COWASJP.COM – ockquote>
O l e h: Roso Daras
---------------------------
INI adalah sekelumit catatan tentang Pantai Klayar, Pacitan. Sebuah pantai eksotis yang sedang menyeruak, menerbobos eksistensi dua pantai lain di Pacitan, yang lebih dulu eksis: Pantai Gong dan Teleng Ria.
Pantai Klayar, sejatinya bisa juga disebut Teluk Klayar, atau bahkan Tanjung Klayar. Betapa tidak, spot wisata yang berjarak sekitar 35 km dari kota Pacitan ke arah baratdaya itu, memang punya semuanya. Bibir pantai Klayar sejatinya terhampar dalam cekungan teluk. Sedangkan di sisi kanan dan kiri, pegunungan karst yang menjorok ke laut, bukankah disebut tanjung?
Seperti pengalaman di hari yang sama, saat mengunjungi Pantai Pidakan, awal Juli 2016, maka perjalanan menuju Klayar harus mendaki dan menuruni pegunungan karst. Sebagian jalan cukup lebar, sebagian kecil lainnya sempit dan rusak.
Saat tiba di Desa Kalak, Kecamatan Donorojo, biru langit tampak menyatu dengan biru laut. Sungguh, reflek kaki menginjak rem dan menepikan kendaraan. Napas panjang terhela demi mata kehilangan cakrawala. Ketika sejauh mata memandang hanya ada warna biru, maka di mana batas cakrawala itu
Salah seorang wisatawan sedang menikmati keindahan dan eksotiknya deru ombak Pantai Klayar. (Foto: Roso Daras/CoWasJP)
Di mana batas kaki langit? Di mana horison? Biru lautkah di depan sana? Biru langitkah itu?
Ah... rasa kesal atas kondisi sebagian ruas jalan yang sempit-berbelok dan rusak, sirna seketika. “Ini bayarannya...” Maka, meluncurlah ke depan sana... turuni saja jalan menukik yang cukup terjal di depan... hingga tiba di pos tiket yang mengutip retribusi Rp10.000 per pengunjung dewasa, dan Rp 5.000 untuk bea parkir.
Sayang, sebuah papan penghalang jalan, menujukkan arah belok kanan untuk parkiran mobil. Sementara, bibir pantai di teluk Klayar itu masih lumayan jauh untuk ditapak dengan kedua kaki. Ah... agak kecewa juga hati ini.
Pantai Klayar di Pacitan-Jawa TImur. (Foto: Roso Daras/CoWasJP)
Lebih masygul ketika menginjak jalan ke area parkir adalah jalanan tanah bergelombang-parah.
Baiklah. Pantai ini memang sangat indah, tapi tetap saja lokasi parkirnya payah.
Baiklah. Pemandangan di sini memang menakjubkan, tapi pengaturan rute-wisatawannya menyedihkan.
Tiket masuk ke Pantai Klayar. (Foto: Roso Daras/CoWasJP)
Dari area parkir mobil, view yang terpampang di arah selatan, adalah indah-binti-elok. Lepas dari kekurangannya, Klayar yang punya pantai-teluk-tanjung sekaligus ini, menyuguhkan banyak sekali keistimewaan.
Saat dari puncak bukit menatap ke selatan, di sisi kiri adalah karang-karang yang indah. Di sisi kanan, adalah buih-buih-putih ombak samudera Indonesia yang menggetarkan hati. Berdiri di bibir tebing sebelah barat Klayar, sungguh terasa ombak besar pecah di dasar kaki. Deburan keras ombak menghantam karang, tidak saja menimbulkan efek buih putih menyilaukan, tetapi juga menggelegarkan suara yang bisa memacu degup jantung lebih kencang.
Sudut lain dari Pantai Klayar-Pacitan. (Foto: Roso Daras/CoWasJP)
Apalagi, di pantai Klayar sisi barat, terdapat teluk karang. Ya... laut menjorok ke laut berdinding karang. Di situlah ombak seperti berontak. Memberondongkan ombak demi ombak tiada henti.
Dari bagian barat pantai Klayar, memang tidak setiap saat bisa menyeberang ke sisi sebelah timur.
Saat air laut pasang, wisatawan yang berada di bukit sisi sebelah barat Klayar, tidak bisa melintas ke arah timur menuju karang “ajaib”. “Sudah sebulan ditutup karena air pasang,” ujar seorang penjual kelapa-muda.
Udara yang sejuk dan mulusnya jalan menuju ke pantai Klayar dan Pantai Goa Gong Pacitan-Jawa Timur. (Foto: Roso Daras/CoWasJP)
Padahal, di sisi timur sana, selain panorama ada keajaiban lain yang bisa dilihat oleh mata, didengar oleh telinga. Semburan air mancur dari sela-sela batu karang, kadang membumbung tinggi hingga belasan meter. Hembusan angin kencang yang bertiup menerjang karang, juga menimbulkan efek suara seperti siulan. Dua fenomena alam yang –sependek pengetahuan saya—hanya ada di Pantai-Teluk-Tanjung Klayar, Pacitan – Jawa Timur. ***