COWASJP.COM – BEBERAPA perubahan mengiringi pergelaran Turnamen Hebat Indonesia Soccer Championship (ISC) 2016. Mulai dari migrasi dan akuisisi klub, diterapkannya cap salary pemain, sanksi jelas jika klub telat menggaji pemain, sampai ditiadakannya pemain asing masuk klub Divisi Utama.
1.PS TNI AKUISISI PERSIRAM
Mulanya PS TNI hanya sebuah klub amatir ketika bermain di turnamen Piala Jenderal Sudirman, Piala Gubernur Kaltim, dan Piala Bhayangkara. Namun, semua itu berubah pada 11 Maret 2016, setelah PS TNI memutuskan mengakuisisi secara penuh klub Persiram Raja Ampat senilai Rp17 miliar.
PS TNI (Foto: kompasiana)
Kini PS TNI tanpa ragu mematok target tinggi: tembus Dua Besar ISC A 2016. Walaupun, PS TNI full local players. Presiden Direktur PS TNI Letnan Jenderal Edy Rahmayadi ingin klub yang bermarkas di Stadion Siliwangi Bandung ini meraih posisi kedua di akhir ajang perang ISC A 2016 nanti.
ISC A 2016 menjadi ajang luar biasa bagi PS TNI. Sebab, klub yang kini diasuh Eduard Tjong itu mempunyai status baru, yakni klub profesional. Mengakuisisi klub ISL dan karena itu boleh ikut ISC 2016.
Disiplin para pemain PS TNI tak perlu diragukan lagi mengingat para pemain PS TNI mayoritas merupakan anggota TNI. 15 pemain nya berprofesi sebagai tentara.
Fenomena akuisisi Persiram Raja Ampat oleh PS TNI adalah hal yang hanya bisa terjadi di era industrialiasi sepakbola dan era profesional. Tidak ada lagi superklub Perserikatan yang menjadi milik abadi satu kota/daerah. Menjadi milik klub-klub internal anggota Askab atau Askot PSSI. Tidak ada lagi.
Hal inilah yang seyogyanya disadari pula oleh Persebaya, Persib, Persija dan mantan klub-klub legenda era PSSI Perserikatan tempo doeloe. Yang pasti, Persijatim Jakarta Timur telah dua kali berubah nama. Menjadi Solo FC di Solo, kemudian menjadi Sriwijaya FC di Palembang. Kalau hal ini menyalahi regulasi, pasti AFF dan AFC akan menegur dan menjatuhkan sanksinya.
Apakah Arek-Arek Surabaya juga akan kehilangan Persebaya? Hal ini terpulang kepada Arek-Arek Surabaya sendiri. Nama Persebaya sudah paten milik Persebaya 1927. Tapi PT Persebaya Indonesia yang memilikinya tidak punya dana untuk membangun tim besar. Bahkan masih menanggung utang sebesar Rp 7 miliar.
Kini, Persebaya tinggal nama. Lumpuh total. Ada upaya merjer, tapi sulitnya minta ampun. Padahal Persebaya wajib ada sepanjang masa dengan tim pemain dan pelatih yang hebat. Jangan sampai generasi yang sekarang merasa jadi pemilik Persebaya mewariskan kehampaan kepada generasi mendatang. Kepada Arek-Arek Surabaya yang kini masih usia 2 atau 3 tahun. Dosa besar ini tidak akan mereka ampuni!
Foto kenangan, Tim Persebaya saat juara 1988. (Foto: tokopedia)
Semakin lama tidak ikut kompetisi, maka mau tidak mau Persebaya harus mulai dari NOL, yaitu melata di Kompetisi Liga Nusantara. Bencana besar bagi klub selegenda Persebaya.
2. PERSEBO BOYONG KE MUSI BANYUASIN
Diberitakan oleh TopSkor.com, ada dua fakta menarik yang terungkap dalam managers meeting PT Gelora Trisula Semesta (GTS) dengan 53 klub peserta ISC B 2016, Selasa 19 April lalu. Yaitu Persebo Bondowoso akan bermain di Musi Banyuasin dan Villa 2000 pindah ke Palu dan berganti nama menjadi Celebes FC.
Komisaris Persebo Bondowoso, Marsuki, mengatakan dipilihnya Musi Banyuasin karena ingin menggairahkan persepakbolaan daerah itu. "Kami juga ingin menjajal stadion yang lebih bagus karena di Bondowoso belum ada tempat mumpuni," dalih Marsuki. Dengan bermain di wilayah Sumatera, Persebo pun ikut Grup 1.
Foto: merahputih
"Sebelumnya kami sempat ditempatkan di Grup 2, tapi minta pindah dan akhirnya ditukar dengan PS Bengkulu," kata Marsuki.
3.VILLA 2000 DIBELI PERSONEL SLANK
Bagaimana dengan Villa 2000, klub Divisi Utama asal Pamulang, Tangerang, yang kini resmi berubah nama menjadi Celebes FC? The Black Orange, julukan Villa 2000, telah dibeli oleh konsorsium yang salah seorang pemegang sahamnya adalah personel grup band Slank, Abdee Negara.
Tim Villa 2000 menggunakan nama baru Celebes FC (antiketombe)
Celebes FC akan bermarkas di Stadion Gawalise, Palu, Sulawesi Tengah. Pelatih asal Indonesia, Rudy Eka Priyambada yang baru saja menyelesaikan tugasnya sebagai asisten pelatih di klub Bahrain, Al Najma diproyeksikan sebagai pelatih.
Rudy Eka Priyambada, pelatih Villa 2000 atau Celebes FC. (Foto: beritapalu)
Perubahan nama Villa 2000 menjadi Celebes FC, tidak lepas dari usaha Febrianto Wijaya selaku pembina SSB Mitra Manakarra, salah satu klub di Mamuju. "Sebagai pelatih telah ditetapkan Rudi Eka atas rekomendasi dari mantan pelatih timnas Indonesia U-19, Indra Sjafri," kata Febrianto Wijaya yang merupakan mantan pemain PSM Makassar.(Bersambung)