COWASJP.COM – BAGI yang belum pernah melihat langsung kondisi Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) dan sekitarnya, tentu belum paham krisis (derita) apa yang dialami Arek-Arek Bonek di sana. Tak hanya kemacetan luar biasa di akses masuk/keluar stadion. Tapi juga rasa haus yang menyekat.
"Kami haus, kami butuh air minum!" teriak beberapa Bonek di luar stadion dan di dalam stadion. Perlu dicatat bahwa ketika Persebaya menjamu PSIS Semarang dalam laga uji coba, Minggu sore 19 Maret 2017 itu, sekitar 100.000 Bonek tumpek bleg ada di situ. Rinciannya: sekitar 50.000 Bonek ada di dalam stadion, sekitar 20.000 Bonek di halaman area stadion, dan sekitar 30.000 Bonek di luar area Stadion GBT (yang "terpenjara" di satu-satunya jalan masuk ke stadion).
Suasana Stadion Gelora Bung Tomo. Baru kali ini seramai dan sepenuh itu. (Foto istimewa)
Pokok persoalannya adalah kawasan sekitar stadion adalah kawasan tambak. Jauh dari perkampungan. Hanya ada satu-dua warung kecil nan sederhana. Celakanya, di area stadion tidak boleh ada para penjual minuman. Ini sesuai peraturan yang ditetapkan Panpel (panitia pelaksana).
Tak pelak krisis air minum pun melanda. Cuaca terik menyengat. Jangankan puluhan ribu Bonek yang di luar stadion, puluhan ribu Bonek di dalam stadion pun kehausan.
Padahal, menurut sumber CowasJP.com di Polrestabes Surabaya, H-2 sudah ada kesepakatan antara Panpel dan Polrestabes Surabaya untuk menyediakan 3 (tiga) kios minuman dan makanan di halaman stadion, dan 36 penjaja minuman resmi Panpel di dalam stadion (tribun). Tapi di Hari H program ini tidak jalan.
Menjelang kick off. (Foto istimewa)
Padahal di Stadion Rajamangala - stadion terbaik di Thailand - dan stadion-stadion besar di Italia misalnya, foodcourt harus ada. Penjaja di dalam stadion pun ada. Ada pula kios kecil dekat tangga menuju tribun.
Hal inilah yang sama sekali lepas dari perhatian Panpel. Bayangkan, air untuk minum saja nggak ada? Cukup dengan gelas-gelas plastik air mineral saja kalau yang botolan dikhawatirkan jadi alat untuk melempar (dinilai membahayakan).
Penyediaan air minum mutlak harus ada. Stadion yang jauh dari warung dan rumah penduduk wajib menyediakan air minum bagi suporter.
Alhamdulillah, dalam pagutan derita seperti itu puluhan ribu Bonek bersabar dan tertib. Tidak ada kerusuhan apa pun. Aman!
Salam satu nyali, Dulur! (Foto: slamet/Cowas)
Dua warung kecil terdekat ludes airnya. Satu tong air habis diminta Bonek untuk minum.
Ibu pemilik warung itu berkata: "Kasihan Bonek-Bonek itu kehausan. Saya persilakan mereka untuk mengambil air di tong untuk diminum."
Karena itu sangat diharapkan Panpel dan manajemen Persebaya.segera merumuskan solusi terbaik. Semoga jeritan Bonek ini didengarkan.(*)