COWASJP.COM – SALAH satu indikator kemajuan satu negara adalah banyaknya pengusaha atau entrepreneur yang dimiliki negara tersebut. Negara disebut maju jika pengusahanya mencapai sedikitnya 2% dari total penduduknya. Di Indonesia, jumlah pengusaha baru 1,56% populasi. Masih perlu digenjot! Salah satunya dengan melahirkan pengusaha-pengusaha muda!
‘’Tapi tidak sekadar entrepreneur atau pengusaha yang dibutuhkan negeri ini. Negeri ini butuh seorang Sosiopreneur! Enterpreneur yang memiliki impak sosial yang tinggi. Bukan pengusaha yang hanya cari profit. Melainkan pengusaha yang mampu mengatasi masalah atau persoalan sosial di sekelilingnya. Pengusaha yang memberi solusi,’’ tegas Dekan Fisipol UGM Dr. Erwan Agus Purwanto.
Erwan menyampaikan hal tersebut ketika “melaunching” program Soprema; Sociopreneur Muda Indonesia, Senin (14/3). Ini adalah program kompetisi guna merangsang lahirnya sosiopreneur muda di negeri ini. Lewat Soprema ini, Fisipol UGM melalui salah satu pusat studinya Youth Studies Center (YouSure) menyeleksi anak-anak muda Indonesia agar menjadi pengusaha dengan kepedulian sosial yang tinggi.
‘’Satu persen saja dari para pemuda melakukan social entrepreneur di Indonesia, dampak bergandanya sangat besar bagi daya tahan maupun daya saing Indonesia pada Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), serta kesejahteraan masyarakat umumnya,’’ tambah Direktur Pelaksanana Soprema Dr Hempri Suyatna yang mendampingi Erwan.
Disebutkan, saat ini Indonesia mengalami bonus demografi. Yakni, penduduk produktif mencapai hamper 70% dari populasi. Sekitar 26% dari total penduduk atau sekitar 62.4 juta tergolong pemuda 16-30 tahun. ‘’Silakan saja, anak-anak muda dari Papua di Timur sana hingga Aceh di ujung Barat sana, yang memiliki ide bisnis untuk ikut ajang ini. Pendaftaran ditutup 31 Mei 2016,’’ papar Hempri.
Kompetisi ide inovatif dan kreatif dalam bentuk business plan ini dibagi ke dalam enam kategori. Yakni teknologi, pertanian dan kemaritiman, industri kreatif, industri jasa dan pelayanan publik, ekologi dan ketahanan pangan. Tim seleksi akan menilai bisnis plan ini dari berbagai aspek seperti kelayakan bisnis, kreativitas, inovasi, penerima manfaat dan komitmen keberlanjutan setia proposal bisnis yang disertakan.
‘’Usia bisnisnya maksimal satu tahun running. Usia peserta maksimal 30 tahun. Jadi kalau Mas Erwan yang punya Bank Sampah Sapu Lidi itu nggak bisa ikut. Itu sosiopreneur sudah jalan dari tahun 2010,’’ seloroh Hempri.
Puncak kegiatan Soprema 2016 digelar 5-7 September 2016. Sebanyak 90 peserta terpilih dari enam kategori mengikuti babak semifinal dan selanjutnya dipilih 18 finalis. ‘’Para finalis ini diminta untuk menampilkan business plan di hadapan Dewan Juri. Pemenangnya akan mendapatkan coaching clinic dan pendampingan bisnis hingga benar-benar menjadi usaha yang maju,’’ tegas Hempri.
Rektor UGM Prof Dr Dwikorita Karnawati yang hadir saat launching kompetisi ini, mendukung penuh Soprema. Selama ini, UGM memang mendorong lahirnya Sosio Enterpreneur dari kampus. Kendati kegiatan semacam Soprema ini bukan yang pertama di UGM, langkah ini merupakan terobosan untuk mengatasi persoalan sosial di masyarakat. ‘’Biasanya yang dikenal dari Fisipol itu debat politik, demo, dan sejenisnya. Maka yang semacam ini menjadi warna baru dunia sosial politik di UGM,’’ katanya.
Sebelum menggelar Soprema, Fisipol malah pernah menggelar ASEAN Young Entrepreneur Award. Penghargaan bagi entrepreneur muda di tingkat Asean. Jika tingkat Asean ini digelar dua tahunan (biennale) maka Soprema yang tingkat nasional digelar setahun sekali. ‘’Intinya inilah komitmen Fisipol dan tentu juga komitmen UGM dalam mendorong munculnya wirausaha muda. Jangan sampai, wirausaha muda yang muncul justru menciptakan persoalan baru,’’ tandas Direktur YouSure Dr Najib Azca yang juga wakil dekan bidang kerjasama dan alumni.
Fisipol selama ini dikenal sebagai fakultas yang memiliki alumni yang solid. Jejaring alumninya sangat mendukung kegiatan-kegiatan yang digelar dekanat maupun pihak kampus lainnya. Soprema 2016 ini pun digelar dengan menggandeng para alumni yang tergabung dalam Visitama 17. Direktur Visitama 17 Eka Yudha Sarjana juga hadir saat launching Soprema.
Yang menarik, persyaratan untuk mengajukan aplikasi untuk mengikuti lomba ini tidak harus dibawa ke Jogja. Semuanya cukup diupload lewat soprema.fisipol.ugm.ac.id. Di web ini, calon peserta tinggal mengisi pendaftaran, nama kelompok, anggota kelompok, judul rencana bisnis, dan sebagainya. Peserta dari Papua, Aceh atau dari manapun di Indonesia ini, bisa mengirimkan aplikasinya.
Anda punya ide bisnis? Yang memiliki dampak berganda pada lingkungan Anda? Tinggal klik, isi dan kirim.