COWASJP.COM – ockquote>
O l e h: Ahmad Sukmana
------------------------------------
MENDENGAR kata Green Canyon, pikiran kita pasti langsung akan terbawa terbang jauh ke Amerika Serikat. Tapi, ternyata objek wisata alam tersebut ada di Indonesia. Green Canyon adalah primadona wisata Jawa Barat yang luar biasa indahnya. Sudah terkenal di dalam maupun luar negeri.
Penduduk setempat lebih mengenalnya dengan nama Cukang Taneuh (jembatan tanah), berlokasi di Desa Kertayasa, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Ciamis. Kurang lebih 31 kilometer dari Kota Pangandaran.
Foto: istimewa
Sebenarnya sebutan Green Canyon dipopulerkan oleh salah seorang wisatawan mancanegara asal Perancis tahun 1993 yang sempat berkunjung ke Green Canyon-nya Indonesia. Sedangkan asal muasal nama Green Canyon itu sendiri sebenarnya nama plesetan dari Grand Canyon yang berada di Colorado Amerika.
Green Canyon di Pangandaran merupakan destinasi yang bisa di kategorikan sebagai lanskap tropis yang unik. Di antara kedua dinding ngarai berwarna hijau yang ditumbuhi lumut.
Setelah membeli tiket body rafting Green Canyon Pangandaran, peserta dikumpulkan untuk diberi pengarahan dari para pemandu. Selain diberi pengarahan, peserta rafting disuruh mengambil rompi pelampung dan sepatu dari plastik, dan helm demi keselamatan.
Di dermaga tempat berkumpul peserta Body Rafting. (Foto: CoWasJP)
Pemandu tidak segan-segan mengingatkan peserta body rafting dilarang membawa barang-barang berharga seperti dompet dan HP.
Peserta akan dimanjakan melihat fenomena alam yang menarik karena adanya stalagtit dan stalagmit dapat disaksikan langsung di ruang terbuka bukannya di lorong-lorong maupun gua bawah tanah.
Setelah semua peserta menggunakan perlengkapan seperti rompi pelampung, sepatu dan helm, pemandu akan mengantar dengan mengggunakan mobil pick up ke lokasi wisata body rafting-nya dengan jarak tempuh kurang lebih 35 menit.
Dari penurunan peserta, untuk mencapai hulu pun tidak segampang itu. Peserta masih harus melewati jalan berbatu dan menuruni jalan setapak yang curam untuk mencapai ke hulu sungai Cijulang.
Pos penurunan peserta body rafting. (Foto: CoWasJP
Apa yang terjadi setelah sampai di hulu sungai...? Tidak ada perahu karet, yang ada hanya airnya yang deras dengan warna hijau bersih dan bongkahan batu-batu besar.
''Mas mana perahu karetnya,'' kata saya.
Mendengar pertanyaan seperti itu dari seorang peserta si pemandu hanya tertawa kecil sambil menjawab enteng.
''Tidak ada pak, kita semua akan berenang. Kita akan menikmati indahnya Green Canyon bersama-sama,'' ujarnya.
''Mati aku, saya ini tidak bisa berenang pak,'' kata saya. ''Tenang pak kita akan menjaga bapak,'' sahut sang pemandu.
Mendengar penjelasan seperti itu, badan ini rasanya lemas. Keringat dingin pun meluncur deras. Balik kucing...? Tidak mungkin. Karena untuk mencapai hulu sungai saja susah payah.
Kita akan diajak mengarungi arus sungai yang deras tanpa perahu karet kayak yang biasa dilihat, melainkan menggunakan tubuh kita.
Full Body Rafting
Keindahan Green Canyon Pangandaran, ternyata bukan sekadar cerita belaka atau berita yang selama ini saya baca di berbagai media.
Green Canyon merupakan objek wisata alam yang menyimpan berjuta pesona, berpacu dengan arus sungai melintasi jeram yang cukup menantang. Sport jantung juga Anda akan berjumpa pula dengan keindahan bentuk batu-batu.
Foto: istimewa
Stalagtik-Stalagnit yang begitu indah, menyusuri sungai dengan badan kita langsung berenang ke air dan akan membawa anda menyusuri sungai Cijulang sepanjang lima kilometer untuk di Track Pengarungan Body Rafting.
Terkenalnya Green Canyon adalah dengan body rafting-nya. Apa itu body rafting? Yang jelas beda dengan rafting. Body rafting tanpa perahu. Kita yang berenang. Cukup menegangkan, menyusuri sungai dengan waktu tiga sampai empat jam dengan medan yang berbeda-beda.
Sebelum dimulai body rafting, peserta diberi kesempatan untuk berfoto-foto. Sungai Green Canyon dihimpit gua yang yang ada di sebelah kiri kanan sungai. Medan dengan arus air tenang, air arus sedang dan yang menegangkan kita akan mencoba arus yang sangat ekstrim, namanya jeram setan.
Foto: istimewa
Di sinilah kita akan diuji bagaimana hidup kebersamaan, karena dengan body rafting atau renang sepanjang lima kilometer perlu kerjasama.
Di bibir sungai, si pemandu dengan setia mengawasi dan selalu berteriak memberi semangat bagi peserta yang sudah mulai kelelahan. Ayo mana kerjasamanya. Ayo berpegangan jangan sampai lepas keluar dari barisan.
Sepanjang perjalanan disuguhi pemandangan pohon-pohon hijau yang menjulang di sepanjang tepi sungai. Jika beruntung, bisa melihat beberapa satwa di sekitar sungai. Juga bisa menikmati air terjun yang turun dari sisi tebing.
Dari rasa takut menjadi senang dan berani. Mulai bisa tertawa jika melihat salah seorang tertinggal dari rombongan saat berenang.
Selama melakukan body rafting peserta juga disuguhi bermacam-macam suara gemuruh air yang berjatuhan dari tebing, suara kicauan burung. Peserta pun disarankan untuk saling berpegangan baik itu di kaki maupun dipundak supaya tidak ketinggalan dari rombongan. Bisa dibayangkan, bagaimana berenang dan berendam di air selama tiga atau empat jam terus dan terus berenang.
Foto: istimewa
Baru separuh perjalanan, mungkin satu setengah jam badan ini mulai terasa menggigil, kaki mulai terasa keram, bibir mulai membiru. Terus dan terus berenang. Semua peserta dari rombongan sudah banyak yang kelelahan. Bagaimana kalau kita istirahat atau berhenti? Jawaban jelas tidak mungkin
Satu setengah jam lebih berendam dia air. akhirnya tiba juga untuk istirahat sejenak. Dan pemandu pun berteriak, mepersilakan peserta untuk istirahat. Sekadar untuk menghangatkan badan dengan minum teh hangat, makanan kecil berupa gorengan. Atau sekadar menjemur badan dengan panasnya matahari.
Selain menjemur badan, peserta juga bisa memesan minum hangat seperti teh, kopi, maupun gorengan-gorengan yang disediakan di pos peristirahatan.
Warung penjual kopi, teh dan makanan gorengan pun sangat menarik. Karena penjual ada di atas pohon di bibir sungai. Si pemesan pun harus berteriak untuk pesannya. Penyajiannya pun menarik, si empunya warung harus mengulurkan tampar ke bawah memberikan pesanan yang dipesan para peserta.
Seorang peserta tampak kelelahan dan sedang menjemur untuk menghangatkan badan di pos peristirahatan (Foto: CoWas/JP)
Setelah menerima pesanan baik kopi, teh atau pun gorengan hangat, peserta pun diwajibkan melapor ke pemandu untuk mencatat makanan apa saja yang dipesan peserta.
Setelah beristirahat cukup dan badan pun mulai terasa hangat lagi. Maka pemandu memberikan aba-aba kepada peserta untuk siap-siap melanjutkan perjalanan lagi.
Tiga sampai empat jam perjalanan akhirnya sampai juga di titik akhir Green Canyon. Di titik akhir Green Canyon peserta mulai berebut perahu yang akan akan mengantar peserta ke dermaga Ciseureuh untuk istirahat dan makan siang bersama.
Green Canyon memiliki keunikan pemandangan tersendiri dan alamnya. Tentunya Green Canyon Pangandaran memiliki keunikan alamnya tesendiri yang pemandangannya tidak kalah dengan Grand Canyon Amerika.
Body rafting Green Canyon Pangandaran sebuah permainan dalam olahraga wisata air yang sangat menyenangkan yang dilakukan dengan menyusuri track body rafting selama ber jam-jam.
Body Rafting Green Canyon bahkan sering dianggap sebagi rafting yang paling menantang atau bisa disebut ''uji nyali.'' Hal ini karena lokasi wisata body rafting green canyon Pangandaran yang dipenuhi oleh bebatuan dan tebing yang dialiri air yang jernih.
Lokasi Green Canyon sebagai salah satu tempat wisata Pangandaran boleh dibilang sangat menakjubkan dengan hiasan panorama alam yang indah dan unik.\
Untuk melihat keindahan Green Canyon sebaiknya jangan datang pada musim hujan. Karena objek wisata Green Canyon akan ditutup. Karena meluapnya debit air cukup tinggi dan akan membahayakan pengunjung. Selain airnya keruh, kotor, pasti tidak akan menarik kan. Sehingga namanya akan berubah menjadi Brown Canyon tidak lagi Green Canyon yang terkenal air berwarna hijau dan kebiru-biruan. (*)