COWASJP.COM – Extrem? Betul.
Provokatifkah? Tidak.
Sejumlah kontingen provinsi dalam dua dekade terakhir berlomba dengan berbagai cara merebut tahta juara umum PON. Sebut saja DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur. Bila perlu menambah mata lomba yang mubazir untuk mencapainya. Pembajakan atlet kian marak tak terbendung.
Sejumlah besar kontingen lainnya mengobarkan ambisi perbaikan peringkat. Juga ikut memarakkan pembajakan atlet “emas.” Arena Pekan Olahraga Nasional (PON) berubah menjadi arena pemborosan dana. High cost, low product! Semangat awal dan tujuan semula PON sebagai arena pemersatu bangsa dan menaikkan harkat martabat bangsa, terkikis.
Kontingen Indonesia makin terpuruk di pentas SEA (South East Asia) Games, apalagi di pentas Asian Games dan Olimpiade. Buat apa mengejar tahta juara umum dengan dana luar biasa, kalau out put-nya low quality di pentas internasional?
So, gelar juara umum PON tidaklah keliru bila dikategorikan sebagai gelar fiktif. Dana ratusan miliar tersedot untuk gelar fiktif itu. Tidak perlu pakar. Rakyat jelata pun bisa berkata bahwa gelar juara umum PON telah terdegradasi menjadi rasa puas ber-selfie ria. Sebab, sumbangsih kontingen juara umum kepada bangsa dan negara Indonesia: negatif. Apalagi kontingen yang hanya merebut posisi runner up, peringkat ke-3 dan di bawahnya.
Foto: m.inilah
Karena itu, bijaksana sekali ketika Ketua Umum KONI Jatim, Erlangga Satriagung, mengatakan bahwa Kontingen Jatim “cukup” memancang target Top 3 di PON ke-19 Jabar 17 – 29 September 2016.
Biarkan tuan rumah Jabar dan DKI Jakarta “berbaku hantam” merebut gelar juara umum yang fiktif itu.
Mungkin inilah awal tumbuhnya kesadaran baru. Alhamdulillah, kesadaran baru itu terbit dari Jatim.
Bahwa target sejati adalah juara umum SEA Games dan menembus Top 10 Asian Games. Target di pentas Olimpiade akan teruntai setelah target SEA Games dan Asian Games tercapai.
Produktivitas seluruh kontingen begitu rendah. Sangat rendah! Padahal kita baru patut berbangga jika sukses melahirkan 100 “atlet emas” AsiaTenggara dan belasan “atlet emas” Asia. Lihatlah perolehan medali di Asian Games 2014.
ASIAN GAMES 2014 INCHEON, KORSEL
Peringkat 6 sampai 9:
6. Thailand 12 7 28 47
7.North Korea 11 11 14 36
8.India 11 10 36 57
9.Chinese Taipei 10 18 23 51
Indonesia hanya mampu meraih peringkat 17, di bawah Malaysia dan Singapura.
14.Malaysia 5 14 14 33
15.Singapore 5 6 14 25
16.Mongolia 5 4 12 21
17.Indonesia 4 5 11 20
TABEL MEDALI EMAS OLIMPIADE 2012
Di Inggris 27 Juli – 12 Agustus 2012
1.Amerika Serikat 46 29 29 104
2.Republik Rakyat Tiongkok 38 27 23 88
3.Britania Raya 29 17 19 65
4.Rusia 24 26 32 82
5.Korea Selatan 13 8 7 28
6.Jerman 11 19 14 44
7.Prancis 11 11 12 34
8.Italia 8 9 11 28
9.Hongaria 8 4 5 17
10.Australia 7 16 12 35
Indonesia hanya mampu di peringkat 63, karena hanya merebut 1 medali perak dan 1 medali perunggu.
****
Kondisi negatif dalam dua dekade terakhir ini masih diperparah dengan musibah lain. Antara lain pembekuan PSSI dan peniadaan kompetisi. Perpecahan kepengurusan di beberapa cabang olahraga (cabor). Disharmonisasi Kemenpora – KONI – KOI – Pengurus Pusat Cabor. Dalam situasi yang kalut seperti ini, rakyat Indonesia merasakan kehilangan sosok Pembina dan Pemimpin Olahraga Sejati.
Foto: liputan6
Rasanya kita tidak perlu lagi berpanjang lebar. Tidak perlu lagi berdebat sengit. Tidak perlu lagi saling menyalahkan. Apalagi membekukan! Yang kita perlukan sekarang adalah keberanian untuk berubah. Keberanian untuk menjadi pembina olahraga yang benar, efisien dan efektif. Kemampuan untuk mempersatukan dan menyinergikan seluruh elemen Bangsa Indonesia.
****
Marilah kita amati bersama prestasi Indonesia di arena SEA Games saja. Dan, 17 bulan lagi Indonesia harus uji nyali dan uji kualitas lagi di pentas SEA Games Malaysia, 19 – 31 Agustus 2017. SEA Games edisi ke-29.
PRESTASI INDONESIA DI PENTAS SEA GAMES
SEA GAMES 1977 di MALAYSIA
Rank Nation Gold Silver Bronze Total
1.Indonesia 62 41 34 137
2.Thailand 37 35 33 105
3.Philippines 31 30 30 91
4.Burma 25 42 43 110
5.Malaysia 21 17 21 59
6.Singapore 14 21 28 63
7.Brunei 10 0 3 3
SEA GAMES 1979 di INDONESIA
1.Indonesia 92 78 52 222
2.Thailand 50 46 29 125
3.Burma 26 26 24 76
4.Philippines 24 31 38 93
5.Malaysia 19 23 39 81
6.Singapore 16 20 36 72
7.Brunei 10 1 0 1
SEA GAMES 1987 di INDONESIA
1.Indonesia 183 136 84 403
2.Thailand 63 57 67 187
3.Philippines 59 78 69 206
4.Malaysia 35 41 67 143
5.Singapore 19 38 64 121
6.Burma 13 15 21 49
7.Brunei 1 5 17 23
8.Kampuchea 0 1 9 10
SEA GAMES 1991 di FILIPINA
1.Indonesia 92 86 69 247
2.Philippines 91 62 84 237
3.Thailand 72 80 91 243
4.Malaysia 36 38 65 139
5.Singapore 18 32 45 95
6.Myanmar 12 16 28 56
7.Vietnam 7 12 10 29
8.Brunei 0 0 8 8
9.Laos 0 0 0 0
SEA GAMES 1995 di THAILAND
1.Thailand 157 98 91 346
2.Indonesia 77 67 77 221
3.Philippines 33 48 64 145
4.Malaysia 31 49 69 149
5.Singapore 26 27 42 95
6.Vietnam 10 18 24 52
7.Myanmar 4 21 37 62
8.Brunei 0 2 6 8
9.Cambodia 0 0 2 2
10.Laos 0 0 2 2
SEA GAMES 2007 di THAILAND
1.Thailand 183 123 103 409
2.Malaysia 68 52 96 216
3.Vietnam 64 58 82 204
4.Indonesia 56 64 83 203
5.Singapore 43 43 41 127
6.Philippines 41 91 96 228
7.Myanmar 14 26 47 87
8.Laos 5 7 32 44
9.Cambodia 2 5 11 18
10.Brunei 1 1 4 6
11.Timor-Leste 0 0 0 0
SEA GAMES 2013 di MYANMAR
1.Thailand 107 94 81 282
2.Myanmar 86 62 85 233
3.Vietnam 73 86 86 245
4.Indonesia 65 84 111 260
5.Malaysia 43 38 77 158
6.Singapore 34 29 45 108
7.Philippines 29 34 38 101
8.Laos 13 17 49 79
9.Cambodia 81 12 8 47
10.Timor-Leste 2 3 5 10
11.Brunei 1 1 6 8
SEA GAMES 2015 di SINGAPURA
1.Thailand 95 83 69 247
2.Singapore 84 73 102 259
3.Vietnam 73 53 60 186
4. Malaysia 62 58 66 186
5. Indonesia 47 61 74 182
6. Philippines 29 36 66 131
7. Myanmar 12 26 31 69
8. Cambodia 1 5 9 15
9. Laos 0 4 25 29
10. Brunei 0 1 6 7
11. Timor-Leste 0 1 1 2
Sumber: Wikipedia
****
Perolehan medali emas Kontingen Indonesia makin menyusut. Hal yang sangat memprihatinkan sebagai negara berwibawa dengan jumlah penduduk terbesar.
Banting setir harus dilakukan sekarang juga. Rapatkan barisan, solidkan persatuan. Seluruh kontingen (provinsi) harus dikelola ulang dan diubah cara berpikirnya. Tiap provinsi mendapat tugas khusus untuk mengorbitkan “atlet emas” Asia Tenggara. Di cabor apa dan berapa atlet emas targetnya.
Foto: tribunnews
Soal DKI Jakarta juara umum terus, buat apa dipikirin. Wong mereka tinggal menerima bibit-bibit emas dari daerah-daerah lain. Para pelatih dan pembinanya pun bukan asli Jakarta. Para pengusaha topnya pun sebagian besar bukan asli Jakarta. Biarkan saja.
Yang harus mendapat penghargaan tinggi bukan siapa juara umumnya. Tapi berubah menjadi provinsi mana yang paling banyak melahirkan “atlet emas” Asia Tenggara. Kita mulai dari Asia Tenggara saja dulu.
Foto: beritametro
Per atlet emas level Asia Tenggara mendapat hadiah Rp 100 miliar! Gede banget? Ya. Dana tersebut bukan untuk atlet dan pelatihnya, tapi diperuntukkan membangun pusat latihan kelas dunia di provinsinya. Maka, sejak itu, semua atlet unggulan di Indonesia digembleng di sana. Inilah kebanggaan provinsi sejati yang kita dambakan bersama.
Misalkan NTT mengorbitkan atlet cabor lari yang catatan waktunya lebih baik dari rekor SEA Games, maka di NTT lah dibangun pusat latihan atlet kelas dunia.
Foto: Sportanews
Jika Jatim mengorbitkan atlet dayung kelas Asia Tenggara di PON 2016, maka dana ratusan miliar dipergunakan untuk membangun pusat latihan dayung di Jatim. Daerah yang paling banyak mengorbitkan “atlet emas” Asia Tenggara itulah sejatinya jawara umum PON!
Kalau ada atlet DKI yang mencatatkan rekor Asia Tenggara, harus diusut dulu dari mana asalnya? Oh ternyata atlet itu dari Sumsel. Ya di Sumsel lah yag harus dibangun pusat latihan kelas dunia sesuai cabornya. So, pusat latihan terbaik tidak dimonopoli Jakarta. Tapi monopoli mutlak Indonesia!
Semoga bermanfaat. ***
Baca Berita-berita lainnya di CoWasJP.Com. Klik Di Sini
1. Ke YPAC Naik Sepeda Motor Modifikasi