COWASJP.COM – Para pakar nutrisi meyakini kandungan protein jangkrik mencapai tiga kali lipat kandungan protein daging ayam, sapi, dan udang.
Walau belum populer di Indonesia, konsumsi jangkrik sebagai bahan makanan manusia sudah sangat populer di beberapa negara Asia. Sebut saja Thailand, Kamboja dan Vietnam.
Di negara-negara ini, berbagai olahan masakan berbahan jangkrik atau serangga lainnya adalah kudapan yang sangat digemari. Sementara di Indonesia, jangkrik dibudidayakan masih sebatas sebagai pakan untuk hewan ternak kesayangan, seperti burung, ikan arwana, reptil, dan lain sebagainya.
Sate jangkrik​ (Foto: istimewa)
Jangkrik –yang memiliki nama latin gryllidae– merupakan serangga yang berkerabat dekat dengan belalang. Jangkrik memiliki tubuh rata dan antena panjang. Serangga ini dikenal dengan suara nyaring yang hanya dihasilkan oleh para pejantan.
Masyarakat Asia percaya, jangkrik adalah pembawa keberuntungan. Sementara masyarakat Amerika Latin terutama Brazil, mempercayai jika rumah mereka kemasukan jangkrik hitam, maka rumah tersebut akan terserang penyakit.
Bahkan jangkrik hitam ini juga kerap diartikan sebagai datangnya malapetaka atau wabah penyakit. Sementara jika yang datang jangkrik hijau, maaka itu adalah tanda nasib baik atau harapan yang lebih baik di masa depan. Uniknya, jika yang datang adalah jangkrik kelabu, masyarakat Brazil percaya bakal berlimpahnya uang.
Belakangan ini muncul penelitian untuk menggunakan jangkrik sebagai bahan obat tradisional. Kandungan yang dimiliki jangkrik antara lain: protein, asam amino, asam lemak essensial. Protein jangkrik juga terdiri dari protein Omega 3, Omega 6, dan omega 9. Para pakar nutrisi meyakini kandungan protein jangkrik mencapai 3 kali lipat kandungan protein daging ayam, sapi, dan udang.
Jangkrik juga dipercaya sebagai penambah vitalitas (Foto: istimewa)
Protein jangkrik ini adalah bahan aktif anti oksidan pada tubuh untuk mencegah penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah. Asam aminonya dapat menghasilkan protein collagen yang berfungsi untuk mempertahankan elastisitas persendian tulang, sel kulit, dan kornea mata, hingga dapat menghambat penuaan dan penyakit katarak.
Kandungan omega pada jangkrik baik dikonsumsi bayi atau anak masa pertumbuhan. Sementara bagi orang dewasa yang memiliki masalah seksual, jangkrik dipercaya dapat meningkatkan vitalitas baik pria maupun wanita.
Secara umum, pemanfaatan jangkrik sebagai obat tradisional terbilang sangat mudah. Cukup digoreng atau dibakar dan langsung dimakan. Sementara bagi yang belum terbiasa atau mungkin jijik, pemanfaatan jangkrik bisa lewat tepung.
Jangkrik dioven atau dijemur di bawah terik matahari. Setelah benar-benar kering, tepung jangkrik dimanfaatkan untuk berbagai adonan baik untuk biskuit, nugget atau aneka olahan lain. Penambahan beberapa bahan lain untuk menambah cita rasa sangat disaran, seperti kelapa, jahe, coklat, telur dan mentega dan tinggal dicetak.
Untuk vitalitas seksual, jangkrik dibuat seperti jamu. Jangkrik dikeringkan secara alami dengan sinar matahari atau dioven hingga kering, lalu digiling menjadi serbuk dicampur dengan jamu dan ramuan tradisional penambah stamina yang juga dihaluskan. Selanjutnya campuran kedua serbuk tersebut dimasukkan dalam kapsul. Maka jadilah kapsul jangkrik penambah stamina. (*)