COWASJP.COM –
C a t a t a n: Sudirman
------------------------------
MALAM itu, mendung menyelimuti sebagian kota Pahlawan Surabaya. Namun mendung tebal rasanya banyak mendominasi di kawasan Karang Menjangan dan sekitarnya.
“Wah sebentar lagi akan turun hujan” kata Cak Abdul Muis. Lelaki berkacamata ini adalah mantan wartawan Olahraga di sebuah surat kabar terbesar di Jatim.
Tutur katanya yang ceplas-ceplos membuat orang yang diajak bicara mempuyai kesan tersendiri. Abdul Muis dikenal dengan nama singkatan Cak Amu. Di Warkop Cowas Karmen (Karang Menjangan) malam itu ada seorang mahasiswa Unair yang lagi cangkruk menikmati secangkir minuman khas Cowas.
Cak Amu dengan gaya khasnya memberikan wejangan alias kuliah singkat kepada seorang mahasiswa yang berasal dari Kalimantan tadi. Cak Amu dalam sela-sela bicaranya memberikan semangat kepada sang calon sarjana tersebut.
Disaat asyik berbicara “ Bla–Bla” hujan turun tanpa mengenal ampun lagi. Cak Amu tanpa beban dan mengeluh langsung menutup tenda yang membasahi tempat lesehan di Wakopnya. “ Ya begini kalau hujan. Ini hujan Barokah. Kemarin mas Yarno ke sini juga hujan’’ katanya sambil tertawa.
Warkop Karmen yang baru buka beberapa minggu lalu memang prospekanya bagus. Mengapa, bersebelahan dengan rumah Cak Amu banyak rumah kos yang ditempati mahasiswa Unair.
Cak Amu memang seorang motivator. Ilmu yang dimilki akan dipraktekkan di wakopnya. Di sela-sela hujan yang berlum berhenti, Cak Amu mengatakan : “ Di Wakop ini bukan hanya sebagai tempat cangkrukan. Siapa yang cangkurakan di sini boleh diskusi, tanya apa saja termasuk masalah jurnalistik. GRATIS’’ Katanya.
Kemampuan jurnalistik Cak Amu memang tidak diragukan lagi. Sewaktu masih aktif menjadi wartawan memiliki segudang pengalaman. Dia pernah tugas di Malaysia dan di Arab Saudi. Di Negara Raja Fath ini, dia ditugasi sang bos untuk merintis menerbitkan sebuah surat kabar. Namun cita-cita luhur ini kandas di tengah jalan. Bukan Cak Amu yang gagal, tapi kebijakan sang bos berubah. “ Saya sih pasrah aja apalagi ditawari kepercayaan bos untuk pensiun dini hehehe”.
Perjuangan sang motivator ini tergolong gigi. Dia tidak hanya menyediakan cangkrukan di Warkopnya. Di sebelah konter terdapat sebuah etalase kecil yang didalamnya terdapat buku-buku karya penulis terkenal Agus Mustofa.
Selamat berjuang Cak Amu.