COWASJP.COM – ockquote>
O l e h: Bambang Indra Kusuma
----------------------------------------------
KEANEKARAGAMAN kesenian serta permainan olahraga tradisional Indonesia, ikut memeriahkan pembukaan TAFISA World Sport for All Games 2016 yang keenam. Pembukaan resmi dilakukan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) malam ini.
Event ini adalah acara "olimpiade" olahraga tradisional. Acara diadakan di kawasan pantai ABC Ancol, Jakarta Utara, pukul 19.15 WIB, Sabtu (8/10). Dalam peresmian turut hadir Menpora Imam Nahrawi, Menko PMK Puan Maharani, Menkominfo Rudiantara, Menlu Retno Marsudi, dan Hayono Isman selaku ketua panitia TAFISA.
BACA JUGA: Wapres Buka Tafisa
Dalam sambutannya, JK berharap masyarakat semakin tergerak rutin berolahraga. ''Kita semua baru saja menyelesaikan PON, sebentar lagi ASIAN Games. Olahraga bukan hanya prestasi, tetapi ada sportivitas," çetus JK, dalam acara yang dimeriahkan oleh penampilan penyanyi Krisdayanti itu.
Dalam kesempatan itu, JK juga meminta maaf karena ketidakhadiran Presiden Joko Widodo yang terbentur dengan jadwal lain. JK berpesan agar acara TAFISA berjalan semeriah mungkin.
ILUSTRASI: Krisdayanti. Foto: liputan6
'''Pada seluruh peserta, saya ingin suatu persahabatan yang baik. Disampaikan pak presiden, harapannya adalah mari kita mengubah suasana. Kalau melihat generasi muda, hanya melihat gadget sampai berjam-jam. Mari kita kembali untuk bergerak, jangan sampai membungkuk terus karena teknologi," lanjut JK.
Usai memberikan sambutan, JK resmi membuka acara TAFISA dengan pemukulan gong ditemani panitia dan para menteri yang hadir.
TAFISA World Sport for All Games digelar empat tahun sekali. Sebelumnya, lima kota yang pernah menghajat event ini adalah Bonn (Jerman/1992), Bangkok (Thailand/1996), Hannover (Jerman/2000), Busan (Korea Selatan/2008), dan Sialuai (Lithuania/2012).
TAFISA ke-6 di Jakarta diikuti lebih 70 negara berpartisipasi dalam pesta ini. Jumlah cabang yang dipertandingkan 50 cabang, termasuk olahraga permainan. Banyak cabang yang unik yang tak familiar bahkan asing bagi masyarakat Indonesia. Tapi, di sinilah kelebihan TAFISA. (*)
