COWASJP.COM – ockquote>
Oleh: Imam Kusnis Ahmad
--------------------------------------
JIKA berkunung ke Malaysia, jangan lupa mampir ke salah satu masjid ternama di Johor Bahru Malaysia. Masjid Sultan Abu Bakar. Masjid ini terletak di atas bukit, dekat pusat kota Johor Bahru. Masjid ini peninggalan yang indah dari kebesaran Kerajaan Johor di masa lalu.
Kami singgah di Johor Baharu tiga hari. Masjid ini dibangun oleh Sultan Abu Bakar bin Temenggong Daeng Ibrahim. Beliau memerintah 1862-1895.
Konon di era kepemimpinan Sultan Abu Bakar, Johor mengalami perkembangan ekonomi yang pesat. Rakyatnya hidup makmur dan kerajaan bisa mendirikan berbagai bangunan megah dan besar.
Salah satunya adalah Masjid Sultan Abu Bakar ini.
Pembangunan masjid berlangsung setelah ibukota Kerajaan Johor dipindahkan dari Teluk Belanga di Singapura ke Tanjung Puteri, sebuah kampung nelayan yang kemudian diberi nama Johor Bahru oleh Sultan Abu Bakar.
Pemindahan ini terjadi tahun 1866. Seiring dengan itu dibangun pula berbagai bangunan untuk melengkapi kebutuhan pusat kerajaan yang baru. Masjid Agung ini yang dibangun pada 1892 dan rampung pada tahun 1900. Diperkirakan, waktu itu, menghabiskan RM 400 ribu = Rp 1,26 M.
Masjid Sultan Abu Bakar merupakan salah satu warisan sejarah yang dilindungi oleh Kerajaan Malaysia. Sebagai lokasi wisata, masjid ini terbuka setiap hari untuk dikunjungi para wisatawan dari pukul 09.00 sampai 16.00 tanpa dipungut biaya. Hanya hari Jumat masjid ini tertutup untuk kunjungan wisata.
Tidak ada larangan bagi siapa pun untuk masuk ke dalamnya sambil menikmati goresan arsitektur di dinding dan tiang masjid. Namun khusus bagi wanita yang sedang datang bulan, diharapkan menunggu di luar saja.
Hampir serupa dengan beberapa bangunan masjid lama di rumpun negeri Melayu, arsitektur masjid ini merupakan gabungan arsitektur India Muslim, Persia, dan Eropa Klasik dengan denah masjid berbentuk segi empat.
Bangunan bercirikan seni Moghul dan tradisional dengan mengaplikasikan konsep bumbung limas. Dinding masjid mempunyai kemasan yang dihiasi dengan plaster berukir, seperti yang digunakan pada atap, pintu, dan tiang masjid. Panel-panel marmer di permukaan lantai masjid diimpor dari Italia. Kaca berwarna di atas kubah diimpor dari Venice.
Foto: Kusnin/CoWasJP.com
Sisi kiblatnya tampak lebih panjang. Unit utama merupakan ruang sholat dengan atap yang berbentuk limas tunggal, tidak bertumpuk dengan empat menara di setiap sudut masjid.
Masjid Sultan Abu Bakar berlokasi sangat strategis di atas bukit, di Pantai Lido menghadap ke Selat Tebrau yang memisahkan daratan Malaysia dengan Singapura. Jalan Masjid Sultan Abu Bakar 80990 Johor Bahru, Johor Darul Takzim Malaysia, bersebelahan dengan Kompleks Islam Johor.
Dari halaman belakang masjid inilah negara Singapura terlihat sangat jelas. Sedangkan di bagian pinggir halaman ada beberapa pedagang souvenir lokal, yang siap menyambut dengan ragam aneka pernik yang siap dibawa pulang.
Masjid ini adalah masjid lama tercantik di Malaysia. Sesuai dengan prasasti yang ada, masjid ini dibangun pada 1 Muharam 1310 Hijriyah atau bertepatan dengan 26 Juli 1892 Masehi. Atas prakarsa Sultan Abu Bakar.
Pembangunan disempurnakan oleh Sultan Ibrahim (1895-1959) pada 1 Syawal 1317 atau 2 Februari 1900 Masehi. Nama masjid ini diambil dari nama inisiatornya, yakni Sultan Abu Bakar atau yang terkenal dengan sebutan sebagai Bapak Johor Modern.
Bangunan masjid merupakan hasil kreatif dua arsitek asli kelahiran Johor Bahru, yakni Haji Butawif bin Haji Mohamad Arif dan Dato’ Yahya bin Awaluddin. Masjid ini bisa menampung sekitar 2.000 orang jamaah lebih.
Memiliki empat menara di setiap sisi. Menara di sisi utara menyatu dengan pintu masuk utama. Yang lainnya berada di sisi timur yang menghadap Pantai Lido, sisi kiblat, dan sisi selatan. Denah fondasi menara berbentuk segi empat bujur sangkar yang menjorok ke luar dari ruang utama (ruang untuk sholat).
Di menara sisi utara dan selatan, terdapat plengkung model Romawi. Setiap menara memiliki empat lantai. Pada lantai dua, denahnya berbentuk bujur sangkar, sedangkan lantai tiga dan empat berdenah segi delapan, dengan puncak yang berbentuk kubah kecil bersisi delapan model Persia.
Setiap lantai dihiasi dengan balustrade yang berbentuk dentil (hiasan yang berderet mirip dengan susunan gigi). Sudut -sudut menara terdapat pilaster dengan alur-alur (molding), dan pada setiap dua pasang pilaster, terdapat jendela.
Hiasan ini menunjukkan adanya pengaruh seni arsitektur yang berkembang di Eropa pada era Renaissance. Hiasan amortizement yang terdapat pada ujung atas pilaster semakin menunjukkan adanya pengaruh klasik Eropa, terutama era Renaissance.
Penulis sempat salat Dhuhur dan Ashar di masjid ini dengan dijama’ ta’khir plus koshor. Sebab, kami datang pas masuk waktu sholat Ashar. Bersama dengan kami, ikut salat jamaah dengan di jama’ khosor rombongan dari Negeri Kedah. Benar-benar nyaman ibadah di masjid tersebut. Silahkan mampir ke masjid nan megah ini bila anda berkunjung ke Malaysia.
Bagi yang senang wisata kuliner, mikmatilah berbagai sajian ikan laut. Tak jauh dari masjid berjejer kios-kios penjual makanan. (habis)
Baca Berita Sebelumnya: Kehebatan Dua Masjid Besar di Malaysia (1)
Baca dan Simak Berita Lainnya di CoWasJP.Com. Klik Di Sini