COWASJP.COM – ockquote>
O l e h: Roso Daras
----------------------------
REMBANG “bumi Kartini”, benar. Sebab, di bumi Rembang itu pula, jazad pahlawan emansipasi perempuan Indonesia dimakamkan. Akan tetapi, kabupaten ini sejatinya memiliki banyak sekali julukan: Kota Pusaka, Kota Santri, Kota Tua, Kota Batik, hingga Tiongkok Kecil.
Nah, ini tentang Tiongkok Kecil, yang terletak di Kecamatan Lasem, sekitar 12 km timur kota Rembang. Di kecamatan yang memiliki luas sekitar 4,5 hektare ini, berdiri banyak situs peninggalan kuno. Tiongkok Kecil adalah salah satunya.
Foto: CoWasJP
Letaknya di Karangturi, tidak jauh dari jalan negara Daendels (Pantura). Memasuki jalan Karangturi 4, langsung tampak bangunan tembok berwana merah menyala. Sebuah warna khas Tiongkok. Di tengahnya, terdapat regol atau pintu besar dari kayu. Dan di kiri kanan pintu, terdapat logo melingkar bertuliskan “Tiongkok Kecil Heritage”.
Rupanya, rumah peninggalan Belanda berarsitektur khas Eropa dengan pilar-pilar besar itu, adalah milik pengusaha Lasem bernama Rudy Hartono (bukan pebulutangkis). Ia sejak tahun 2012 merestorasi bangunan itu menjadi “Tiongkok Kecil Heritage”, dengan dana yang tidak sedikit. Niatnya hanya satu, yakni melestarikan situs sejarah.
Jika Anda berkunjung ke Lasem, setidaknya kini tidak melulu memikirkan “batik Lasem” yang terkenal. Berkunjunglah ke Karangturi. Anda akan mendapati kawasan Pecinan dengan segala pernak-pernik penunjang kehidupan sosial, serta bangunan-bangunan tua yang khas. Masyarakat Rembang, khususnya Lasem percaya, bahwa titik pendaratan pertama manusia asal Tiongkok di Jawa adalah pesisir utara Lasem.
Rumah mewah yang kini menjadi “Tiongkok Kecil Heritage” adalah salah satu bukti peninggalan yang bisa disaksikan. Tentu, kondisi saat dipugar, tidak sebagus sekarang. Ini bisa dilihat di dinding ruang depan sebelah kanan. Di sana tertempel foto-foto “after-before”.
Foto: CoWasJP
Sementara di tembok sebelah kiri, tertempel foto-foto tokoh masyarakat yang pernah berkunjung ke situs itu. Termasuk mantan Presiden SBY. Di beranda bangunan itu pula, juga ada beberapa tempat duduk dan patung dewa berukuran besar.
Melangkah ke ruang berikutnya, teronggok dua barongsai yang sengaja diletakkan di depan pintu masuk dan patung dewa berukuran besar. Menuju bagian belakang rumah merah, mata saya tertuju pada sumur ber cat kuning menyala di sisi sebelah kiri bangunan. Sepertinya sumur itu juga sudah dipugar.(*)