COWASJP.COM – ockquote>
O l e h: Imam Kusnin Ahmad
------------------------------------------
HAMPIR semua wartawan daerah pernah bersentuhan dengan berita olahraga, khususnya sepakbola.
Begitu juga dengan penulis, ketika betugas di daerah Blitar tahun 1990-an. Di Bumi Bung Karno ini ada dua tim kebanggaan warga Blitar. Yaitu PSBI (Persatuan Sepakbola Bangsa Indonesia) dan PSBK (Persatuan Sepakbola Bumi Bung Karno).
Lebih tepatnya, PSBI singkatan Persatuan Sepakbola Blitar Indonesia) wilayah Kabupaten Blitar. PSBK singkatan Persatuan Sepakbola Kota Blitar. Jarang ada satu kota kabupaten kecil yang punya dua klub perserikatan (bond).
PSBI Blitar bermarkas di Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Klub ini didirikan pada tahun 1928. Pernah bermain di level Divisi Utama LPIS (era perpecahan IPL dan ISL). Klub ini ber-home ground di Stadion Gelora Supriyadi, Kota Blitar. Sama dengan PSBK Blitar. Pemerintah Kabupaten Blitar kini sedang membangun stadion anyar buat PSBI di Kecamatan Nglegok.
PSBI KABUPATEN BLITAR
Nama lengkap: Persatuan Sepak Bola Blitar Indonesia.
Julukan: Singo Lodra.
Didirikan: 1928.
Stadion: Stadion Gelora Supriyadi, Kota Blitar.
Kapasitas: 15.000 penonton.
****
Julukan Singo Lodra (tulisan sebenarnya dalam tata bahasa Jawa, membacanya Lodro), penulis munculkan dalam sebuah tulisan peliputan PSBI. Hampir setiap tulisan mengenai PSBI, kami selalu menjulukinya dengan sebutan Singo Lodra. Sama dengan ketika Jawa Pos memunculkan istilah Green Force bagi Persebaya.
Harapan kami julukan itu bisa memicu semangat para pemain dan para suporter. Waktu itu, hampir setiap hari Radar Tulungagung membuat tulisan tentang PSBI. Namun belum ada julukan yang pas untuk kesebelasan kebanggaan warga Blitar Raya tersebut.
Pada satu tulisan kami menuliskan julukan Singo Lodra buat PSBI. Padahal ketika itu sudah dirancang oleh pengurus PSBI bekerja sama dengan Radar Tulungagung untuk membuat lomba bikin julukan yang pas buat PSBI. Beberapa kali julukan Singo Lodra penulis tuliskan di Radar Tulungagung. Ternyata, manajer PSBI Herry Noegroho dan Wakilnya Totok Subandono mengaku cocok dengan julukan itu.
“Ya sudah. Julukan PSBI sudah ketemu. Ini yang paling pas. Singa Lodra. Kalau begitu lomba membuat juluka PSBI dibatalkan saja,” kata Herry Noegroho kala itu.
Alhamdulillah, julukan itu tak berubah sampai sekarang. “Wong Julukan Singo Lodra sudah bagus. Bapak (Bupati Blitar Herry Noegroho ketika itu, red) sudah oke. Ya.. itu saja Mas julukannya. Tidak usah dilombakan lagi,’’ timpal Totok Subandono ketika itu.
Foto: wordpress
Gaung bersambut, Yudha salah satu redaktur olahraga Radar Tulungagung juga oke. Maka julukan itu jalan sampai saat ini. Bahkan untuk menandai julukan itu, ribuan potong kaos diproduksi. Tidak begitu lama kaos bermotif merah biru tersebut ludes dibeli para suporter PSBI. Luar biasa!!
Alhamdulillah julukan itu diterima oleh masyarakat Blitar. Dengan semangat juang tinggi, PSBI pun meroket bak meteor. Ribuan pendukung fanatik selalu bergemuruh di tribun Stadion Gelora Supriyadi setiap kali PSBI melakoni laga kandang (home). Alhasil PSBI sukses menembus Divisi Utama.
Terus bagaimana dengan kondisi kesebelasan ini? Sangat baik. Mereka mengusung semangat baru menyambut perhelatan ISC (Indonesia Soccer Championship) B 2016. Untuk ISC B rencananya kick off 30 April.
GELORA REGENERASI JELANG ISC B
Beberapa faktor jadi pemicu semangat klub berjuluk Laskar Singo Lodra itu. Salah satu penyemangatnya adalah Stadion Gelora Penataran di Nglegok telah diresmikan oleh Bupati Herry Noegroho menjelang berakhirnya masa jabatannya sebagai Bupati Blitar selama dua periode (Desember 2016).
"Stadion ini menjadi kenang-kenangan saya selama jadi bupati. Semoga markas baru ini membuat prestasi PSBI makin bagus," kata Herry Noegroho. Stadion ini hanya berjarak sekitar dua kilometer dari situs Candi Penataran di Kecamatan Nglegok. Atau 10 kilometer sebelah utara pusat Kota Blitar.
"Kapasitas sementara stadion hanya 8.000 penonton karena hanya tersedia tribun sebelah timur dan VIP di barat. Jika semua tribun sudah selesai dibangun, stadion ini bisa menampung sekitar 15 ribu orang," tutur Hardiman, Manajer PSBI yang sekarang.
Otomatis Bambang Priyo Jatmiko dkk. meninggalkan markas lama, Stadion Aryo Blitar di Kecamatan Srengat yang dari sisi infrastruktur dinilai kurang layak untuk menggelar pertandingan level nasional.
Semangat baru lainnya, PSBI akan ditangani sang legenda, Purwanto. Mantan striker Timnas, Persebaya, dan Persija yang telah gantung sepatu ini telah beralih profesi jadi pelatih. Purwanto yang asli Lampung ini berdomisili di Blitar setelah menyunting wanita asal Kanigoro, Kabupaten Blitar.
"Kami harus mulai melakukan regenerasi, mulai sektor pelatih sampai pemain. ISC B 2016 nanti adalah momentum tepat untuk melakukan regenerasi. Kami harus berani memakai pemain muda hasil binaan klub internal Askab PSSI Kabupaten Blitar," tutur Hardiman.**