Nikmatnya Pepes Jambal H. Emin

Pepes Jambal menyapa Dunia. Foto: Informasi Wisata Indonesia

COWASJP.COM – ockquote>

O l e h: Dhimam Abror Djuraid

--------------------------------------------

MELINTAS Sungai Citarum yang melenggak lenggok panjang dengan debit air yang deras akibat hujan di musim kemarau. Jalanan di kawasan Tangerang Timur yang  berkelak-kelok. Tanah-tanah merah lengket terkena air hujan. Truk berseliweran keluar masuk pabrik-pabrik di kawasan industri.  Sebuah jembatan menghubungkan kedua sisi yang dipisahkan seungai. Jembatan itu unik, arsitekturnya kokoh peninggalan Belanda.

Ada pintu air dengan penampang besi lebar. Di mulut jembatan dipasang dua besi di kiri dan kanan dan sebuah palang di atasnya. Gawang besi itu berfungsu untuk menyaring mobil-mobil yang hendak melewati jembatan. Tidak semua ukuran bisa melintas. Mobil-mobil kecil seukuran pikap bisa lewat. Mobil keluarga seukuran Avanza bisa leluasa masuk. Mobil yang lebih besar seukuran Innova harus pelan-pelan masuk dan menguncupkan kaca spion kiri kanan supaya aman.

jembatan-klari1wordpressRJk7N.jpg

Jembatan wilayah Klari (Foto: wordpress)

Ini mirip seperti alat pengukur tas kabin yang dipasang di bandara untuk membatasi berat tas yang masuk ke kabin. Pengukur mobil di Jembatan wilayah Klari itu juga untuk mengukur tonase mobil untuk menjaga kelestarian jembatan tua itu.

Di pinggir jalan yang agak sempit tapi ramai, warung pepes jambal H. Emin tidak terlalu mencolok. Papan nama yang dipasang sudah kusam dan agak sulit terbaca dari jauh. Yang membedakan dari bangunan lain adalah jajaran mobil dan motor yang parkir di depan warung dan di seberang jalan.

peps-jambal-2tLf4R.jpg

Melintas di depan warung terlihat kursi-kursi yang sesak. Asap tipis menyeruak keluar membawa aroma sedap ikan panggang dan bumbu yang harum. Deretan degan hijau berjajar-jajar.

Siang yang panas. Kursi-kursi di ruang depan penuh. Kami masuk ke dalam. Masih ada tempat kosong untuk beberapa orang. Kami duduk lesehan.

Pelayan menyorongkan daftar menu dengan cekatan. Ada pepes ikan jambal, ikan emas, ikan pedah asin, pepes tahu, ayam, jamur. Lalapan ditambah sambel hijau yang merangsang nafsu. Sayur asem yang segar atau sayur bening. Untuk melawan haus karena terik siang ada es degan hijau.

pepesoNQum.jpg

Pelanggan pepes jambal. (Foto: Dhimam Abror Djuraid/CoWasJP)

Perjalanan dari tol Tangerang Timur kira-kira setengah jam yang agak membosankan akhirnya terasa sumbut.

Pesanan disajikan dengan cepat. Ikan emas dipepes wungkul satu ekor. Lembut dengan kunir, serai segar, dan salam. Jambal ikan air tawar yang segar satu rumpun dengan patin tapi dagingnya lebih kenyal. Mirip patin, jambal juga punya lemak ikan yang tebal dan licin. Bagi yang tidak punya problem kolesterol akan nikmat sekali memakan pepes jambal dari bagian lemak perutnya.

pengasapan-pepesb9qTw.jpg

Pengasapan atau pembakaran ikan Pepes Jambal. (Foto: Dhimam Abror Djuraid/CoWasJP)

Ikan emas juga begitu. Disajikan utuh dengan jerohan perut yang diolah dan disajikan utuh. Pada jam-jam sibuk seperti umumnya rumah makan yang laris sangat sulit mencari tempat duduk. Pada jam makan siang kita harus rela antre berdiri di belakang kursi dan di belakang kita sudah ada orang lain yang inden.

Tetapi, beruntung rumah makan ini menerapkan aturan TPL alias "tidak pakai lama". Begitu kita kebagian tempat duduk dan membuat order, tidak sampai 10 menit semua sajian siap tersaji.

Bagi yang penasaran bisa melongok ke dapur pemasakan dan akan tahu rahasi kecepatan layanan H. Emin. Ternyata, ada lima sampai enam orang ibu yang bertugas mengolah bumbu, memotong ikan, membungkus dengan daun pisang muda. Ibu-ibu itu begitu terampil dalam mengolah dan membungkus sehingga dalam tempo singkat puluhan bungkus dengan berbagai jenis menu siap dipanggang. Bentuk bungkusan yang mirip antara satu menu dengan menu lainnya dibedakan dengan biting. Satu biting untuk pepes ikan emas dan dua biting untuk ikan jambal.

Pemanggangan dilakukan dengan cepat dan efisien. Puluhan pepesan itu diletakkan di atas lantakan besar di atas tungku kayu yang besar dan luas sehingga  terlihat seperti pemanggangan masal. Karena itu tak heran pepes-pepes itu bisa matang sekaligus dalam jumlah puluhan sehingga pelanggan tak perlu menunggu lama. Dan yang lebih nikmat pepes itu selalu dalam keadaan segar dan hangat.

Lalapan menjadi teman khas pepesan ini. Bagi yang doyan pedas bisa menikmati sambel cabe merah yang disajikan dalam cobek besar. Yang takut sakit perut bisa memesan "sambel hejo" dari lombok hijau. Dua-duanya sama-sama bisa membuat berkeringat.

Untuk obat pedas, degan segar tersedia dan disajikan utuh dengan diberi es atau dinikmati tanpa campuran es sehingga air degan terasa asli.

Pada jam makan siang konsumen yang datang umumnya orang-orang berseragam pekerja swasta. Mereka datang dari berbagai wilayah, banyak juga yang datang dari kota besar seperti Jakarta dan Bandung.

"Rasanya sungguh nikmat, gak rugi rasanya jalan jauh dari Bandung," kata Catur Priyo, warga Surabaya yang kebetulan ada di Bandung untuk bisnis dan menyempatkan diri memburu kuliner H. Emin.

Menurut Catur, pepes banyak dijumpai di Bandung maupun daerah Jawa Barat lainnya. Tapi, pepes H. Emin mempunyai kekhasan tersendiri. Ikan segar yang rata-rata gemuk dan mengkal serta proporsi bumbu yang tepat membuat pepes H. Emin beda dengan lainnya.

lalapan-pepes-jambal9QgkO.jpg

Jawa Barat adalah salah satu pusat kuliner yang lengkap. Berbagai jenis makanan yang variatif dan nikmat bisa ditemui. Tapi, bagi penggemar ikan, khususnya seafood, Jawa Barat bukan tempat yang terlalu ideal. Tidak banyak resto seafood yang bisa ditemui dengan mudah di Jawa Timur. Tetapi rumah makan yang menyajikan ikan tawar, terutama pepes, sangat banyak ditemui, dan pepes H. Emin termasuk salah satu yang paling maknyus. (*)

Pewarta :
Editor :
Sumber :

Komentar Anda