COWASJP.COM – ockquote>
O l e h: Arif Afandi
--------------------------
MISI dagang Pemerintah Provinsi Jawa Timur ke Polandia menuai hasil kongkret. Selain berhasil ditantandatangani kesepakatan antar pemerintah provinsi, juga langsung terjadi komitmen bisnis antar pengusaha Jatim dan Polandia.
Dalam pertemuan bisnis yang berlangsung di Olivia Business Center, Gdanks, telah terjadi sejumlah kesepakatan bisnis. Diantaranya permintaan impor kopi mentah dari perusahaan kopi di Polandia. Juga ada pengusaha yang berminat membangun coldstorage di Jawa Timur.
BACA JUGA: Pejabat Polandia Tertarik Kopi Luwak
Pertemuan bisnis itu diikuti sejumlah pengusaha dan perwakilan perusahaan besar di Provinsi Pomerania. "Mereka selama ini impor bahan baku kopi dari Brazil. Dia ingin juga dari Indonesia. Saya tawarkan kopi robusta yang memang jadi andalan kita. Mereka minta segera dikirim contoh kopi dari Indonesia," kata Konsul Kehormatan Polandia di Surabaya yang juga bos Kapal Api Soedomo Mergonoto.
Tidak hanya itu. Maret tahun depan, delegasi pengusaha Polandia akan ke Jawa Timur untuk melakukan kunjungan balasan sekaligus menjajagi sejumlah investasi dan bisnis baru. Gdanks Sport University juga akan menggelar seminar internasional dan melakukan coaching clinic dengan Unesa di Surabaya, Mei mendatang.
"Alhamdulillah, kita mendapat respon positif dari kunjungan pertama Pemprov Jatim ke Polandia ini. Apalagi banyak komodoti yang saling dibutuhkan antara kedua negara, khususnya dengan Jawa Timur," kata Wakil Gubernur Syaifullah Yusuf (Gus Ipul).
Setelah sehari di Warsawa, ibukota Polandia, Gus Ipul secara maraton mengadakan pertemuan dengan pemerintah Provinsi Pomerania, wilayah bagian utara Polandia. Begitu tiba di Gdanks, kota tempat Lech Walesa memimpin revolusi melawan penguasa komunis ini, rombongan bertemu Deputy Marshal Wieslaw Byczkowski.
Dalam pertemuan di kantor pemerintah provinsi Pomerania itu, Gus Ipul yang didampingi sejumlah kepala dinas, pengusaha dan perwakilan Kadin Jatim mendapat penjelasan tentang potensi bisnis Propinsi ini. Malam harinya, delegasi dijamu makan malam Marshal (Gubernur) Mieczyslaw Struk.
Di sela-sela jamuan makan malam, ditandatangani rencana kerja (working plan) antara Pemprov Jatim dan Promenia. Di dalamnya disepakati kerjasama antara kedua provinsi untuk bidang maritim, perikanan, pertanian, pengolahan makanan, logistik, dan transportasi, industri dan perdagangan.
Juga disepakati rencana kerjasama di bidang pendidikan, riset, penelitian ilmiah, pariwisata, budaya, dan kesehatan. Dalam rencana kerja yang berlaku sampai 2018 itu, kedua pemprov bersepakat untuk meningkatkan kerjasama melalui berbagai kegiatan, termasuk perdagangan. Juga bertukar pengalaman di bidang maritim, perikanan, dan perkapalan.
"Kami ingin ada peningkatan perdagangan antara Pomerina dan Jatim. Apalagi produk pertanian dan industrinya sudah sangat maju dan murah. Juga pendidikan kedokteran dan olah raga," tambah wakil gubernur yang juga Ketua PBNU ini.
Penandatangan Memorandum of Understanding (MOU) juga diteken antara Universitas Negeri Surabaya dan Rektor Gdanks University of Phisical Education and Sport Prof Waldemar Moska. "Mereka langsung merencanakan Mei tahun depan ke Surabaya. Tidak hanya bekerjasama bikin seminar internasional, tapi juga coaching clinic olah raga senam yang jadi unggulan mereka," kata Wakil Rektor Unesa Dr Ketut Prasetyo Kusnendar MS.
Sementara itu, Rektor Medical University of Gdanks Dr Marcin Gruchala tertarik untuk menjalin kerjasama pengembangan penyakit tropis di universitasnya. "Indonesia pasti lebih unggul di bidang penyakit tropis. Bisakah kami difasilitasi kerjasama dengan universitas yang unggul di bidang itu?," tanyanya.
Kepala Biro Kerjasama Pemprov Jatim Beny Wanto langsung bersemangat merespon. Ia berjanji akan segera koordinasi dengan Universitas Airlangga dan RS Dr Soetomo untuk merintis kerjasama antar universitas. Bahkan, sempat tercetus ide untuk membuat program studi bersama yang memungkinkan terjadi pertukaran antar mahasiswa.
"Di universitas kami ada kelas bahasa Inggris. Juga telah banyak mahasiswa dari luar negeri. Cuma belum ada yang dari Indonesia," kata Gruchala. Perguruan tinggi yang dipimpinnya selama ini unggul di bidang studi cardiologi dan onkologi. (*)