COWASJP.COM – SEBAGAIMANA saat bersafari di Kalimantan, memasuki hari ke-23 ini saya juga tidak sempat menulis dan mengunggahnya di esok hari seperti biasanya. Waktu saya habis di perjalanan dari Blitar ke Tuban. Dan, Minggu pagi saya mesti memberikan kajian ba’da Subuh di Masjid Darussalam, Tuban. Tapi, Alhamdulillah, saya bersyukur bisa menulis dan mengunggahnya lebih awal malam ini. Semoga Allah senantiasa merahmati kita semua.
Akhir-akhir Ramadan seperti ini Rasulullah lebih mengaktifkan diri untuk membaca Al Qur’an. Inilah kitab petunjuk yang telah menginspirasi beliau untuk menjadi manusia teladan di muka Bumi.”Kana khuluquhul Qur’an – Sesungguhnya akhlaq beliau adalah Al Qur’an”. Sehingga beliau disebut sebagai ‘Al Qur’an berjalan’. Artinya, beliau sudah menjalankan isi Al Qur’an seluruhnya, 6.236 ayat.
Lantas, sebagai umatnya, sudah berapa ayatkah yang telah kita jalankan dalam kehidupan ini? Bukankah Al Qur’an adalah petunjuk kehidupan kita? Sudahkah separonya kita praktekkan? Sudahkah seperempatnya? Sudahkah seribu ayat, seratus, atau sepuluh ayat? Atau, jangan-jangan kita lebih memilih sebuah hadits yang dimana Rasulullah mengatakan: “balighu ‘anni walau ayat – sampaikan dariku meskipun cuma satu ayat”. Sehingga dari dulu sampai sekarang, kita ya baru mempraktekkan satu ayat saja?
Beragama adalah praktek. Bukan sekedar teori. Sayangnya, banyak di antara kita cuma berteori di dalam beragama. Padahal, Allah telah memeringatkan lewat kalimat yang menusuk hati kita: “Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kemarahan Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” [Qs. Ash Shaf (61): 2-3]
Al Qur’an, seringkali cuma kita jadikan bacaan indah-indahan, ‘cepet-cepetan’, khatam bolak-balik, bahkan tak jarang dijadikan jimat belaka. Padahal, fungsi sesungguhnya kitab suci ini adalah sebagai sumber petunjuk dan inspirasi bagi umat manusia. Khususnya bagi orang-orang yang bertakwa. Sehingga, selama bulan puasa, dan lebih istimewa pada akhir Ramadan kita diperintahkan untuk bertadarus Al Qur’an agar memeroleh petunjuk dari dalamnya.
Agar tidak terjadi paradox yang sangat memrihatinkan di kalangan umat Islam. Yakni, Al Qur’an mengajarkan kejujuran tapi masih banyak diantara kita yang tidak jujur. Al Qur’an mengajarkan keadilan, masih banyak di antara kita yang tidak adil. Al Qur’an mengajarkan bekerja, berekonomi, berbudaya, berpolitik, dan belajar ilmu & teknologi secara Islami, tapi umat Islam banyak yang masih jauh dari semua yang diajarkan Allah di dalam firman-Nya itu.
Bulan Ramadan adaah bulan dimana kita mesti menyerap semua itu sebagai taburan hikmah yang mengendap di pikiran bawah sadar kita sebagai akhlaq. Dan kemudian kita jalankan dalam kehidupan sehari-hari. “Aku diutus oleh Allah untuk mengubah akhlaq manusia.” Begitulah kata Rasulullah. Maka, sungguh beliau akan sangat prihatin jika melihat cara beragama umatnya cuma di lisan saja, tanpa bisa mengubah perilakunya.
Visi dan misi beliau diutus menjadi rasul cuma satu: “wama arsalnaka illa rahmatan lil ‘alamin – Dan tidaklah kami utus engkau (Muhammad) kecuali untuk menjadi rahmat bagi semesta alam.”
Jadi, kalau tidak untuk menebar rahmat beliau tidak diutus sebagai rasul. Dan yang paling menarik, rahmatnya bukan hanya ‘rahmatan lil muslimin’ – bagi umat Islam saja – melainkan ‘rahmatan lil alamin’, bagi seluruh alam. Artinya, keberadaan Rasul dan umat Islam harus bisa memberikan kesejahteraan dan kedamaian kepada semua yang ada di sekitarnya.
Yang muslim dapat rahmat. Yang non muslim dapat rahmat. Binatang dan tumbuhan juga dapat rahmat. Bahkan sumber-sumber penghidupan, seperti air, udara, ekosistem, tambang dan lain sebagainya menjadi rahmat. Itulah yang disebut sebagai rahmatan lil alamin..!
Maka, PERTANYAAN yang mesti Anda jawab kali ini adalah:
1. Di ayat manakah Allah berfirman bahwa siapa saja yang bertakwa kepada Allah, dan benar-benar mengikuti Al Qur’an, maka Allah akan mengaruniakan rahmat-Nya?
2. Bagaimana menurut Anda, apakah umat Islam dewasa ini sudah menjalankan petunjuk Al Qur’an itu dalam rangka rahmatan lil alamin? Apa yang masih harus dilakukan?
Selanjutnya, PEMENANG edisi ke-22, berdasar pada jawaban yang masuk di facebook dan Agus Mustofa eLibrary adalah: Drni Sutami.
1. Di ayat manakah Allah juga menantang manusia, dan bahkan jin, untuk membuat karya semacam Al Qur’an itu? Dengan keindahan bahasa dan kandungan isi yang sangat luar biasa. Bahkan, sebagai satu-satunya kitab suci yang masih otentik dan bisa dihafal oleh manusia secara detil sampai ke jumlah huruf-hurufnya, selama ribuan tahun.
Jawaban: Q.S. Al Isra' ( 17 ) : 88
Katakanlah : " Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al Qur'an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia (Al Qur'an), sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain ".
Qs. Yunus (10): 38
“Atau (patutkah) mereka mengatakan "Muhammad membuat-buatnya". Katakanlah: "(Kalau benar yang kamu katakan itu), maka cobalah datangkan sebuah surat seumpamanya dan panggillah siapa-siapa yang dapat kamu panggil (untuk membuatnya) selain Allah, jika kamu orang yang benar".
2. Selain karena klaim Allah untuk menjaga al Qur’an, menurut Anda faktor apakah yang menyebabkan Al Qur’an bisa bertahan selama ribuan tahun tetap terjaga, bahkan semakin banyak pengikutnya?
Jawaban: faktor yang menyebabkan :
1. adanya semangat Cinta Al Quran sehingga melahirkan intelektual hafiz Al Quran dari masa ke masa.
2. Al Quran mampu menjawab tantangan jaman dan merupakan Sumber inspirasi serta Ilmu pengetahuan: Sains,hukum, pemerintahan, ekonomi dan sebagainya.
Selamat, Anda memeroleh hadiah buku Serial Diskusi Tasawuf Modern berjudul: "AL QUR’AN INSPIRASI SAINS". Silakan hubungi 0878 5433 5454 untuk alamat pengiriman hadiahnya. Salam
ADA CUPLIKAN VIDEO & HADIAH BUKU SETIAP HARI: