COWASJP.COM – LAGA uji coba Persebaya Surabaya versus PSIS Semarang, Minggu 19 Maret 2017, banyak menyisakan kekecewaan karena adanya kemacetan total saat akan masuk dan keluar stadion. Dalam kontex ini tidak sedikit para pemerhati sepakbola nasional yang punya inspirasi untuk memecahkan kemacetan yang terjadi di stadion bergengsi tersebut.
Pertandingan bergengsi dan klasik sebagai perwujudan kerja keras manajemen, tim Persebaya, dan dukungan total Bonek, tak sia-sia. Menjelang akhir pertandingan Persebaya berhasil membobol gawang PSIS Semarang satu gol dari tendangan penalti centerback Rahmad Irianto, putra pemain legendaris Persebaya, Bejo Sugiantoro. Hal ini sangat menggembirakan seluruh pendukung Persebaya.
Luapan kegembiraan Bonek luar biasa. Begitu keluar dari stadion, mereka dengan suka ria menyambut kemenangan kesebelasan kesayangannya. Ya, biasa ada yang melakukan konvoi sepanjang jalan yang dilewati.
Lautan suporter berdesakan. (Foto: suhu/CoWasJP)
Parkir sepeda menutup akses jalan menuju stadion. (Foto: Koesnan Soekandar/CoWasJP)
Ada seorang penggemar olahraga mengatakan bahwa stadion ibaratnya sebuah rumah. Sebab, di stadion itu sendiri tersimpan peristiwa penting kegiatan olahraga yang menjadi kenangan. Stadion yang mewah merupakan dambaan dari klub-klub sepakbola termasuk suporternya. Ya, kalau di Surabaya tentunya teman-teman Bonek.
Sekadar kita ingat stadion GBT diresmikan dan dibuka tahun 2010. Berdasarkan catatan stadion yang megah ini waktu itu menghabiskan dana sekitar Rp 500 miliar. Dilihat dari jauh GPT memang kelihatan mewah. Sayangnya stadion yang dibangun di atas tanah tambak garam itu hingga kini akses jalannya belum sempurna. Mungkin pihak Pemkot kesulitan untuk membebaskan lahan yang harganya kini membubung tinggi.
Lewat jalan tol dilihat dari kejauhan stadion GBT terkesan mewah dan keren. Namun setelah dekat dengan stadion, pandangan kita jadi luntur. Jalan sekelilingnya masih sempit, sebagian sudah diaspal. Seharusnya pihak Pemkot memperhatikan dan membenahi hal-hal ini secepatnya.
Lepas dari kekurangan, stadion GBT merupakan stadion masa depan. Jangan sampai Surabaya kalah dengan Gresik yang kini telah memiliki stadion anyar Gelora JOKO SAMUDRO, yang letak bangunannya di jalan protokol mau masuk kota Gresik dari arah Surabaya. Kapasitasnya 25.000 penonton. Kini Gresik punya dua stadion apik, selain Stadion Petrokimia Gresik
Pertandingan Persebaya versus PSIS Semarang.
SAMPAH dan JALAN ALTERNATIF :
Meskipun saya nggak melihat langsung pertandingan Persebaya versus PSIS Semarang, namun saya ikut prihatin juga melihat teman-teman yang terjebak kemacetan. Pihak Pemkot agaknya terlambat memperhatikan akses jalan yang menuju ke stadion GBT tersebut.
Berdasarkan pantauan, seharusnya dibuat beberapa jalan aternatif untuk menuju stadion yang bagus tersebut. Paling tidak ada jalan aternatif dari kompleks Perum Pondok Benowo Indah (PBI) ke stadion. Atau membuat jalan alternatif yang bisa tembus dan jembatan layang melewati tol menuju jalan Romokalisari.
Saya terakhir mendengar bahwa Pemkot segera memperhatikan akses jalan yang menuju stadion GBT. Namun orang Pemkot yang tak disebut namanya, mengatakan untuk membuat akses jalan aternatif di sana tidak semudah seperti membalik telapak tangan. Kendalanya harga tanah bekas tambak garam tersebut sudah ratusan juta per meter persegi. Betulkah seperti itu, Pemkot harus segera mengklarifikasikannya. Segera bergerak!
Problem yang dihadapi tidak saja jalan. Tapi tempat pembuangan sampah akhir di sana yang berdekatan dengan stadion GBT. Hal ini juga merupakan problem yang masih sulit dipecahkan. Sampah yang sudah menggunung itu pada saat tertentu menimbulkan bau yang tak sedap. Padahal pihak Pemkot sudah memberikan sejenis cairan di tempat itu agar tidak menimbulkan bau.
Masyarakat yang tinggal di kompleks Pondok Benowo Indah (PBI) yang letaknya tak jauh dari stadion GBT juga ikut tersengat bau tak sedap dari tempat pembuangan akhir di sana. “Di komplek rumah saya masih merasakan bau tak sedap dari sampah yang menggunung itu. Hal ini tergantung arah angin. Kalau angin menghembus dari arah timur ke barat, wah baunya bukan main”, kata Pak Yanto, salah seorang penghuni PBI.
Semoga pihak Pemkot segara turun tangan untuk membenahi sekitar stadion GBT, khususnya membangun jalan dan lahan parkir yang memadai. Agar mereka yang cinta sepakbola khususnya bisa menikmati pertandingan dengan dengan rasa nyaman. Stadion yang dibangun dengan dana ratusan miliaran rupiah itu merupakan kebanggaan warga kota Surabaya. (*)