COWASJP.COM – SETELAH puluhan tahun tak pernah ke Kantor Jawa Pos era 80-an, di Jalan Kembang Jepun, sekitar 20 meter sebelah timur Jembatan Merah, Surabaya, Jumat sore 27 Mei 2016 kami menyempatkan diri untuk mampir ke sana.
Ruangan lantai 2 bekas ruang redaksi Jawa Pos, era perjuangan kebangkitan kembali 1982-1989, tidak banyak berubah. Hanya diberi hiasan dengan beberapa foto. Tapi kini bersih, indah, dan terawat sejak menjadi markas Radar Surabaya.
Penulis saat berfoto bersama kru Radar Surabaya. (Foto: CoWasJP.com)
Di depan pintu ruang rapat, misalnya, ada grafis foto Dahlan Iskan (CEO Jawa Pos Group). Bahkan ruangan itu diberi nama Dahlan Iskan Newsroom. Sebelah timur pintu ada sebuah bingkai yang bertulis 5 April 1982, Dahlan Iskan (hijrah dari Majalah Berita Mingguan TEMPO) memulai kerja kerasnya di gedung ini untuk membangun Imperium Jawa Pos Group. Tapi pada saat itu, kami semua karyawan Jawa Pos tak menyangka bahwa perkembangan Jawa Pos akan sehebat sekarang.
Sebelah selatan tangga, ada lukisan Kembang Jepoen Art Galery. Berbagai lukisan dan foto mempercantik ruangan di bangunan kuno yang sekarang merupakan salah satu cagar budaya kota Surabaya.
Penulis memegang erat Foto kenangan tahun 1982 saat Jawa Pos masih berkantor di Jalan Kembang Jepun No 167 Surabaya. (Foto: CoWasJP.com)
Di ruang rapat nampak sebuah foto berukuran besar yang ditempatkan di sebelah timur. Foto ini diabadikan pada 1982. Dari wajah-wajahnya, nampak mereka semuanya generasi Kaliasin. Kantor Jawa Pos sebelum bergabung dengan Majalah Tempo. Tapi jangan lupa ada tiga prajurit MBM Tempo Biro Jatim yang ikut memperkuat Jawa Pos 1982, yaitu Almarhum Dharma Dewangga, Sekretaris Redaksi Theresia Oemiati, dan Slamet Oerip Prihadi.
Imam Sujadi, adiknya, Cklara, Boen Soepardi, Malang, Wahas Sofyan, Tulungagung, Moersodo, Blitar, Arifin, Bondowoso, Usman, Bojonegoro dan banyak lagi yang lain.
Tangga menuju ke ruang redaksi Kembang Jepun ini tidak perubahan kecuali catnya yang lebih cling (Foto kiri), dan ruang kerja redaktur Radar Surabaya (foto kanan). (Foto: CoWasJP.com)
Ada juga Dahlan Iskan, Jhony Purbana, Jhony Boedimartono, Soenarto, Nany Wijaya. Dan yang paling kanan saya sendiri. Ada 25 orang, yang semuanya awak redaksi yang ikut dalam foto itu. Sebagian besarnya merupakan reporter daerah.
Begitu saya muncul, teman-teman Radar Surabaya, menanyakan nama-nama orang yang ada di foto tersebut. Karena pernah gabung di Radar Surabaya, saya pun tidak canggung, meski ada juga di antara mereka belum saya kenal.
Foto: CoWasJP.com
Foto itu diabadikan pada 1982. Banyak generasi di Radar Surabaya yang belum lahir saat foto itu diabadikan. Ibu Ninin, staf redaksi mengaku saat itu baru usia 3 tahun. Mantan Pimred Radar Surabaya, Novilawati Anisa, juga mengaku baru usia 6 tahun.
Foto: CoWasJP.com
"Kalau lihat tahun pemotretan ini, saat itu saya baru berumur enam tahun," kata Upi, sapaan akrab Novilawati Anisa, yang baru dua bulan lepas dari jabatan pimpinan redaksi itu, sembari mengajak foto berdua untuk kenang-kenangan di depan foto tersebut.*