COWASJP.COM – ockquote>
O l e h: Slamet Oerip Prihadi
---------------------------------------
GELEGAR PON XIX Jabar 2016 telah usai. Namun, kesan para atlet yang bertarung masih mengambang di orbit memorinya. Ada kesan negatif yang dilontarkan atlet karateka senior Jatim, Umar Syarief. “PON) XIX/2016 di Jawa Barat ini penyelenggaraan yang terburuk,” tutur Umar Syarief, 39 tahun.
Kata Umar Syarief, PON 2016 terburuk sejak kiprahnya di arena PON 1996 silam. Umar Syarief yang mendampingi sang istri, Ai Lee Syarief, dalam jumpa pers sosialisasi strong by zumba, berharap sangat agar ajang PON seharusnya menjadi wadah untuk bibit-bibit masa depan atlet Indonesia.
"Sejak saya mengikuti PON 1996 di Jakarta, PON Jabar 2016 adalah yang paling banyak permasalahan. PON tahun ini paling parah," kata Umar kepada Juara.net di Odiseus Fitness & Spa, Istana Sahid Apartmen, Jakarta, Kamis 29 September 2016.
Keluhan dan kisruh memang membanjiri penyelenggaraan PON Jabar 2016. Mulai dari aksi boikot, klaim perlakuan tidak adil wasit, hingga pemukulan atlet.
SETELAH INI PENSIUN
"Kasihan atlet bertalenta. (Mereka) Sudah menghabiskan masa muda dengan latihan keras, lalu dikalahkan begitu saja," ucapnya. "Jika memikirkan masa depan, wasit dan atlet harus sama-sama bawa ajang ini ke arah yang benar. Jika belum mampu juara, jangan dipaksakan menjadi juara," tutur lelaki kelahiran Sidoarjo, 15 April 1977 itu.
PON tahun ini juga menjadi kiprah terakhir Umar. Dia menyatakan pensiun seusai mempersembahkan medali emas untuk kontingen Jawa Timur pada PON Jabar 2016.
Umar kini memilih menetap di Swiss bersama sang istri. Dia memiliki perguruan atau gimnasium tempat dia mengajar karate dan zumba di Kota St Gallen.*