COWASJP.COM – ockquote>
Orang beriman memiliki kewajiban untuk menjaga diri dan keluarganya selamat dari siksa api neraka. Hal tersebut harus dilakukan secara konsisten dan terus menerus. Karena, membangun keluarga yang baik tidak bisa seperti membalik telapak tangan.
DEMIKIAN satu pokok pikiran yang disampaikan penceramah subuh di masjid. Lebih lanjut penceramah ini menguraikan sejumlah hal sebagai pondasi membangun keluarga yang bahagia. Ditegaskan, membangun keluarga bagi umat muslim haruslah dilandasi oleh lima hal. Kelima hal tersebut adalah:
Pertama, keluarga harus dilandasi oleh pemahaman agama yang baik. Setiap anggota keluarga harus memiliki pengertian yang benar soal agama. Mulai dari pengaturan individu maupun hubungan antar individu. Misalnya, seorang anak perempuan wajib menutup aurat, dalam bergaul juga ada batas-batasnya.
BACA JUGA: Belajar dari Keluarga Istimewa
Kedua, keluarga tersebut juga harus dilandasi dengan kasih sayang. Ada saling menyayangi dan menghormati di antara anggota keluarga. Yang muda menghormati yang lebih tua. Yang tua menyayangi yang muda. “Suami menyayangi istri dan sebaliknya. Anak-anak patuh dan hormat pada orangtua, dan orangtua pun menyayangi anak-anaknya,’’ tegasnya.
Ketiga, keluarga akan bahagia jika ada sumber ekonomi. Tentu saja sumber ekonomi yang halal. Dari sumber yang baik. Bagaimana pun, sebuah keluarga harus memiliki sumber penghasilan ekonomi. ‘’Tanpa sumber ekonomi, sebuah keluarga akan mengalami kesulitan,’’ tambahnya.
Keempat, sebuah keluarga akan menjadi baik jika ada prinsip pengaturan dari penghasilan.yang ada. Pengaturan ini menekankan pada penghematan pengeluaran. Ya, harus hemat dalam membelanjakan. Jangan mudah tergiur diskon menjelang lebaran.
BACA JUGA : Cara Mendidik Anak, Belajar dari Al Quran
Kelima, keluarga juga harus dibangun dengan penuh rasa taat. Keluarga seperti ini sensitif terhadap dosa. Selalu berhati-hati dalam setiap tindakannya. Sehingga bisa terhindar dari kemungkinan berbuat dosa. ‘’Setiap akan melangkah atau bertindak, selalu dipikirkan apakah tindakan tersebut merupakan sebuah dosa atau tidak. Dengan begitu, keluarga akan selamat,’’ tandasnya.
Apakah keluarga kita sudah dibangun atas pondasi seperti itu? (*)