COWASJP.COM – ockquote>
O l e h: Imam Kusnin Ahmad
-----------------------------------------
AKHIR tahun 2015 lalu kami berkunjung ke Negeri Ringgit Malaysia. Selama lima hari di sana, dua hari menginap di Kuala Lumpur, tiga hari menginap di Johor Baharu.
Di Kuala Lumpur kami tidak bisa banyak jalan-jalan ke tempat wisata. Waktu kami tersita untuk kegiatan dan kegiatan. Namun, kami masih sempat mengunjungi Kota Putrajaya. Yakni, pusat pemerintahan administratif di Negeri Jiran itu.
Wilayah ini menjadi sebuah kota modern yang dilengkapi berbagai fasilitas mewah. Putrajaya memang telah memberikan catatan pada sejarah baru mengenai perencanaan kota modern di negeri ini. Malaysia sebagai negara yang berpenduduk mayoritas Muslim, pusat keislaman, dan tempat ibadah menjadi hal terpenting.
Untuk itu, saat pemerintahan dipimpin oleh Datuk Mahathir Muhammad, di wilayah Putrajaya didirikan dua masjid besar yang bersebelahan dengan kantor pemerintahan Perdana Menteri Malaysia, yang bernama Masjid Putra Jaya dan Masjid Besi. Kami akan menulis Masjid Putra Jaya saja.
Masjid ini mulai dibangun 1997 dan selesai dua tahun kemudian. Letaknya berhadapan dengan Danau Putrajaya. Dari masjid ini terlihat dengan jelas keindahan danau yang luas dan kawasan seantero Putrajaya yang asri.
Masjid yang elok nan megah ini diperuntukkan pegawai pemerintah, pegawai kantor perwakilan negara sahabat di Putrajaya, duta besar dan korps diplomatik, serta masyarakat Muslim yang tinggal tak jauh dari lokasi tersebut.
Bangunan ini merupakan salah satu fasilitas yang disediakan oleh pemerintah federal Malaysia bagi kota pusat pemerintahan baru Malaysia di Putra Jaya, dan tentu saja menjadi salah satu ikon dari sederetan gedung-gedung indah di Putrajaya.
“Nama Masjid Putra Jaya diambil dari nama Mantan Perdana Menteri Malaysia pertama, Almarhum Tunku Abdul Rahman Putra Al Haj, merupakan salah satu bentuk penghormatan rakyat dan pemerintah Malaysia kepada beliau,’’ungkap Moh.Mahmud, salah satu tour guide kami selama di Malaysia.
Lokasinya berada di tepian danau buatan yang dibangun mengelilingi Putrajaya. Membuatnya tampak seperti masjid terapung bila dilihat dari kejauhan seberang danau.
Masjid Putra dirancang oleh Y. Bhg. Dato’ Dr. Nik Mohamad Bin Mahmood dari Kumpulan Senireka Sdn. Bhd. Pembangunan masjid ini menghabiskan biaya sebesar RM (Ringgit Malaysia) 250 juta = Rp 787 miliar). Biaya perawatannya saja RM 100 ribu = Rp 315 juta per bulan.
“Masjid Putra dibangun dengan memadukan arsitektur Timur Tengah dan arsitektur tradisional Melayu. Dibangun di tanah seluas 1,37 hektar, dihitung dari sejak pintu masuk utama masjid hingga bangunan masjidnya sendiri. Bangunan masjid ini begitu indah. Dipandang dari kejauhan tampak masjid universal lengkap dengan kubah dan menara yang terpisah dari bangunan utama masjid. Ornamen bernuansa Melayu menghias exterior dan interior masjid ini,’’ kata Mahmud.
Ruang salat utama Masjid Putra berciri minimalis dan menarik, luas dan tanpa sekat sama sekali. Bangunan masjid ditopang 12 tiang utama. Ruang salat utama ini berada di lantai G dan mampu menampung 8.000 jemaah laki-laki. Sedangkan jemaah wanita ditempatkan di ruang salat lantai 1 dengan kapasitas 2.000 jemaah.
Selain untuk salat wajib lima waktu, ruang salat utama ini juga dipakai untuk aktivitas-aktivitas yang diselenggarakan oleh Masjid Putra Jaya. Atau oleh pihak lain untuk penyelenggaraan salat sunat hajat, pembacaan Yasin tahlil dan doa selamat, taskirah (kuliah agama), upacara akad nikah, dan acara acara lain yang layak diselenggarakan di dalam masjid.
“Masjid Putra juga dilengkapi dengan sebuah ruang yang mereka sebut sebagai Ruang Legar (Ruang Serbaguna) berkapasitas 400 orang. Ruang ini biasa digunakan untuk urusan pendaftaran program-program yang diadakan di masjid. Terutama bila program tersebut menggunakan Auditorium.
Mengingat letaknya yang berada di antara ruang jamuan dan auditorium, ruang ini biasa digunakan sebagai tempat jamuan makan bilamana ruang jamuan yang tersedia tidak dapat menampung jumlah tamu yang hadir,’’ jelas Mahmud.
Bangunan tersebut juga dilengkapi dengan sebuah perpustakaan yang memiliki koleksi hingga 10.193 buku, sesuai tiap tingkatan usia. Mulai dari kanak kanak prasekolah, pelajar dan mahasiswa, pegawai dan karyawan, hingga masyarakat umum.
Sejauh ini koleksi perpustakaan Masjid Putra hanya boleh dibaca di perpustakaan. Nelum bisa dipinjamkan dan dibawa ke luar area perpustakaan. Kecuali bagi pegawai Masjid Putra dengan melalui prosedur tertentu.
Buku-bukunya cukup beragam. Mulai dari kitab-kitab Fikih, Hadis, Tafsir Al-Quran, Sirah, Undang-undang, Akidah, Tasauf Khutbah, kamus, ensiklopedia, buku motivasi, majalah bercorak kekeluargaan, novel, buku cerita kanak-kanak, majalah PC dan sebagainya.
“Tempat ibadah ini juga dilengkapi dengan dua ruang kuliah berkapasitas masing masing 70 - 80 orang. Biasa digunakan untuk program-program pengajian Masjid Putra sepanjang tahun. Siang ataupun malam, setiap hari termasuk ahir pekan. Ruang ini juga digunakan untuk aktivitas diskusi dan rapat formal ataupun informal, terutama yang menggunakan LCD karena ruang kuliah tersebut dilengkapi dengan fasilitas LCD,’’ urai teman saya yang berasal dari daerah Senai Johor Baharu.
ADA LAYANAN JENAZAH
Layanan pengurusan jenazah Masjid Putra dibuka 24 jam dan siap beroperasi setiap saat. Dilengkapi dengan peralatan pengurusan jenazah. Tempat untuk memandikan jenazah yang lebar dan peralatan mengafani jenazah. Juga disediakan ruang tunggu bagi anggota keluarga yang menunggu proses pengurusan jenazah selesai. Layanan ini termasuk penyelenggaraan salat jenazah hingga kereta jenazah, pemakaman hingga talqin kubur.
Pembangunan Masjid Putra memang bervisi untuk menjadikannya sebagai institusi ibadah, mengembangkan Ilmu pengetahuan, dan membangun persatuan ummat Islam menjelang tahun 2014.
“Pengelola Masjid Putra juga berkomitmen untuk menjadikan masjid Putra sebagai institusi yang unggul dalam berbagai bidang. Memastikan salat berjamaah diselenggarakan pada awal waktu, menyelenggarakan program pendidikan bagi anak-anak, remaja hingga dewasa. Masjid Putra memang nyaman untuk beribadah. Bersih dan merebakkan suasana aman dan tenang bagi jamaah. Masjid juga menyelenggarakan kegiatan-kegiatan hari besar Islam dan hari besar nasional,’’ katanya.
Masjid Putra juga bertujuan untuk menjadi standar model dalam aspek pengurusan dan penyelenggaraan Masjid di seluruh Malaysia. Masjid Putra juga bertanggung jawab dalam merancang dan mengurus aktivitas sosial, pengurusan jenazah, dan aktivitas sosial lainnya. Termasuk kursus-kursus dan penyelenggaraan pelatihan.
Antara lain kursus pengurusan jenazah, pendidikan pranikah, pengajian khusus bagi mualaf, seminar sosial, dakwah, konseling agama Islam, masalah rumah tangga, dan pengelolaan zakat.
Seorang ustadz khusus bertanggung jawab atas kegiatan tersebut. Termasuk kegiatan Yasinan dan doa mingguan, kuliah Subuh, Program Qiamullail, Program Iktikaf Ramadhan, Salat Sunat Hari Raya Idul Fitri & Idul Adha, Bengkel Khutbah, Kursus Tahsin Qiraah Imam dan Bilal Masjid-masjid Utama, Kursus Asas Imam dan Bilal Masjid/Surau Putrajaya.
Karena saat itu masih pagi, sekitar pukul 08.15 waktu setempat, kami hanya sempat salat sunah tahiyatul masjid dan salat sunat dhuha bersama isteri. Setelah itu, kami meluncur ke Johor Baharu. (bersambung