COWASJP.COM – ockquote>
C a T a T a N: JOKO INTARTO
------------------------------------------------
Konsultan dan Praktisi Bisnis Media
SUNGGUH tak terduga. Madura United akhirnya berhasil menembus final turnamen sepakbola Piala Gubernur Kaltim 2016. Di semifinal Rabu 9 Maret 2016 malam, mereka mengandaskan Persiba Balikpapan dengan skor 5 – 4 dan Arema Malang dengan skor 4 – 1. Kedua pertandingan berakhir dengan adu penalti. Dramatis!
Madura United menembus final? Benarkah? Bukankah klub besutan Achsanul Qosasi ini hanya ditargetkan menembus semifinal?
‘’Bagi saya, bisa masuk semifinal saja sudah serasa juara. Apalagi, kemenangan ini diraih dengan susah payah melalui adu penalti yang berlangsung dramatik,’’ kata Achsanul Qosasi, Presiden Madura United dalam pernyataan resminya.
Babak semifinal Piala Gubernur Kaltim itu digelar dengan ‘’sistem trofeo’’. Dalam sistem ini, tiga tim saling berhadapan selama 45 menit. Bila dalam 45 menit skor masih imbang, maka pemenangnya ditentukan lewat adu penalti.
BACA BERITA SEBELUMNYA: Madura United Mesin Penggerak Potensi
Madura United v Persiba Balikpapan
Kemenangan Madura United atas Persiba yang berlangsung di Stadion Aji Imbut, Tanggarong, Rabu (9/3) itu memang berlangsung dramatik.
Tim yang berjuluk Pasukan Sappe Kerab itu sebenarnya telah membuka kemenangan pada 8 menit pertama, saat Fabiano Beltrame berhasil menjebol gawang Persiba yang memanfaatkan umpan dari sepak pojok. Sayangnya, pada menit ke-31, Reza Mustofa dari Persiba berhasil menyamakan kedudukan.
Duet Reza dan Boakay Foday berhasil menyarangkan bola ke gawang Madura United. Skor imbang pun bertahan hingga pertandingan usai yang berlanjut dengan adu penalti.
Dari lima eksekutor Madura United, Fabiano yang ditunjuk sebagai jagal pembuka gagal menyarangkan bola. Empat eksekutor lainnya juga berhasil mencetak gol. Mereka adalah Pablo Rodrigues, Gilang Ginarsa, Engel Berd Sani dan Toni Mossi.
Dari lima eksekutor Persiba Balikpapan, dua gagal menjebol gawang Madura United. Mereka adalah Ghozali Siregar dan Kohn Dirkir Gley. Sementara tiga lainnya berhasil menembus gawang Madura United, yakni Foday, Rahel Radiansyah dan Gery Mandagi.
Persiba Balikpapan v Arema Malang
Pada partai kedua atau laga 45 menit kedua, Persiba Balikpapan harus berhadapan dengan Arema Malang. Dalam putaran 45 menit, Arema Malang berhasil menekuk Persiba Balikpapan dengan skor 1 – 0 melalui tendangan Dendi Santoso pada menit ke-34.
Madura United v Arema Malang
Babak ketiga atau 45 menit ketiga antara Madura United melawan Arema Malang juga harus berakhir dengan adu penalti. Empat eksekutor Madura United, masing-masing Toni Mossi, Fabio Rodrigues Aracil, Gilang Ginarsa dan Engelberd Sani, sukses menjebol gawang Arema Malang.
Sementara itu, hanya Benny Wahyudi dari Arema yang berhasil menyarangkan bola ke gawang Madura United. Empat eksekutor lainnya, yakni Raphael Maitimo dan Esteban Vizcarra gagal total.
Madura United pun dinyatakan menang atas Arema Malang dengan skor 4 – 1.
Sosio-Kultural Madura
Pernyataan Achsanul Qosasi (AQ) terhadap keberhasilan Madura United, rasanya tidak berlebihan. Sebab, Madura United dilihat dari usianya, masih seumur jagung. Rekam jejaknya masih belum membanggakan.
Apalagi kalau dibandingkan dua klub lawan yang sudah melegenda, yaitu Persiba Balikpapan dan Arema Malang yang menjadi lawan di semifinal Piala Gubernur Kaltim di Tenggarong itu.
Madura United saat ini memang dihadapkan pada posisi yang berat. Sebab, di pundak mereka, bertumpu harapan masyarakat Madura yang ingin menunjukkan eksistensinya dalam ajang sepakbola nasional.
Tidak ada pilihan lain selain harus menang dalam setiap kompetisi. Sebab, hanya kemenangan yang bakal menjadikan Madura United itu diperhitungkan. Hanya kemenangan yang membuat masyarakat Madura memberi dukungan penuh.
Masyarakat Madura memang haus prestasi. Masyarakat Madura butuh pengakuan. Keberhasilan Madura United merebut gelar juara Piala Gubernur Kaltim adalah cara, harapan dan doa mereka.
AQ sangat menyadari hal itu. Tetapi AQ juga mencoba berpikir logis. Dengan usia Madura United yang baru seumur jagung itu, meraih gelar juara bukanlah pekerjaan mudah.
Madura United harus menghadapi banyak lawan tangguh dan sudah langganan juara. Sementara Madura United masih dianggap klub ‘’underdog’’ yang belum layak diperhitungkan.
Karena itu, AQ tidak memasang target yang muluk-muluk untuk Madura United. Bisa masuk babak semi final saja sudah serasa juara. ‘’Saya seperti bermimpi ketika Madura United bisa masuk final. Terima kasih atas kerja keras seluruh pasukan Sappe Kerab dan dukungan seluruh fans Madura United di mana pun berada,’’ kata AQ.
Ya, Madura United masih harus melewati satu babak lagi yang akan menjadi ajang pembuktian. Madura United akan berhadapan dengan pemenang partai semifinal antara Pusamania Borneo FC, Sriwijaya FC dan Surabaya United melalui ‘’sistem trofeo’’.
Sekarang saya percaya: orang Madura bisa bermain sepakbola!
Baca Berita-berita Lainnya di CoWasjp.com. Klik Di Sini