COWASJP.COM – TEMAN sekelas saya di program S3 Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran (Fikom Unpad) Bandung, Husni Rahman Karepesina, membaca tulisan berjudul "Kebesaran TUHAN, Dosen yang pernah 'Menggugat' Penulisan Gelar Minta Tolong Urusan di Polisi.” Kemudian menuliskan komentarnya dengan gaya bertutur, berikut ini:
Alhamdulillah terima kasih banyak sharing motivasinya Pak Aqua. Benar sekali semua yang Bpk katakan bahwa saat menjabat, apapun jabatan kita, jangan sampai kita arogan dan lupa diri.
Seharusnya jabatan itu untuk menolong orang banyak dengan memudahkan, sehingga akan membawa berkah dan pahala bagi yang bersangkutan. Semoga kita semua bisa amanah dan berguna bagi orang banyak ketika diberikan amanah/titipan jabatan oleh ALLAH SWT. Amin ya Robbal aalamin.
Maaf Pak Aqua, saya baru tahu cerita Bapak tentang beliau. Saya bisa menebak dosen yang Bapak maksud.
Ternyata beliau pernah mempermasalahkan gelar Dr (c) Bapak ya. Kok bisa ya beliau permasalahkan? Padahal di surat keterangan ketika kita lulus kualifikasi doktor dulu ada keterangan berhak atas gelar Doktor (candidate).
Seharusnya seorang dosen bersyukur - sebagai pengganti kata bangga - dan mendukung mahasiswanya yang secara positif menonjol dan berprestasi di tingkat nasional. Apalagi kiprahnya tersebut dapat mengharumkan nama fakultas dan universitas tempatnya kuliah.
Itu kan promosi gratis. Contohnya adalah kiprah Pak Aqua selama ini baik di dalam maupun di luar negeri. Langsung maupun tidak langsung nama Fikom Unpad pasti terbawa-bawa karena Bapak pernah kuliah di sana.
Sikap positif tersebut juga dapat memotivasi para mahasiswa lain utk berprestasi di bidangnya masing-masing. Dgn begitu nama fakultas dan jurusan tempatnya kuliah semakin harum.
Ada Yang Nyaris Mengundurkan Diri
Terkait dengan dosen yang Bapak tulis tersebut, saya tidak heran. Saya jadi teringat ada seorang teman baik seangkatan kita yang nyaris mengundurkan diri dari Fikom Unpad, karena disertasinya dirombak total oleh dosen itu dalam kapasitasnya sebagai promotor utama. Padahal kawan kita itu dengan susah payah dan penuh pengorbanan mengerjakan disertasi tersebut.
Gedung Pascasarjana Ilmu Komunikasi Universitas Pajajaran. (Foto: istimewa)
Selain itu setiap akan bimbingan, teman kita itu susah menemui dosen tersebut, sebab jarang di tempat. Saat mau ketemu bayangannya dosen itu bakal mempermasalahkan disertasi yang ditulisnya.
Waktu itu Pak Aqua yang mengetahui hal tersebut, selain menghibur teman kita itu untuk membesarkan hatinya juga tanpa diminta berkenan mengomunikasikan masalah itu ke Dekan Fikom Unpad Prof Deddy Mulyana.
Alhamdulillah sikap dosen yang kurang rendah hati itu akhirnya berubah.
Sedangkan teman kita itu akhirnya bisa menuntaskan kuliahnya tanpa jadi mengundurkan diri. Perjuangan dan pengorbanannya luar biasa.
Dengan semua masalah yang saat ini dihadapi dosen itu, sekarang ada hikmahnya. Beliau malah minta tolong ke Bapak untuk urusannya di polisi. (Dosen itu ditipu pengusaha biro perjalanan senilai puluhan juta rupiah). Alhamdulillah Bapak juga berbesar hati mau membantu beliau.
TUHAN membukakan mata dan hati dosen itu. Meskipun beliau profesor, namun tetap butuh bantuan orang lain untuk menyelesaikan masalahnya. Orang yang diminta bantuan adalah mahasiswa yang pernah disakitinya saat masih memiliki jabatan.
Semoga dosen itu sadar bahwa setinggi apapun jabatan seseorang tetap membutuhkan bantuan orang lain. Sehingga jangan pernah mentang-mentang, arogan, sok, dan menyakiti orang lain.
Terima kasih banyak atas sharing hikmah hidupnya Pak Aqua. Pasti sangat bermanfaat buat saya dan anggota Komunitas Komunikasi Jari Tangan lainnya.
===Dari Bogor saya ucapkan selamat berusaha amanah setiap mendapat jabatan. Salam hormat buat keluarga. 16 Juni 2017===