kepada saya yang intinya jangan sampai merokok. Meski keluargaku perokok berat. ”Kang Kusnin kan senang olahraga. Kalau bisa jangan ikut merokok ya...,’’ tutur Pak Zuhri, panggilan akrab Pak Imron Faishol.
Sebenarnya pesan guru sejarah Islam ini saya patuhi. Namun, kadang-kadang kalau melihat teman-temanku merokok aku juga ingin ikut-ikutan. Apalagi, gratis tidak beli karena putra kiai saya sejak kecil sudah menjadi perokok berat dan dia satu kamar dengan saya. Alhasil, meski tidak perokok berat, kadang-kadang saya juga basa-basi ikut merokok meski tidak sampai sebatang. Kondisi ini terus sampai saya kelas dua SLTA.
Pada suatu kesempatan Pak Imron pernah melihat saya merokok dan langsung menegur. “Kang Kusnin sampean jadi atlet kok merokok. Apa napas sampean tidak cekak. Jangan merokok,’’ katanya.
Karena memang ada kepatuhan dan ia membimbing saya sejak SLTP, akhirnya saya tidak merokok lagi. Bersamaan dengan itu saya terpilih sebagai atlet pencak silat yang harus terjun di suatu kejuaraan. Setiap hari saya harus latihan fisik dan mental. Celakanya, semua pelatih saya perokok berat. Namun, saya sudah berketetapan hati untuk tidak merokok. Meski hampir setiap hari di kamarku banyak rokok berbagai merk. Alhamdulillah, sampai selesai kuliahku di salah satu perguruan tinggi swasta di Pare -Kediri. Aku berhenti merokok kira-kira sampai akhir tahun 1990. Waktu saya pindah ke Kediri, karena menjadi aktifis pemuda, lingkunganku mulai tidak sehat lagi. Hampir semuanya perokok berat. Ya..maklum tempat yang saya tempati lokasinya dekat dengan perusahaan rokok besar. Jadi, mereka setiap hari beli rokok, meski rokok jatah. Rasa sama tapi lebih murah. Kondisi ini membuat saya kambuh lagi harus mencicipi rokok.
Apalagi setelah saya gabung dengan Kang Darul Farokhi yang juga mantan wartawan Jawa Pos. Aktif sebagai wartawan pemula. Kang Darul perokok berat. Rokoknya harus rokok produk Malang yang terkenal ampeknya. Meski saya tidak merokok merek itu ... saya ambil yang lebih ringan. Tapi ya itu tadi tetap menjadi perokok. Meski agak pasif. Kondisi itu sampai aku ditugaskan ke Pamekasan, Januari 1993.
Di Madura itensitas rokok saya naik karena hampir semua perusahaan rokok yang punya biro di Madura pernah berkunjung ke kantor JP Biro Pamekasan. Hampir semua yang datang ninggali rokok. Waktu itu tidak ada keluhan sama sekali terkait dengan kesehatan saya. Meski tetap jadi atlet, pada waktu tertentu aku tetap merokok.
Pas tahun 1995 aku menemukan tambatan hati. Yakni seorang gadis asal Blitar. Saya mendapatkan itu lantaran teman silat saya. “Nin ente wis punya calon. Kalau belum ayo tak kenalkan adikku,’’ kata Sobiri teman lama saya.
Aku bilang apa adanya. Bahwa saya belum punya calon pendamping hidup. Akhirnya saya dipertemukan dengan adiknya. Dan saya cocok dengan gadis itu. Begitu juga sebaliknya. Akhirnya aku nikah pada 28 November 1996.
Hari pertama saya di Udanawu, selanjutnya ngunduh mantu di Pare Kediri. Sebelumnya waktu lamaran yang menyiapkan penyingset adalah Mbak Oemi dan almarhumah Mbak Luluk. Nungkin dulu juga potong UM (uang makan) ...ha..ha..ha.
ISTERI NGAMBEK
Begitu tahu saya merokok usai nikah, isteri saya boyong ke Madura, sambil bulan madu di Pulau Garam, tak iye. Pas hari ketiga di Madura, biasa habis mengerjakan tugas liputan, saya istirahat sambil merokok. Ketika itu istri saya tidak mau mendekat pada saya. Padahal, banyak teman saya yang ingin kenal. Dia bilang kalau saya merokok, dia tidak akan mendekat. “Mas lak sampean terus merokok saya tidak keluar dari kamar,’’ katanya.
Imam Kusnin Ahmad (penulis) dan keluarga,(Foto: cowas.com)
Lo.. ternyata isteri saya tidak suka saya merokok. ”Oh...kalau begitu mulai hari ini saya tidak merokok,’’ kata saya sekenanya saat itu.
”Janji lo mas. Sampean tidak merokok. Karena saya mual kalau bau asap rokok,’’ sambungnya.
Mulai saat itu saya tidak merokok. Tapi apa yang terjadi begitu tidak merokok? Ternyata efeknya sangat besar sekali. Apa itu? Yang pertama ketika masih merokok, biasanya saya setiap hari bisa bikin berita dua sampai lima berita dalam waktu dua sampai tiga jam. Namun, setelah tidak merokok membuat satu berita saja saja hampir tiga jam tidak jadi. Membuat lead atau kalimat pembuka berita saja mbulet setengah mati. Itu terjadi hampir dua bulan. Akibatnya, saya ditegus redaktur, Pak Bondet Santoso.
”Ka..( IKA-red). Tulisamu kok malih suloyo (jelek). Berita siji ae ngentekne bodrek 10..,’’ kata Pak San melalui telepon kantor. Itu salah satu efek yang pertama.
Kedua, saat masih merokok tubuh saya langsing, berat saya stabil sekitar 59 kg. Maklum ketika itu saya masih menjadi atlet. Namunbsetelah tidak merokok, berat saya naik drastis. Mungkin karena saya mimil snack. Sebagai pengganti rokok, sang isteri menyiapkan camilan atau snack untuk saya.
Mungkin, karena ngemil itulah badanku dari hari ke hari terus merangkak naik. Awal 72 kg, kemudian 79 kg...kemudian 81 kg. Melihat perubahan ini ketika saya ke Surabaya digojloki sama Mbak Luluk dan Mbak Oemi. ”Ka...tubuhmu kok gendut kaya gitu,’’ kata Mbak Luluk (almarhumah).
“ lWah cocok tenan susune Ka,’’ sahut Mbak Oemi ketika itu.
Isteriku yang kebetulan mendampingiku tersipu malu mendengar gojlokan kedua seniorku di JP.
Dengan gaya humoris akupun menimpali.b”Jan...cocok tenan mbak. Buktinya aku bisa gemuk,’’ kataku sekenanya. Keduanya nggak ngerti kalau badanku gemuk karena sudah tidak merokok.
Memang menurut penelitian, merokok mempunyai efek yang bisa membuat tubuh menjadi kurus, tapi tidak sehat. Kondisi ini menyebabkan banyak orang tidak ingin berhenti merokok karena khawatir akan menjadi gemuk setelahnya.
Namun pertambahan berat badan ini seharusnya tidak menghambat usaha untuk menjadi lebih sehat dengan berhenti merokok. Ini karena manfaat berhenti merokok sangat banyak dan signifikan.
Pada suatu kesempatan teman dokter saya bilang. Mengapa merokok membuat tubuh kurus? ”Begitu menghirup asap rokok, denyut jantung Anda meningkat 10-20 kali lebih banyak dalam satu menit.
Pada satu sisi, efek ini dapat menyebabkan penyakit jantung. Namu di sisi lain, penelitian mengungkap bahwa nikotin dalam rokok meningkatkan pembakaran kalori dalam tubuh dan meningkatkan kecepatan metabolisme tubuh, sehingga membuat berat badan berkurang. Metabolisme adalah proses tubuh mengubah asupan makanan dan minuman menjadi energi,’’ kata teman saya saat di sekolah dasar itu.
Tapi aku jadi tambun setelah tidak merokok? Ia mengatakan, pertambahan berat badan dapat terjadi karena ketika seseorang berhenti merokok, metabolisme tubuh kembali menjadi normal. Perubahan ini sebenarnya adalah hal yang menyehatkan karena tubuh tidak lagi dipaksa bekerja secara berlebihan.
Selain meningkatkan metabolisme tubuh, nikotin yang terkandung dalam rokok juga dapat menekan dan bahkan mengurangi nafsu makan perokok. ”Jika Anda ingin berhenti merokok, Anda lebih berisiko mengalami peningkatan berat badan,’’ katanya.
Menurutnya, orang yang berhenti merokok tidak hanya menghadapi masalah kecanduan nikotin, tapi juga perubahan dalam sensasi rasa atau mengecap sesuatu di dalam mulut. Mengonsumsi makanan dapat menjadi pelarian. Penelitian mengungkap bahwa orang yang berhenti merokok cenderung menjadi pecandu makanan manis. “Tapi ada solusi yang lebih sehat lainnya seperti mengunyah permen karet,’’ jelasnya.
Mengalihkan perhatian dari keinginan untuk merokok pada kegiatan-kegiatan yang lain seperti membaca dan olaraga. Olahraga dapat membuat hasrat untuk merokok menjadi berkurang. ”Cobalah untuk berolahraga dengan durasi total kira-kira 2,5 hingga 4 jam seminggu. Langkah ini dapat terdiri dari paduan berenang, berjalan kaki, bersepeda, atau aktivitas olahraga apa saja yang Anda sukai,’’ kata dokter tadi.
Penting untuk terus mengingat, lanjut dia, bahwa tidak apa-apa untuk mengalami sedikit pertambahan berat badan setelah berhenti merokok. Risiko ini jauh lebih kecil nilainya dibandingkan peningkatan kondisi kesehatan jangka panjang yang akan Anda dapatkan. “Begitu berhenti merokok, tubuh justru akan kembali ke pola kerja normal dan Anda punya kesempatan lebih untuk membakar kalori,’’ katanya.
Kesimpulan saya. Ternyata bisa berhenti merokok itu berangkat dari hati yang paling dalam. Pasti Anda sudah tidak asing lagi dengan peringatan “dilarang merokok”. Dua kata itu bisa dengan mudahnya dijumpai di mana saja. Sepertinya tidak mengherankan jika mengingat dampak-dampak negatif yang ditimbulkan akibat merokok pada tubuh Anda. Salah satu konsekuensi utama yang bisa Anda dapatkan dari rokok adalah menderita penyakit jantung. Diperkirakan, sebanyak 20% kematian akibat penyakit jantung terkait langsung dengan kebiasaan merokok.
Kenapa rokok begitu berbahaya? Apa saja efek negatif lainnya dari rokok?
Kata teman saya “Lihat saja kandungan yang terdapat pada sebatang rokok. Lebih dari 4000 bahan kimia terdapat di dalamnya. Ratusan di antaranya zat beracun dan sekitar 70 bahan di dalamnya bersifat kanker. Bahan-bahan berbahaya pada sebatang rokok. Antara lain karbon monoksida. Zat yang kerap ditemukan pada asap knalpot mobil ini bisa mengikat diri pada hemoglobin dalam darah secara permanen sehingga menghalangi penyediaan oksigen ke tubuh. Hal tersebut membuat Anda cepat lelah,’’ jelasnya.
Tar ketika merokok, menurutnya, kandungan tar di dalam rokok akan ikut terisap. Zat ini akan mengendap di paru-paru Anda dan berdampak negatif pada kinerja rambut kecil yang melapisi paru-paru.
Padahal rambut tersebut bertugas untuk membersihkan kuman dan hal lainnya keluar dari paru-paru Anda. Begitu juga dengan Gas oksidan "Gas ini bisa bereaksi dengan oksigen. Keberadaannya pada tubuh lebih meningkatkan risiko stroke dan serangan jantung akibat penggumpalan darah,’’ tambahnya.
Bahan lainnya kata dia. Benzene. “Zat yang ditambahkan ke dalam bahan bakar minyak ini bisa merusak sel pada tingkat genetik. Zat ini juga dikaitkan dengan berbagai jenis kanker seperti kanker ginjal dan leukimia,’’ terang teman saya.
Selain bahan-bahan di atas, masih banyak kandungan beracun pada sebatang rokok seperti arsenic (digunakan dalam pestisida), toluene (ditemukan pada pengencer cat), formaldehyde (digunakan untuk mengawetkan mayat), hydrogen cyanide (digunakan untuk membuat senjata kimia), dan cadmium (digunakan untuk membuat baterai).
“Ketika Anda merokok, Anda akan lebih mungkin terkena serangan jantung. Perokok berisiko dua hingga empat kali lebih tinggi menderita penyakit jantung. Risiko lebih tinggi lagi jika Anda perokok wanita yang sedang mengonsumsi pil KB,’’ tandasnya.
Pada suatu kesempatan aku pernah periksa pada seorang dokter ahli di Blitar? Alhamdulillah. hasil cek dan diagnosis saya dinyatakan tidak memiliki penyakit dampak dari merokok. Apa itu jantung, paru-paru dan lainnya
"Alhamdulillah Pak Kusnin sampean sehat. Tidak ada gejala apa.Jantung sampean baik.Begitu juga dengan paru-paru sampean..Meski dulu sampean sempat jadi perokok.Tapi tidak sampai mempengaruhi tubuh sampaen. Mungkin karena sampean rajin olaraga dan berdoa,’’ kata dokter tadi berseloroh.***