COWASJP.COM – Yogyakarta memang tak setenar Bali yang sudah kondang di mancanegara. Namun, bagi wisatawan mancanegara yang sudah tahu, Yogyakarta menjadi destinasi yang wajib dikunjungi.
Itu bukan kesimpulan asal-asalan. Ada para kampiun perjalanan di Booking.Com yang membuat daftar kota-kota teratas di seluruh dunia berdasar penilaian mereka tentang budaya, makanan, kehidupan malam dan atraksi.
Hasilnya, Yogyakarta masuk dalam daftar pilihan para kampiun perjalanan. Pesaingnya juga bukan sembarang kota, tapi sudah dikenal dunia seperti Quebec di Kanada, Santiago di Chile, Seattle di Amerika Serikat, Stockholm di Swedia, Mumbai di India, San Sebastian di Spanyol, Belgrade di Serbia, Mexico City di Meksiko, Leuven di Belgium hingga Perth di Australia.
“Kota-kota itu memang tidak mendapat pujian dari saingan mereka yang lebih glamor, tapi kota-kota yang kurang dikenal ini mencuat sebagai tujuan favorit bagi mereka yang tahu,” tulis Daily Telegraph Australia dalam artikel berjudul World’s 11 Most Underrated Cities itu.
Lantas apa yang membuat Yogyakarta bisa masuk dalam daftar yang sama dengan Quebec, Seattle, Santiago, Mumbai hingga Perth? Jawabnya, salah satunya karena Yogyakarta dekat dengan Candi Borobudur dan Prambanan.
Borobudur merupakan candi Buddha terbesar di dunia. Sedangkan Prambanan merupakan kompleks candi Hindu terluas di Indonesia. “Keduanya adalah tempat yang wajib dikunjungi pelancong,” tulis artikel yang juga dimuat di laman news.com.au itu.
Di Yogyakarta bagian selatan tepatnya di Kabupaten Gunungkidul ada goa yang sangat indah. Namanya Goa Jomblang. Sedangkan di sisi utara ada Gunung Merapi. Gunung berapi di perbatasan dengan Magelang itu tidak hanya sangat aktif, namun terus menebarkan keindahan yang memesona.
Malioboro juga menjadi salah satu nilai tambah Yogyakarta. Jalan yang berada di tengah Kota Jogja itu menjadi pusat untuk pedagang kaki lima, kuliner serta bar.
Dan untuk pantai, Yogyakarta bisa menjadi surga bagi beach-goers. Kabupaten Gunungkidul di sisi selatan Yogyakarta memiliki banyak pantai yang sangat impresif.
Yogyakarta memang bercokol di peringkat kedelapan dalam daftar itu. Namun, Yogyakarta maupun Indonesia punya keunggulan kompetitif yang tak dimiliki destinasi wisata di negara lain, yakni biaya akomodasi yang dikenal murah.
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya yang merujuk Travel Tourism Competitiveness Index (TTCI) World Economic Forum 2017 menyebut Indonesia pada posisi nomor lima di dunia dalam hal price competitiveness index. Posisi itu melorot dua peringkat dibanding 2015 yang menempatkan Indonesia di posisi ketiga.
Namun, posisi itu masih tergolong murah dan memberikan benefit yang besar bagi travellers yang datang ke Indonesia. Makanan dan minuman masih murah, transportasi sangat terjangkau, sementara biaya hidup tidak mahal. “Ini adalah daya tarik Indonesia di pariwisata,” ujarnya.
Sedangkan merujuk situs Numbeo, cost of living index atau indeks biaya hidup bagi wisatawan yang mencakup akomodasi, makanan di restoran, tarif taksi dan aktivitas leisure, harga di Indonesia paling rendah di antara negara-negara Asia Tenggara. Indeks biaya hidup di Indonesia di angka 36,33.
Yang paling mendekati Indonesia adalah Malaysia dengan cost of living index 37,47 dan Vietnam (39,5). Sedangkan di Thailand sudah mencapai 40,02.
Bagaimana dengan Singapura? Tinggi. Angka cost of living index di negeri pulau itu sudah mencapai 83,67 atau melebihi Inggris dengan indeks 81,03.(*)