COWASJP.COM – SIAPA yang tak mengenal piramid. Ada sekitar 168 piramid. Salah satunya Piramid di Kawasan Giza atau El Giza atau dikenal juga Gizeh atau El Gizeh (Al Jizah) adalah kawasan yang terletak di daerah dekat Kairo (Mesir)
Di Mesir umumnya piramida digunakan sebagai makam raja-raja Mesir Kuno yang dikenal dengan nama firaun. Namun, berabad abad lalu piramida sering digunakan sebagai sasaran penjarahan dan perampok makam karena para raja-raja membawa harta kekayaannya dan segala macam artefak guna di alam baka, sekalipun diberi perlindungan dengan semacam kutukan-kutukan untuk mencegahnya.
BACA JUGA: Jejak Para Rosul dan Sahabat​
Sehingga pada masa raja-raja mesir kuno berikutnya, makam raja-raja dan para bangsawan ditempatkan pada lembah yang tersembunyi seperti halnya makam Raja Tutankhamun yang ditemukan secara utuh dan lengkap.
Piramida pun tidak dibuat sembarangan. Para insinyur Mesir kuno menghitung dulu jarak piramida dengan matahari, karena matahari adalah salah satu hal terpenting dalam kehidupan masyarakat Mesir kuno. Ilmuwan masa kini pun mengakui kehebatan mereka dalam membangun piramida yang termasuk tujuh keajaiban dunia ini.
Waktu, harta, dan tenaga yang dikeluarkan demi pembangunan piramida pun luar biasa banyaknya. Pembangunan piramida membutuhkan waktu sekitar dua puluh tahun dan mempekerjakan lebih dari sepuluh ribu budak, dan banyak yang nyawanya melayang. Piramida terbesar berada di Giza.
Dengan latar belakang piramid di giza dan sphinx. Patung-patung sphinx di Mesir saya lihat hidungnya banyak yang gruwil. Mengapa ya..apa terlalu mancung. (Foto: Arini Jauharoh/CoWasJP)
Ada 3 piramida yang terbesar dinamakan piramida Khufu atau biasa juga disebut The Great Piramyd. Piramida yang di tengah dinamakan Piramida Khafre, Khafre ini merupakan anak dari Khufu, sedangkan piramida yang terkecil di namakan Piramida Menkaure.Jika berhasrat untuk mengetahui isi piramid, janganlah datang pada saat Kairo musim panas. Sangat ideal pada Nopember hingga April. Pada musim panas untuk masuk ke dalam piramida sangat tidak disarankan karena ruangan yang tertutup dan tentu saja sangat panas karena hampir tidak ada oksigen.
Saat saya melongok isi piramid di Giza temperatur di handphone untuk Kairo menunjukkan 20 derajat celcius. Mumpung suhu udara saat ini masih bersahabat karena tidak terlalu panas maka kesempatan melihat isi piramida adalah sesuatu yang tidak boleh terlewatkan.
Saya dan teman setia penasaran dengan isi piramid. Hal yang tidak dibolehkan adalah sebenarnya melepaskan diri dari rombongan. Tapi apa daya hasrat penasaran tak mampu dikendalikan. Melepaskan diri dari rombongan sambil setengah terengah engah, masuklah kami ke piramid khufu.
Alamak...kami tidak tahu setelah sesampai pintu masuk ternyata harus membeli tiket lagi di pintu masuk awal. Harga tiket masuk ke Piramida Khufu untuk wisatawan asing sebesar 200 Le, atau sekitar Rp 400.000,- Sedangkan untuk pelajar dan mahasiswa sebesar 50 Le, dan warga lokal sebesar 30 Le. Karena kami tidak membawa tiket masuk.
Entahlah halal atau tidak, sudah terlanjur jauh dari pintu penjualan tiket, sudah terlanjur ngos ngosan, sudah jauh pula dari Indonesia.Sudah memisahkan diri pula dari rombongan. Kapan lagi bisa ke Mesir. Penjaga menawarkan USD 30 utk bisa masuk. Karena tidak menggunakan karcis resmi kami tawarkan USD 25 per orag. Lalu kami tawar USD 20.
Mungkin melihat mata kami yang melas\, dijinkan masuk. Dan mewanti wanti jangan bilang siap siapa ( lho ini kok bilang ya). Masuklah kami ke dalam piramid. Meski piramida ini sangat besar, tetapi untuk bisa masuk yang berukuran kurang lebih sekitar 1 meter, mengharuskan masuk dengan menunduk.
Kemudian berjalan menuju lorong sebelum menemukan tangga untuk menuju ke puncak piramid. Sambil merangkak saya berdoa semoga segera sampai ke atas, sambil melihat teman setia yang sudah berada di atas saya jadi bersemangat. Pada sisi kanan kiri ada lampu neon namun tidak terlalu banyak. Sehingga suasananya temaram. Jalan yang dilalui hanya cukup untuk dua orang. Dan jika saat berpapasan harus memiringkan badan.
Penulis saat menaiki tangga yang ada di dalam piramid. (Foto: Arini Jauharoh/CoWasJP)
Jalan dibuat dari kayu mirip rel bantalan kereta api hanya agak lebar dan halus, dengan panjang 50 meter. Dan sudut kemiringan kurang lebih 45 derajat. Saya lalui jalan yang terus dan terus menanjak.
Karena diburu terburu buru akibat misah dari rombongan, berjalan dengan menunduk alias merangkak dengan ritme agak cepat membuat tambah ngos ngosan. Baru berjalan keringat sudah berpeluh, tentunya sesampai di atas akan mandi keringat.
Piramid khufu yang saat itu saya telusuri tngginya saat ini mencapai 138,8 m, dan dibangun selama kurang lebih 20 tahun.
Akhirnya sampailah saya ke atas maka terlihatlah tempat menyimpan mumi ini terbuat dari batu granit hitam, panjangnya kira-kira 2 meter dan lebar 1 meter. Namun fisik mumi sudah tidak ada lagi.
Tempat bersemayam mumi yang sudah tidak ada. (Foto: Arini Jauharoh/CoWasJP)
Di ruangan ini juga bisa istirahat sejenak, karena tersedia pendingin udara, sekalian memulihkan stamina dengan minum seteguk dahaga air putih, sebelum kembali menuruni tangga ke bawah. Meski cuaca di luar tergolong dingin namun badan tetap gobyos berpeluh. Tapi Tidak lagi penasaran dengan isi piramid.
Jangan sampai menyurutkan niat kalau mau melihat isi piramid. Kebetulan yang saya lihat isinya seperti itu. Ada piramid lain yang isinya menarik. Sayang sekali saya tidak bisa berkunjung ke sana. Lokasi skitar 25 km dari Kairo.
Piramida dalam Alquran
Seperti saya kutip dalam Republika, menurut Alquran, tujuan utama pembangunan piramida bukanlah sebagai makam. Dalam surah al-Qashash (28) ayat 38 disebutkan, "Dan Firaun berkata, 'Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui Tuhan bagimu selain aku. Maka, bakarlah Hai Haman untukku tanah liat, kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa. Dan, sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa dia termasuk orang-orang pendusta."
Dalam ayat ini disebutkan, tujuan Firaun membuat sebuah bangunan tinggi dari tanah liat tersebut adalah untuk melihat Tuhan Nabi Musa ke langit. Ia ingin membuktikan, benarkah di atas sana ada Tuhannya Nabi Musa atau tidak.
Hal menarik yang disebutkan Alquran adalah sepenggal ayat yang mengatakan, "Maka bakarlah Hai Haman untukku tanah liat, kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi." Dalam ayat ini disebutkan secara lugas bahwa asal pembuatan bangunan yang saat ini dikenal dengan piramida disebutkan Alquran terbuat dari tanah liat yang dibakar. Apakah hal ini bisa dibuktikan secara ilmiah
Kabar ini bermula dari tulisan seorang wartawan koran Amerika Times dalam edisi 1 Desember 2006 yang menyebutkan, para ilmuwan menyatakan pembuatan piramida berasal dari tanah liat yang dibakar. Ilmuwan Amerika dan Prancis, Profesor Gilles Hug dan Profesor Barsoum menegaskan, piramida paling besar yang saat ini berada di Giza terbuat dari dua jenis batu, yaitu batu alam dan batu-batu yang dibuat secara manual.
Menurutnya, model pembuatan batu tersebut dengan dibakar di bawah kayu, lalu kayu tersebut dipanaskan sehingga membentuk batu keras yang hampir normal. Ilmuwan ini juga menyebutkan, sebenarnya Firaun sangat mahir dalam ilmu kimia dan mengelola tanah liat.
Dalam penelitian yang dipublikasikan majalah Journal of American Ceramic Society disebutkan, Firaun menggunakan jenis tanah slurry untuk membangun monumen yang tinggi secara umum. Demikian juga untuk pembangunan piramida dengan bahan yang sama.
Batu-batu besar yang tersusun membentuk piramida dibuat dengan cara dibakar. Menurut ilmuwan ini, tidak mungkin mengangkat batu yang beratnya ribuan kilogram tersebut. Inilah yang membuat Firaun menggunakan batu alam untuk membangun dasar. Batu lumpur tersebut dibakar, kemudian disusun membentuk Piramida. (*)