COWASJP.COM – ockquote>

O l e h: Erwan Widyarto

--------------------------------

KREATIVITAS pengelola Desa Wisata tak boleh berhenti. Untuk mendatangkan tamu harus terus berkreasi menampilkan atraksi-atraksi yang bisa menjadi magnet kunjungan ke destinasi. Tidak sekadar mengandalkan potensi alam, tapi harus mengkreasi sesuatu dari budaya, seni dan tradisi. Akan makin hebat jika berkolaborasi. Menggandeng mitra yang berpotensi.

Itulah yang dilakukan pengelola Desa Wisata Kuden, Sitimulyo, Piyungan, Bantul, Yogyakarta. Dengan menggandeng Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Daerah Istimewa Yogyakarta, mereka menggelar acara yang diberi tagline "Nyadran Akbar dan Syukuran Wartawan Jogja Istimewa 2017." Wisatawan diajak menginap 2 Hari 2 malam di Kuden, 13-14 Mei 2017.

"Tinggal di dusun kami, menikmati suasana desa bersama keluarga atau teman pecinta alam selama dua hari dua malam dengan mengikuti kegiatan wisata desa dan budaya. Hanya dengan Rp 150 ribu, Anda sudah mengikuti acara Kuden Ewuh Gedhen (Kuden punya hajatan besar) dan Syukuran Wartawan," jelas Taufik Ridwan, tokoh masyarakat Kuden, Jumat (12/5).

Koempeni Band yang siap dengan 200 lagu Koesploes-an.

Dengan Rp 150 ribu, wisatawan akan mendapat fasilitas yang melimpah. Di antaranya menginap dua malam beralas kasur berderet di Omah Kuden, menikmati 2x sarapan menu ndeso, makan siang dan kenduri nasi gurih. Kemudian bisa nonton pementasan ketoprak dengan bintang tamu Yati Pesek, nonton wayang dengan dalang Ki Seno Nugroho.

Wisatawan juga bisa ikut tubing di Kali Kuning, mancing dalam kesabaran, senam sak isane (sebisanya), menikmati Koesploes-an dan dapat merchandise kaos. "Karena nuansanya syukuran, wisatawan bisa ikut sholat lail (malam) dan doa kesejahteraan," tambah Taufik.

Menurut Taufik, syukuran dipanjatkan setelah PWI sukses dalam perayaan Hari Pers, dan sukses dalam banyak kegiatan yang digelar. "Semuanya berjalan lancar maka dibuatlah acara bersyukur atas limpahan sehat dan kemudahan bagi wartawan. Apapun medianya. Kami juga akan mendoakan media tempat para wartawan bekerja diberikan kemudahan mempertahankan eksistensinya," tambah Taufik.

Mengenai kegiatan, selain yang disebutkan di atas ada pula pemutaran film berbahasa Jawa, Dendang Koesploes-an dan diskusi Anti Miras.

Secara rinci, jadwal acara dimulai dengan pemutaran film hari Sabtu (13/5) pukul 20.00. Dilanjutkan ketoprak pukul 21.00 dengan lakon Gerombolan Gagak Seto dimainkan oleh Cahyo Budoyo Bantul. 

Kemudian Minggu (14/4) pagi Senam Sak Isane (pukul 07.00), Mancing (07.00),  tubing Kalikuning (08.00), Dendang Koesploes-an mulai pukul 09.00. Diskusi soal miras dengan Gerakan Nasional Anti Miras Yogayakarta (09.00). Lalu Nyadran Akbar pada pukul 15.30-17.30. Kegiatan ini ditutup dengan pentas wayang kulit Banjaran Bimo oleh Ki Seno Nugroho (Minggu pukul 21.30).

"Untuk Koesploes-an yang lagu-lagunya banyak peminatnya, akan dimainkan oleh Koempeni Band. Band ini akan tampil istimewa dengan menyiapkan 200 lagu di acara Syukuran wartawan Jogja Istimewa 2017," jelas Taufik.

Pentas Koesploes-an Minggu pagi ini juga akan istimewa karena akan dibagi ratusan doorprize. Di antaranya voucher menginap di hotel-hotel berbintang di Yogya, makan di restoran top di Yogya, jam dinding, payung, dan 100 buku Genam (Gerakan Nasional Anti Miras).

Kampung Wisata dan Budaya Kuden, Sitimulyo, Piyungan, Bantul ini berada di sebelah selatan studio JogjaTV, jalan Wonosari. Akses jalannya bagus bisa ditempuh dengan mobil. "Jika tidak membawa kendaraan, tamu akan dijemput dan diantar kembali sampai jalan Wonosari," tandas Taufik.

Sementara itu, Ketua PWI DIY Drs Sihono HT, M.Si dalam undangannya mengharap kehadiran wartawan dan keluarganya. Karena kesibukan para wartawan, Sihono memberi toleransi untuk datang menyesuaikan pilihan kegiatan yang akan diikutinya. (*)