COWASJP.COM – ockquote>
O l e h: Bambang Indra Kusumawanto
--------------------------------------------------------
PEREBUTAN peringkat 2 perolehan medali PON XIX Jabar 2016 berlangsung amat ketat dan sengit. Namun sampai pukul 22.00, Rabu 21 September, Jatim berhasil menyodok ke urutan kedua, dengan 50 emas, 51 perak dan 45 perunggu.
Sedangkan DKI tergeser ke peringkat 3 dengan 45 emas, 50 perak dan 56 perunggu. Puncak klasemen ditempati tuan rumah Jabar yang melesat dengan 85 emas, 47 perak dan 59 perunggu. Berarti Jatim kini unggul dalam perolehan medali emas dan medali peraknya atas DKI Jakarta.
BACA JUGA: Menpora Warning KONI Soal Wasit
MEDALI EMAS
Jatim 50 keping
DKI Jakarta 45 keping
MEDALI PERAK
Jatim 51 keping
DKI Jakarta 50 keping
MEDALI PERUNGGU
Jatim 45 keping
DKI Jakarta 56 keping
**
KEJUTAN CABOR ANGKAT BESI
Hingga hari ke-6, arena PON XIX Jabar mencatat hasil mengejutkan. Lifter andalan Kalimantan Timur Triyatno gagal menyumbangkan emas di cabor angkat besi kelas 69 kg di GOR Sabilulungan, Jalak Harupat.
BACA JUGA: JATIM GUSUR DKI
Triyatno yang tampil di Olimpiade Rio De Jeneiro 2016 kalah bersaing dengan lifter tuan rumah Jawa Barat, Deni, yang berhasil mengangkat beban dengan berat total 328 kg. Sedangkan Triyatno hanya mampu mengangkat 320 kg.
Bagi Triyatno, ini merupakan medali perak pertamanya di pentas PON. Di PON 2008 Kaltim dan PON 2012 Riau, Triyatno selalu meraih medali emas. Peraih medali perunggu di Olimpiade Beijing 2008 dan medali perak di Olimpiade London 2012 ini mengaku telah bertanding dengan maksimum.
’’Saya sudah berusaha, tapi memang Deni tampil luar biasa, selamat untuk tuan rumah telah mendapatkan medali emas,’’ katanya.
Pada kolam renang, terjadi pemecahan rekor atas nama rekor Elsa Manora Nasution telah bertahan 20 tahun. Pemecahnya adalah atlet Kalimantan Utara Angel Gabriel Yus gaya kupu-kupu 100 meter, di arena renang UPI, Bandung.
Ini merupakan prestasi luar biasa mengingat Angel Gabriel Yus saat ini masih duduk di bangku SMP.
Sedikit kekisruhan terjadi pada pertandingan wushu. Atlet wushu Jabar Selviah Pertiwi kalah dalam final dari Rosalina Simanjuntak (Sumut) pada final nomor Sanda.
Kericuhan terjadi karena ofisial Jabar menilai keputusan juri memihak lawan dan memenangkan altet wushu Sumut.
PB PON GANTI JURU BICARA
Sementara itu, Panitia Besar Pekan Olahraga Nasional (PB PON) XIX/2016 bertindak cepat dengan mengganti posisi juru bicara PON XIX yang semula dijabat oleh mantan Putri Indonesia Maria Selena, digantikan oleh Perry Soeparman.
PB PON ingin, sukses penyelengaraan tetap harus dikedepankan. Menurut Ketua Harian PB PON XIX Iwa Karniwa, keputusan mengganti Maria Selena oleh Perry sudah disetujui oleh Ketua Umum PB PON Ahmad Heryawan.
Perry Soeparman saat ini menjabat kepala Inspektorat Jabar. Iwa memastikan, peran Perry akan optimal di Media Center Utama PON yang berada di Trans Luxury Hotel, Bandung.
Iwa yang juga Sekda Jawa Barat ini tidak menyebut alasan PB PON mengganti Maria Selena. Namun, sejumlah wartawan yang biasa meliput PON, menilai Maria Selena tidak berfungsi maksimal.
PB PON, lewat Ketua Umum Ahmad Heryawan juga mengimbau semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan PON untuk bertindak sportif. Ini terkait adanya sejumlah keluhan serta dugaan kecurangan dari sejumlah kontingen.
’’Saya ingin semua pihak bertindak arif atau bijaksana. Mari kita sambut pesta olahraga nasional dengan baik dan kita dorong semua atlet sportif, kita dorong wasit bertindak adil dan wasit itu direstui oleh masing-masing kontingen. Kami hanya memfasilitasi saja,’’ ujar Ahmad Heryawan.
Para wasit yang memimpin pertandingan di setiap cabang olahraga ditentukan oleh KONI Pusat.
’’Wasit itu kesepakatan di cabor masing-masing. Sehingga mari kita selesaikan bersama-sama,’’ ujarnya. Ia menambahkan, sejauh ini KONI Pusat menilai pelaksanaan PON masih dalam tahap wajar. (*)