COWASJP.COM – ockquote>
O l e h: Arini Jauharoh
-------------------------------
KETIKA melihat lukisan pharaonic Mesir yang digoreskan di kertas papirus yang ditempel di dinding rumah atau kantor, tak pernah terbesit sedikitpun berfikir tentang kertas papirus sebagai medianya.
Barulah saat berkunjung ke tempat Papyrus Institute di Kairo saya baru tertarik tentang kertas papirus.
BACA JUGA: Jejak Para Rosul dan Sahabat
Karena sudah ditemukan sejak 3500 tahun sebelum masehi, papirus ini pula diyakini sebagai cikal bakal kertas saat ini.
Penulis saat mempraktikan cara membuat papirus di Institute Papyrus (Foto: Arini Jauharoh/CoWasJP)
Karena sudah ditemukan sejak 3.500 tahun sebelum masehi, papirus ini pula diyakini sebagai cikal bakal kertas saat ini. Papirus atau Papyrus (nama ilmiah: Cyperus papyrus) adalah sejenis tanaman air yang dikenal sebagai bahan untuk membuat kertas pada zaman kuno. Tanaman ini umumnya dijumpai di tepi dan lembah Sungai Nil. Kira-kira 3.500 SM, bangsa Mesir Kuno sudah memanfaatkan papirus.
BACA JUGA: Dahsyatnya Pembangunan Piramida
Mereka pada saat itu membuat kertas dari kulit-kulit tipis atau kulit-kulit halus papirus, sebelum kertas (seperti yang kita kenal sekarang) ditemukan.Secara fisik, daun pohon ini mirip rambut terjurai. Tangkainya tumbuh setinggi 3-5 meter, berbentuk segitiga secara bersilangan. Di sekeliling dasar tangkai tersebut tumbuh dedaunan berserabut pendek.
Fatima (kiri) menjelaskan cara membuat media papirus. (Foto: Arini Jauharoh/CoWasJP)
Karakter pohon papirus sangat halus, tanpa bonggol-bonggol dan duri-duri yang menuju pada kelompok bunga besar, nyaman, dan berbentuk rumbai. Konon karena perubahan geografis di daerah sungai Nil dan berkembangnya pemakaian kulit binatang sebagai media untuk menulis, papirus di Mesir tidak lagi berkembang biak dengan suburnya.
BACA JUGA: The Museum of Antiquities atau Museum Mesir
Penanaman menjadi sukar dan populasi papirus menurun dengan drastis. Namun demikian, sekarang papirus banyak tumbuh di tepi-tepi danau kecil dan sungai-sungai di Afrika.
Menurut wikipedia, tumbuhan papirus tumbuh di daerah lembab dan basah. Daun-daunnya panjang, tinggi, dan seperti kulit. Panjangnya mencapai satu setengah meter dan daun-daun tumbuhan ini banyak digunakan untuk membuat tikar.
Papirus Yesus dan Bunda Maria. (Foto: Arini Jauharoh/CoWasJP)
Di wilayah jazirah Arab, pada masa Nabi Muhammad SAW, tanaman ini selain dimanfaatkan untuk tikar, juga digunakan untuk menulis Al Qur'an serta bahan obat-obatan tradisional. Sebagai bahan untuk menulis, papirus diolah sedemikian rupa hingga menyerupai kertas, lazimnya berukuran 10×20 centimeter hingga 10×30 centimeter atau bahkan lebih dari 10×50 centimeter. Namun, ada kepingan yang dicantumkan atau dijahit hingga menghasilkan lembar papirus yang panjangnya 12 sampai 30 meter.
Papirus merupakan oleh oleh favorit dari Mesir. Lembaran papirus dengan pemandangan gambar candi dan tokoh-tokoh pharaonic yang dilukis di atasnya sangat indah dan sering dibuat sovenir. Namun sayangnya tidak semua papirus di Mesir asli. Seperti di sekitar Museum Kairo banyak sekali yang menjajakan papirus . 10 lembar papirus dijual murah 15 USD. Oleh karena itu Mesir menyarankan untuk membeli papirus asli di Papyrus Institute.
Papyrus Institute adalah toko yang disetujui pemerintah Mesir yang menjual papirus otentik. Terletak di Giza sebelah piramida. Orang-orang di toko juga akan memandu Anda melewati seluruh proses pembuatannya.
Seorang penjaga mengenalkan diri bernama fatima. Menjelaskan proses membuat papirus.
Kertas papyrus (kiri) dan lukisan pharaonic. (Foto: Arini Jauharoh/CoWasJP)
Menurutnya papirus dibuat dari tangkai tanaman papirus yang memiliki tekstur sangat rapuh (mirip dalamnya batang daun pisang). Bagian penampang tangkai berbentuk segitiga menyerupai bentuk piramida. Pertama penutup terluar tangkai dihilangkan dan bagian dalamnya dipotong tipis dan dipukul untuk mengeluarkan air.
Strip kemudian direndam dalam air untuk mengurangi kadar gula dari 20 persen menjadi 10 persen. Kemudian disusun secara horisontal dan vertikal saling terkait satu sama lain dalam bentuk jala(tikar) Jala tersebut kemudian ditekan selama 6 hari di bawah tekanan besi berat. Tikar papirus lantas dibasahi dan ditekan. Hal ini memungkinkan anyaman menjadi bersatu akibat getah lengket yang terkandung di dalamnya.
Selama waktu itu papirus harus dikeluarkan secara berkala untuk menghilangkan kelebihan air.
Papirus yang dibuat dengan cara ini sangat berkualitas dan tahan sobek.
Saya buktikan, dengan berusaha menyobek ternyata benar papirus tidak sobek.
Namun sangat sulit membedakam papirus asli atau palsu dengan mata yang tidak terlatih sebagai penilai papirus . Karena yang palsu pun juga ada sertifikatnya.
Oleh karena itu, terlepas dari kenyataan bahwa Papyrus Institute adalah tempat termahal untuk membeli papirus di seluruh Mesir. Satu papirus harganya termurah dikurskan bisa Rp 600.000. (*/berbagai sumber)