COWASJP.COM – PERTAMA-TAMA, kita wajib bersyukur dengan kembalinya Persebaya ke pentas kompetisi sepakbola nasional. “We are back.” Begitu Jawa Pos – sebagai investor dan pengelola – menyematkan tag line-nya. Bukan hanya Persebaya yang kembali ke pentas resmi PSSI. Tapi juga Jawa Pos kembali berjuang bersama-sama Persebaya untuk mencapai sukses bersama. Semoga Allah SWT meridhoi perjuangan besar dan berat ini. Amin YRA.
Kita juga harus berterima kasih kepada semua pihak, khususnya kepada Ketua Umum PSSI yang baru Pak Edy Rahmayadi bersama jajarannya. Semangat persatuan (islah) nan penuh maaf benar-benar dikobarkan oleh PSSI 2017-2021. Semangat luar biasa inilah yang wajib dikobarkan di seluruh lini kehidupan sepakbola nasional.
Jangan berharap Indonesia merebut tahta juara Asia Tenggara dan menembus Empat Besar Asia apabila masih ada keretakan dalam perikehidupan sepakbolanya. Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Terkesan klise, namun inilah dalil yang tak bisa ditawar .
Foto: istimewa
Kita juga perlu mengucapkan terima kasih kepada Polri yang telah mengakhiri dualisme Persebaya dengan membeli seluruh saham Surabaya United. Kemudian membentuk klub Bhayangkara FC.
Kini, Jawa Pos kembali merangkul Persebaya. “Seperti yang pernah kita lakukan 30 tahun lalu,” kata Pak Dahlan Iskan, big boss JP Group, kepada beberapa Konco Lawas JP (mantan karyawan Jawa Pos). Suasananya tentu beda. Tantangannya juga beda. Semoga perjuangan JP-Persebaya sukses mencapai targetnya. Aamiin YRA.
MEDAN TEMPUR BERAT
Sesuai keputusan PSSI, Persebaya diletakkan di level kedua (Divisi Utama). Ini karena tiga musim Green Force Persebaya absen kompetisi. Seharusnya di level terbawah, Liga Nusantara. Namun, PSSI menurunkan kebijaksanaan seperti itu. Alhamdulillah.
Kini Persebaya tengah menyiapkan timnya di bawah polesan pelatih kepala Iwan Setyawan. Persiapan tim yang luar biasa wajib dilakukan karena medan tempur Divisi Utama 2017 adalah medan tempur yang berat!
PSSI tahun ini melakukan rasionalisasi klub-klub Divisi Utama secara besar-besaran. Bayangkan, dari 60 klub Divisi Utama, 36 klub harus degradasi! Tahun depan hanya tersisa 24 klub Divisi Utama!
Medan tempur yang amat berat. Sebab, nama besar Persebaya pasti “membakar” semangat tempur klub mana pun yang bertarung menghadapi Persebaya. Mereka semua bakal all out! Boleh kalah dengan klub lain, asalkan tidak kalah dengan Persebaya! Suasana kebatinan klub-klub lawan seperti itulah yang wajib diwaspadai.
Mari kita kaji lebih rinci.
Grafis:CoWasJP
*
Apakah 60 klub ini akan dibagi menjadi 6 grup? Per grup 10 klub. Kalau benar begitu, bagaimana sistem degradasinya? Apakah degradasi sudah dilakukan di fase grup?
Grafis:CoWasJP
Kalau degradasi dilakukan di fase grup, maka hanya top four (empat pemuncak klasemen) masing-masing grup yang bertahan di level Divisi Utama. Karena ada 6 grup, maka total top four = 24 klub.
Berarti, peringkat 5 sampai 10 langsung degradasi! Wouuw.
Kita belum tahu persis bagaimana nanti aturan yang akan diterapkan PSSI. Namun, sistem apapun yang diterapkan, sungguh Kompetisi Divisi Utama 2017 adalah Kompetisi Neraka! Medan tempur seperti inilah yang akan langsung dihadapi oleh Arek-Arek Persebaya.
Karena itu, kita menjadi sangat ingin tahu sehebat apakah kinerja Green Force di Turnamen Piala Dirgantara 27 Februari – 8 Maret 2017 di Jogjakarta nanti. Sekian lama Persebaya tidak bertarung di turnamen besar dan kompetisi resmi. Ujian perdana yang berat akan kita saksikan di Stadion Meguwoharjo. Semoga Iwan Setyawan bisa menyiapkan tim sesuai harapan kita semua.
Delapan tim peserta Piala Dirgantara: PSIM Yogyakarta, PSS Sleman, Persita Tangerang, PSIS Semarang, Persebaya Surabaya, Persikama Kabupaten Magelang, PSN Ngada, Perseru Serui.
Dari delapan tim ini, PSS Sleman mengundurkan diri karena fokus pada penggemblengan fisik para pemainnya. Begitulah penjelasan pelatih PSS, Freddy Muli. Tenaga mereka baru saja terkuras di fase grup (Grup 1) Piala Presiden 2017. PSS adalah satu-satunya klub Divisi Utama di grupnya. Tiga klub lainnya level ISL. Yaitu juara Torabika Soccer Championship 2016, Persipura Jayapura, Mitra Kukar, dan Persegres Gresik United. Namun, tiga kali bertanding PSS tak terkalahkan. Memang PSS tidak lolos Delapan Besar, tapi mereka tampil luar biasa!
Sekarang, kita ingin melihat langsung penampilan Persebaya di Piala Dirgantara. Semua lawannya level Divisi Utama, kecuali Perseru Serui. Andaikata kinerja Persebaya kurang memuaskan, maka pembenahan yang cepat wajib dilakukan.
Yang pasti, medan tempur Piala Dirgantara menjadi barometer penting! Persebaya tidak boleh degradasi ke Liga Nusantara di Kompetisi Divisi Utama 2017. Ada 15 klub Divisi Utama di Jawa Timur (Jatim). Apabila Persebaya masuk dalam grup Jatim, maka persaingannya akan amat sengit.
Jangan pernah meremehkan kekuatan Persewangi, Perssu Sumenep, Persepam Pamekasan, PSBI Kabupaten Blitar, PSBK Kota Blitar, Persenga Ngawi, Persatu Tuban, dan klub-klub Divisi Utama Jatim lainnya. Mereka semua harus ditakar sebagai lawan setara yang tangguh.
Target utama tentu saja harus menembus TOP FOUR grup Kompetisi Divisi Utama 2017! Akan tetapi, target yang paling dekat adalah tampil mempesona di Piala Dirgantara. Inilah barometernya. Selamat berjuang!!*