COWASJP.COM – ockquote>
O l e h: Slamet Oerip Prihadi
-----------------------------------------
RABU 29 Juni 2016 sore mulai pukul 16.00 WIB acara Bukber (Buka Bersama) dan bedah buku Sepakbola Gajah Paling Spektakuler digelar di JX (Jatim Expo). Peristiwa 28 tahun silam, tepatnya Minggu 21 Februari 1988, diuntai kembali dalam buku ini. Paling spektakuler karena belum ada sepakbola gajah di dunia yang menyamai Persebaya ngalah 0 – 12 buat Persipura.
Adalah Ketua II KONI Jatim, Dhimam Abror Djuraid, yang menjadi pemrakarsa utama pergelaran ini. Tak kalah pentingnya adalah dukungan luar biasa Hendi Mustafa, petinggi JX, yang menyediakan panggung bedah buku tersebut di JX, Jalan Ahmad Yani, Surabaya.
Akan hadir dalam acara ini Arif Afandi, mantan Wakil Walikota dan mantan Ketua Umum Persebaya juara Divisi Satu 2006. Diharapkan para mantan bintang dan pelatih Green Force Persebaya juara Divisi Utama 1988 juga hadir. Sebab, para pemain dan pelatih itulah pelaku Sepakbola Gajah Paling Spektakuler di dunia sampai sekarang.
Foto: CowasJP.com
Buku ini adalah karya duet mantan wartawan olahraga Jawa Pos: Slamet Oerip Prihadi dan Abdul Muis Masduki, dibantu kolektor data Agus Tavian dan desain grafis Jawa Pos, Budiono. Dan, kami tentu wajib berterima kasih kepada Sholihudin (konsultan Radar Kediri) yang meminta kami membuat buku Sepakbola Gajah ini. Beliaulah yang membiayai biaya cetaknya. Alhamdulillah.
Buku ini kami persembahkan kepada seluruh pecinta Persebaya dan sepakbola Indonesia. Terima kasih Sho – sapaan akrab Sholihudin – yang mendorong kami membuat buku kami yang pertama ini. Kami sangat menyadari bahwa buku ini belum sempurna. Ini karena Sho hanya memberikan waktu 17 hari untuk menyusun buku ini.
Cetakan pertama 950 exemplar. Insya Allah bila buku ini laris ludes, kami akan mencetak ulang. Dan, di cetak ulang nanti kami akan berupaya keras untuk melengkapi data dan cerita dramatik Sepakbola Gajah Persebaya 1988.
Sementara itu, buku tentang Persebaya dan buku tentang sepakbola Indonesia terbilang langka. Mengumpulkan data peristiwa 28 tahun silam tidaklah mudah. Bahkan para pelakunya (pemain dan asisten pelatih Persebaya 1988) pun ada yang lupa akan sebagian pengalamannya.
Penulis (kanan) bersama, Sholihudin (kiri),dan Jauhar Johannis di teras Graha Pena Kediri. (Foto: CoWasJP)
Kami harapkan buku ini menjadi pemicu keinginan kuat warga Surabaya dan para pecinta sepakbola Indonesia, agar Persebaya kembali hadir secara nyata di kompetisi nasional. Kembali bangkit dari mati surinya. Dan berjuang keras membangun kejayaannya kembali sebagai salah satu founding fathers PSSI.
“Kami ingin Persebaya kembali!” We All Want Persebaya Comeback!”
Kita semua harus berani membuka lembaran sejarah baru. Lenyapkan semua konflik. Tanggalkan semua perbedaan di antara kita. Yang ada hanya satunya semangat dan tekad untuk menghidupkan kembali Persebaya Kita!! Hanya dengan persatuan, Persebaya bisa hadir kembali secara nyata dalam kompetisi. Bila memang harus merayap kembali dari level Divisi Utama pun, kita semua siap melakoninya.
Dua penulis buku Sepak Bola Gajah paling Spektakuler tahun ini. Foto kiri: Slamet Oerip Prihadi yang akrab dipanggil Suhu dan Abdul Muis yang akrab dipaggil Amu (foto kanan). (Foto: CoWasJP).
Sebab, dua musim kompetisi sudah Persebaya tidak ikut kompetisi. Jika 2016-2017 absen lagi, apakah kita rela Persebaya harus merayap kembali dari Liga Nusantara? Kita tidak bisa membayangkan, bagaimana amarahnya anak cucu kepada kita. Bisa jadi, kalau kita tidak bangkit sekarang Persebaya akan tercoret dari daftar klub sepakbola di Indonesia dan dunia!
Bayangkan, 28 tahun silam jelas-jelas Persebaya melanggar fair play, tapi mengapa seluruh warga Surabaya dan puluhan ribu suporter Persebaya bersuka cita ketika para pemain Persipura membobol gawang Persebaya 12 gol! Kita kompak bersatu dalam suka-duka sampai go to Senayan dan merebut tahta juara level terpuncak sepakbola Indonesia. Waktu itu belum ada Indonesia Super League.
Agus Tavian (kiri) dan penulis. (Foto: CoWasJP)
Semoga buku ini menginspirasi kita semua untuk menggugah klub legenda Indonesia ini dari mati surinya. Indonesia tidak boleh kehilangan Persebaya! Insya Allah buku kami kedua berjudul: Kami Ingin Persebaya Berjaya Kembali. Semua komponen bersatu padu meninggalkan masa gelap yang sarat konflik. Kita butuh pemimpin yang kuat dan bersungguh-sungguh untuk membangun Skuad Persebaya 2016-2017. Semoga.*