COWASJP.COM – ockquote>
Laporan Eksklusif: Kamal Mushthofa
----------------------------------------------------
dari Dubai
GULFOOD, pameran produksi pangan terbesar di dunia, membahana ke seluruh belahan bumi. Efektivitasnya dirasakan oleh seluruh pejabat perusahaan level tertinggi. Tak ada waktu yang sia-sia. Tak ada biaya terhambur percuma.
Berapa pun anggaran yang dibenamkan akan berbuah sangat produktif. Ini terlihat dari tebaran senyum semua peserta. Tak ada gumam gerutu. Semua menebar senyum. Itulah yang bisa saya lihat kasat mata.
Kini perhelatan akbar usai sudah. Lima hari area pameran, 21–25 Februari 2016, menjadi saksi proses ribuan transaksi. Bahkan puluhan ribu negosiasi bisnis: produsen dan user. Supplier dan buyer.
Tak ada hingar-bingar upacara penutupan. Mulai pukul 14.00 waktu setempat, pengunjung berangsur surut. Disusul aksi petugas properti. Berkemas. Sampai saat adzan Maghrib berkumandang area perhelatan pangan sedunia itu pun sepi.
Dubai World Trade Center berubah sepi. Namun, bagi para peserta berakhirnya event Gulfood adalah berkibarnya bendera start. Saatnya mesin perusahaan menderu melakukan eksekusi beberapa kontrak yang sudah dikantongi. Bak deru mesin MotoGP atau Formula One yang siap melesat adu cepat.
Saatnya mereka memacu engine menapaki putaran minggu dan bulan. Semua beradu hebat dalam kurun waktu setahun. Mereka sepakat sama-sama menjalankan komitmen sampai di garis finis: Gulfood 2017.
Corner Indonesia di Gulfood 2016. (Foto: CoWasJP.com)
Event organizer Gulfood tak mau menggerakkan Gulfood tahun depan mulai dari nol. Personil organizer sudah menyiapkan form roll over. Sebuah form yang disiapkan bagi peserta untuk berpartisipasi tahun depan. Prioritas booking stan diberikan kepada pengguna stan tahun ini. Bila mereka tidak booking, baru organizer membuka kesempatan bagi peserta baru. Exelence.
Sistem roll over ini, tampaknya, jadi kunci sukses Gulfood. Peserta pameran selalu bertambah dari tahun ke tahun. Paling kurang berdasarkan data permohonan yang masuk, stan Gulfood ke-22 tahun 2017 sudah di-booking lebih dari 80 persen.
SEMUA HARUS ANTRE, TAK ADA SLONONG BOY
Investigasi random 26 peserta, semuanya menyatakan sudah booking stan untuk tahun depan. Bila ada yang melepas stannya, ternyata mereka hanya pindah blok. "Mencari yang lebih pas buat produk kami," kata general manager perusahaan Herbal Srilanka.
Organizer pun layak tersenyum. Seiring dengan masuknya form roll over, berarti budget anggaran Gulfood ke-22 tahun 2017 mengalir masuk rekening perusahaan. Bisa jadi, profitnya sudah bisa dinikmati. Bagaimana tidak? Bersamaan dengan memasukkan form, peserta harus membayar. Besarannya beragam. Ada yang harus bayar full. Ada yang 50 persen. Sayang, tidak ada konfirmasi akurat tentang dasar pengenaan persentase.
Satu-satunya info yang saya dapat bersumber dari Ķonsulat Jendral RI Dubai. Dipastikan semua peserta tahun ini akan tampil lagi tahun depan. Mereka langsung bayar sekarang, tak peduli harus bayar berapa persen. "Peserta baru harus antre, Mas. Tak bisa langsung dapat tempat," kata Economic Affair KJRI Dubai Temu Alam.
Sudut ruang promosi dari produk dari Indonesia. (Foto: CoWasJP.com)
Menurut Pak Temu, Gulfood sangat efektif. Pengelolanya profesional. Pesertanya selalu over. Tambahan bangunan dan area tetap saja tak mampu menyerap daftar antrean peserta. Luar biasa.
Indahnya pameran bisnis, menurut dia, bergantung pada keberhasilan deal transaksi. Itu sebabnya, kami berusaha mendapatkan info lebih detil dari KJRI. Agar memberikan gambaran yang jelas bagi pembaca CowasJP.com.
***
Alhamdulillah. Kami (K) mendapat kesempatan ngobrol ringan dengan Economic Affair KJRI Dubai, Temu Alam (T). Berikut petikannya:
K: Assalaamu'alaikum..
T: Wa'alaikumus salam wa rahmah wa barakah. Kapan datang? Ada agenda apa? Ikut pameran yaa? Mari-mari kumpul dengan keluarga kita disini. Itu ada Bang Din, Ustad Zulkayan, Mas Adi. Kebetulan nih. Pas kita pengajian.
K: Alhamdulillah. Syukron ustadz.
T: Gak pa-pa. Ini keluarga kita semua kok. Biar akrab. Jadi, pas lain waktu ke sini lagi, sudah banyak saudara baru di sini.
K: Ya ustadz. Kebetulan, ini saya bawakan oleh-oleh istimewa. Saya bawa khusus dari Nganjuk: JAHE INSTAN COWAS.
Penulis (kanan) dan Economic Affair KJRI, temu Alam. (Foto: CoWasJP.Com)
T: Wow syukron katsir. Bagus ini. Boleh untuk tambahan produk pameran di Umm Al-Quinn bulan depan. Pameran ini khusus Indonesia lo. Semua biaya stand ditanggung pemerintah. Kalau dari sana (Indonesia) ada yang mau ikut, silakan. Malah bagus. Mumpung standnya juga gratis bagi peserta. Ada juga nanti bulan Juli: Gullfood.
K: Memangnya Gulfood digelar dua kali setahun ustadz?
T: Nggak dong. Itu sebenarnya perpanjangan dari Gulfood sekarang ini. Sekarang ini kan dibatasi. Yang manufaktur gak masuk sini semuanya. Jadi yang belum bisa berpartisipasi di sini boleh berpartisipasi besok Juli. Walaupun acaranya tidak sebesar sekarang, tapi tetap potensial. Peminatnya masih besar juga lo. Berkunjung lagi kan? Atau mau ikut pameran?
K: Insya Allah Ustad. Mohon doanya. Kembali ke Gulfood yang baru berakhir, seperinya sangat efektif ya Ustadz?
T: Besar sekali. Memang, kalau kami amati dari tahun ke tahun, tidak pernah surut pesertanya. Bahkan, nambah terus. Memang, ada satu dua yang mundur. Tapi, yang ngantre jauh lebih banyak. Setahu saya, baik dari forum-forum formal maupun dari media, pameran ini bagus sekali. Sangat efektif. Daya tariknya sangat kuat.
Dari sisi pengunjung, tahun lalu memang kelihatan lebih padat. Lebih banyak yang hadir. Tapi informasi yang beredar di kalangan peserta, tahun ini jauh lebih efektif.
Suasana di halaman KJRI Dubai. (Foto: CoWasJP.Com)
Gulfood memang sangat diminati. Karena satu-satunya pameran pangan kelas dunia di Dubai, hanya Gulfood itu. Begitu besarnya animo peserta, antrean peserta baru sangat panjang.
K: Apakah karena birokrasi pendaftarannya rumit?
T: Tidak ada yang rumit. Tidak ada birokrasi berbelit. Kuncinya hanya satu. Sabar untuk antre. Demikian juga bagi saudara-saudara kita dari Indonesia. Semua harus sabar ngantre untuk bisa dapat stan.
Alhamdulillah, di Gulfood tahun ini kita dapat tambahan 6 stan. Selain itu, ada 4 perusahaan luar yang out. Alokasinya dikasih ke kita. Sehingga kita dapat tambahan 10 stan. Alhamdulillah.
Ķ : Antrean peminat dari Indonesia banyak Ustadz?
T: Alhamdulillah lumayan. Mau ikut? Tapi, ya itu tadi. Harus sabar ngantre. Gak bisa main slonong. Sampai sekarang, yang tercatat di daftar antrean kita ada 34 perusahaan.
Kemarin ada yang sempat marah-marah kepada kita. Dia protes karena gak dapat stan. Ya saya sampaikan, di sini aturannya tegas. Gak ada slonong boy. Bila memang gak ada lagi plot buat kita, ya harus sabar. Nunggu dapat jatah antreannya.
K: Melihat padatnya transaksi dan pengunjung, kenapa jumlah harinya tidak sitambah?
T: Nah itu otoritas penyelenggara. Biasanya, di negeri ini otoritas sangat kuat mempertahankan aturan mainnya. Pasti mereka punya pertimbangan-pertimbangan strategis tersendiri. Tahun ini tetap digelar 5 hari. Targetnya bisa menyedot lebih dari 85 ribu pengunjung. Jumlah peserta hampir 5 ribu perusahaan. Persisnya 4.800 kapling yang disiapkan. Semua full booked. Mereka berasal dari 120 negara. Selain itu masih ada blok besar yang jumlahnya 117 paviliun komersial dan industri. Ada tambahan 5 paviliun dibanding tahun lalu.
Salah satu sudut ruang promosi dari produk Indonesia lainnya. (Foto: CoWasJP.com)
Meski begitu, antrean tetep saja panjang. Bahkan terus makin panjang. Karena itu, kalau ingin masuk, cepet saja daftar. Nanti kita bisa bantu memasukkan antrean. Siapa tahu ada peluang kayak tahun ini. Ada peserta negara lain yang off. Kan antrean kita bisa maju. Bila belum masuk antrean, gak mungkin kita masukkan.
****
BERKAT BANTUAN AREK MADIUN
Itulah sekelumit informasi tentang Gulfood yang bisa kami dapatkan dari KJRI. Semuanya dibeberkan oleh Pak Temu dengan santai dan runut. Nuansa kebapakan dan kekeluargaannya kental.
Kebetulan, waktu itu sedang ada acara pengajian bulanan IMA (Indonesian Moslem Association) di KJRI Dubai. Pematerinya Ustadzah Rina Fadriana, judul: "Nikmatnya mengingat Allah." Pengajian bulanan ini diharapkan bisa mempererat persaudaraan antarwarga Indonesia di Dubai.
"Jumlahnya cukup banyak. Sekitar 20 ribu orang," kata Ustadz Zukayan yang sempat kami ajak ngobrol.
Suasana kekeluargaan antarwarga sangat terasa. Tak seorang pun dari hadirin yang kami kenal. Tapi, semua petugas KJRI terasa seperti saudara yang sudah lama kenal. Nyaman sekali.
Pengajian diakhiri dengan salat Maghrib berjamaah. Selesai salat, kami bersama-sama ke halaman untuk kondangan. Makan malam bersama seluruh warga yang hadir. Tak ada beda kasta, jabatan dan golongan. Semuanya menyatu. Termasuk Konjen Dubai, Arzaf Fachrezy Firman. Semuanya bersantap malam di atas tikar plastik.
Lokasinya, di halaman Kantor Konjen di Dubai. Tepatnya di Al-Mina Road, Hudaiba Community 322 Villa No. 1 Dubai. Sekitar 25 menit perjalanan dari hotel tempat kami menginap.
Syukuran dan makan bersama di KJRI Dubai. (Foto: CoWasJP.Com)
Suasana ini menggelitik saya untuk menggali info lebih banyak. Terutama info tentang peluang bisnis. Kami coba mendekati Uda Abeng. Dia punya tempat sangat menarik bagi yang ingin mempekenalkan produk baru. Pemuda asal Palembang ini mengelola Indonesian Corner: tempat pejengan produk-produk Indonesia.
Dia persilakan peminat yang ingin memajang produknya di outlet-nya. Tidak besar memang. Hanya 4 X 5 meter. Tapi, cukup efektif untuk pengenalan produk. Paling kurang akan diserap oleh WNI yang di tinggal di Dubai. "Jahe Cowas boleh juga koq dipajang di sini," katanya sembari menebar senyum.
Kami juga ketemu Adi (Didi Hermawan Sherly), warga asli Pagotan, Madiun. Dialah yang menyelamatkan kami untuk bisa berangkat ke Dubai kali ini. Maklum, keputusan berangkat atau tidak sangat mepet. Tinggal lima hari. Tak ada satu biro travel pun yang sanggup menguruskan visa. Waktunya terlalu mepet.
Alhamdulillah, atas bantuan Adi inilah semua urusan tuntas. Saya pun bisa berangkat ke Dubai dan membagikan informasi kepada CowasJP.com. "Bila ada kesulitan, cepat hubungi saya mas," kata Adi.
Adi mengaku sangat bahagia bisa membantu saudara-saudara setanah air. Termasuk pengusaha-pengusaha muda Indonesia yang ingin berkunjung ke Dubai. Ingin ikut acara Gulfood atau pameran-pameran lain. Monggo. Atau sekadar ingin menyaksikan kehebatan Dubai sebagai kota sentra bisnis di ZonaTeluk? Boleh.
"Mas Kamal bisa membantu koordinasi di Indonesia, yang di Dubai biar kami semua yang mengurus. Biar para pebisnis muda kita kaya wawasan. Insya Allah banyak pelajaran yang bisa kita petik," tandasnya.
Sampai jumpa lagi di Gulfood ke-22 pada 26 Februari - 2 Maret 2017. (Foto: CoWasJP.Com)
Terima kasih Uda Abeng. Terima kasih Mas Adi. Terima kasih Pak Temu Alam. Terima kasih Pak Konjen. Terimakasih semuanya. Semoga Allah membalas kebaikan panjenengan semua.
Tulisan ini adalah akhir laporan kami dari arena pameran pangan terbesar di dunia: Gulfood. Kini kami menunggu jadwal kedatangan pesawat yang menerbangkan kami kembali ke tanah air tercinta.
Kami ingin singgah di Singapura dan Kuala Lumpur. "Towo-towo mainan ekstrak asli Nganjuk, Rek. JAHE COWAS: Eco. Waras. Tur sehat dan menyehatkan. Dongakno lancar ya lur duluuur. Matur nuwun. Sampai jumpa lagi di Gulfood 2017. Mandar mugo bisa berangkat sak kompi. Amin. Wassalam. Merdeka!!! ***
Berita-berita Terkait Lainnya ada CoWasJP.com Klik Di Sini