COWASJP.COM – ockquote>
O l e h: Erwan Widyarto
--------------------------------
GREGET Menpar Arief Yahya mendorong Kota Lama Semarang menjadi warisan budaya dunia (word haritage) direspons khusus Pemkot Semarang. Melalui Badan Pengelola Kawasan Kota Lama (BPK2L), Pemkot Semarang telah menanam 40 batang pohon jenis Pule, Minggu (21/5/2017).
Langkah ini untuk membuat kawasan tertua di kota Lunpia itu menjadi lebih hijau dan asri. Sehingga satu tahun ke depan akan terlihat sejuk dan rindang. "Pemkot Semarang mereboisasi Jalan Letjend Suprapto yang membelah Kota Lama dengan menanam sekitar 40 batang pohon jenis Pule," kata Ketua BPK2L, Hevearita Gunaryanti Rahayu.
Hevearita yang juga Wakil Walikota perempuan ini menyampaikan, penanaman dilakukan hanya pada titik tertentu sebagai upaya menghindari kerusakan jika pohon nantinya tumbuh besar. Penanaman bekerja sama dengan Dinas Pekerjaan Umum (DPU).
"Diharapkan dalam dua minggu pohon tersebut sudah mulai tumbuh daunnya. Sehingga akan tampak hijau royo-royo tak gersang," katanya.
Penanaman pohon Pule sebagai upaya kembali menghidupkan Kota Lama Semarang, menyusul pavingisasi dan penentuan larangan kendaraan umum masuk seperti di Jalan Kepodang.
"Wisatawan akan betah berlama-lama jika nanti sudah terlihat rindang jalanannya, sembari menunggu dana hibah dari provinsi kita lakukan perlahan apa yang bisa dikerjakan dulu," ujarnya.
Ke depan, menurut Ita, sapaannya, selain penanaman pohon, Jalan Letjend Suprapto juga akan ditutup. Penutupan masih menunggu pembangunan satu kantong parkir sebagai fasilitas bagi beberapa bangunan kantor dan warung agar akses tak terganggu.
Salah satu pengunjung, Steve Kusuma, mengaku senang dengan penanaman pohon Pule di Jalan Letjend Suprapto. Dia berharap pohon tersebut dapat dirawat dan bermanfaat untuk membuat lebih sejuk kawasan Kota Lama.
"Jika rindang dan teduh apalagi nanti akses kendaraan di Jalan Letjend Suprapto ditutup maka akan terlihat asri layaknya kawasan di luar negeri dengan gedung kuno," katanya.
Pohon pule bisa tumbuh di seluruh Nusantara meskipun semakin jarang ditemui karena populasinya langka. Namanya Pule alias Alstonia scholaris. Tanaman yang dikenal juga dengan nama pulai ini kerap ditemukan di dataran rendah sampai ketinggian 900 mdpl.
Pohon pule berdaun rindang bisa tumbuh sampai ketinggian 15 meter lebih Batangnya lurus diameternya mencapai 60 cm, berkayu, dan percabangan menggarpu. Kulit batang rapuh, rasanya sangat pahit, bergetah putih. Kulit pule bisa diolah menjadi obat herbal. Kulit dan daunya bisa dikeringkan lalu dijemur dan ditumbuk menjadi obat malaria.
Saat ini Kota Lama Semarang tengah disiapkan menjadi tujuan wisata unggulan. Penyiapan dilakukan dengan melakukan perbaikan pada gedung-gedung cagar budaya yang berada di kawasan Kota Lama. Badan Pengelola Kawasan Kota Lama (BPK2L) Semarang menyiapkan Rp 66 miliar dari APBD untuk perbaikan menyeluruh tahun 2017.
Diharapkan “little Netherland” tersebut bisa menjadi salah satu destinasi wisata unggulan. Menteri Pariwisata Arief Yahya mendukung daerah seperti Kota Semarang untuk membangun Kota Lamanya lebih serius. Infrastruktur seperti drainase, jalan, listrik, dan telekomunikasi itu penting diutamakan.
Selasa-Rabu, 23-24 Mei 2017 lalu tim Pengembangan Pemasaran Mancanegara Wilayah Asean menggelar bimtek sinkronisasi pasar Asean dengan para Kadispar se Jawa Tengah dan asosiasi, seperti PHRI, Asita, BPPD, dan lainnya di Hotel Aston Semarang.
"Kota Lama Semarang ini banyak cerita, banyak sejarah, juga banyak legenda, yang bisa menjadi storyline yang bagus. Semua penuh cerita, karena pariwisata itu adalah cerita, apa yang bisa diceritakan kembali ke publik," papar Rizky Handayani Asdep Pengembangan Pemasaran Asean Kemenpar.
Dia memaparkan karakter dan detail originasi Asean. Seperti Singapore, Malaysia, Filipina dan Vietnam. Empat kawasan yang dianggap punya potensi besar untuk digarap. "Itu yang dimatchingkan dengan ketersediaan atraksi di destinasi, agar promosinya makin pas," kata Rizky Handayani. (*)