COWASJP.COM – ockquote>
O l e h: Slamet Oerip Prihadi
-----------------------------------------
MANAJER Judo Tim Jawa Timur (Jatim) Yoyok Subagiono mempertanyakan tentang lamanya keputusan wasit setelah pertandingan judo kelas nage no kata dan juno kata. Yoyok menilai, keputusan wasit jauh dari nilai-nilai sportivitas.
Official berbagai kontingen rame-rame "membanting" wasit yang dituding tidak fair dan dinilai menguntungkan tim tuan rumah Jabar.
BACA JUGA: Karena Faktor X, Wushu Jatim Hanya Kebagian Perak
"Penilaian seharusnya tidak berlangsung lama," kata Yoyok. Pasalnya, penggunaan teknologi untuk menilai selama pertandingan judo sudah tersedia.
BACA JUGA: Jatim Tambah Emas dari Karate
Setelah menunggu hampir 2.5 jam, keputusan dari wasit muncul. Dari hasil keputusan wasit, tim Jawa Barat (Jabar) menjadi juara pertama pada kelas na geno kata. Medali perak diraih oleh Jatim, sementara perunggu diraih tim Jawa Tengah (Jateng).
BACA JUGA: Jatim Tambah 4 Medali Emas
Di kelas juno, emas diraih tim Jateng, perak Jatim, dan perunggu oleh Jabar. Saat memaparkan hasil, jumlah juri tidak lengkap dan segera pergi.
BACA JUGA: Panjat Tebing Jatim Nyaris Rebut Emas
"Panggung ludruk terjadi di cabor judo PON," kata Yoyok, Minggu 18 September 2016.
Dari hasil ini, Jatim meraih enam perak dan satu perunggu. Sebelumnya, para kontingen sempat gelisah menunggu hasil pertandingan judo kelas nageno dan juno kata. Dari pantauan di lapangan, hingga 90 menit berlalu, belum ada keputusan hasil pertandingan.
Para kontingen pun menunggu sidang dengan cemas. Bahkan beberapa kontingen sudah pulang sebelum keputusan wasit diumumkan.
"Gelisah dan aneh saja. Gak wajar lama seperti ini. Mungkin ada trik lain dari panitia. Biasanya tidak seperti ini," kata Jumadiono manajer tim Kalimantan Selatan (Kalsel).
Jumadiono berharap, ada keputusan yang fair. Namun, lamanya keputusan wasit menimbulkan pendapat beragam bagi peserta. Di tempat yang sama, Armyn Hadi, Ketua Harian Pengprov PJSI DKI Jakarta juga mengutarakan hal serupa.
"Kalau was-was ya ada. Tapi yang saya dengar ada perbedaan persepsi antarwasit," terangnya.
Pada Sabtu 17 September, enam provinsi memprotes penyelenggara cabor judo karena wasit yang memimpin pertandingan dinilai tidak kompeten dan sportif. Protes juga dilayangkan oleh Jatim. Protes keras ofisial judo Jatim mendapat dukungan provinsi lain.
Dukungan itu diberikan karena mereka melihat kepemimpinan wasit di arena Judo PON XIX Jabar sudah tidak fair play lagi. Kurniawan, pelatih Judo Jatim pun menyayangkan wasit yang tidak berlaku adil.
"Ini menghancurkan potensi atlet-atlet kita," ujarnya.
Hal senada juga diutarakan Ketua Umum Pengprov PJSI DIY Jogjakarta Cahyono. Ia menyayangkan putusan wasit yang tidak adil.
"Memang kenyataannya begitu," kata Cahyono kepada wartawan di GOR Saparua, Bandung, Sabtu 17 September.
Sebagai bentuk dukungan itu, Cahyono ikut menandatangi surat yang berisi pesan moral sportivitas yang diinisiatifi oleh ofisial judo Jatim. Selain DIY, juga ada Sumatera Utara, Bali, Banten dan Lampung.*