COWASJP.COM – KEDUTAAN Besar Republik Indonesia (KBRI) di Madrid, Spanyol terus aktif mempromosikan potensi pariwisata Indonesia. Termasuk peluang investasi maupun kerjasama perdagangan lainnya. Sejumlah delegasi Indonesia dari berbàgai bidang silih berganti berdatangan ke Spanyol. Begitu pula sebaliknya. Sejumlah delegasi Spanyol berkunjung ke tanah air.
Pada 28 Maret kemarin, Duta Besar Republik Indonesia untuk Spanyol Yuli Mumpuni Widarso juga menerima delegasi dari Indonesia. Delegasi ini bergerak di bidang pariwisata, batik dan kerajinan. Mereka berasal dari Surakarta (Solo). Dipimpin oleh Istri Wakil Walikota Solo, Saraswati.
Fotone Koleksi Yuli Mumpuni
Kepada Dubes Yuli, Saraswati menyampaikan keinginannya untuk bisa promosi potensi wisata, batik maupun produk UMKM dari Solo lainnya di Spanyol. "Alhamdulillah, Bu Atdag (Atase Perdagangan) sudah menyanggupi untuk membantu promosi di event yang digelar di Spanyol," jelas Yuli Mumpuni, Rabu (29/3).
Menurut Yuli, Atase Perdagangan akan mengundang batik Solo ke Pameran Intergift, IFEMA Madrid, pada September 2017. Intergift merupakan ajang pameran suvenir, gift, home decoration tingkat internasional. Pameran ini digelar rutin di Madrid. Intergift digelar 20-24 September 2017.
Ajang tersebut sangat tepat untuk memamerkan warna-warni kekayaan batik Solo. "Batik Solo yang cantik warna dan motifnya menarik untuk diikutsertakan dalam ajang ini," tambah mantan Sesmenpora ini.
Fotone Koleksi Yuli Mumpuni
Produk home decoration asal Indonesia yang diwarnai oleh unsur budaya, yang kita kenal dengan culture based creative products, kata Yuli, sangat potensial diterima pasar internasional, termasuk pasar Spanyol. Karakter pasarnya sangat spesifik seperti kalangan industri pariwisata (hotel, resort, restoran), selain individu.
"Spanyol sebagai negara nomor 2 terbesar dalam menarik wisatawan dengan jumlah mencapai 77 juta pertahun merupakan pasar yg sangat potensial," tandas alumni Hubungan Internasional UGM ini.
Agar dapat lebih diterima oleh pasar internasional, disarankan supaya produk batik yang akan ditawarkan memenuhi standar UE. Misalnya, warnanya tidak membahayakan manusia, dan kainnya baru bukan perca batik lawasan. Karena batik lawasan dinilai sebagai barang bekas. "Pihak buyer biasanya akan tanya ini kain bekas siapa? Sehatkah? Makanya hal-hal yg demikian mohon diperhatikan," pesan Yuli.
Selain itu, disarankan juga terdapat produk siap pakai, bukan hanya batik lembaran yang masih harus diproses untuk jadi produk lain. Melainkan produk final seperti kap lampu, taplak meja, hiasan dinding dan lain-lain dengan bahan batik atau lainnya.
Menpar Arief Yahya mengucapkan terima kasih atas upaya-upaya serius Dubes RI di Madrid Yuli Mumpuni itu. "Kami banyak belajar dari Spanyol dalam hal pariwisata, mengelola kota lama, heritage building, crossborder, sampai sport tourism. Apalagi markas UNWTO juga ada di Madrid," sebut Arief Yahya yang beberapa kali mempresentasikan perkembangan Wonderful Indonesia di sana. (*)