COWASJP.COM – ockquote>
CITRAAN penari breakdance maupun Kapal Titanic yang muncul dalam "layar air" dalam show Dancing Fountain di Kaliurang disambut teriakan histeris anak-anak muda pengunjung Kaliurang Festival of Light, malam Minggu (1/7). Teriakan "amazing" terdengar dari sisi kanan panggung utama. Bahkan ada yang nyeletuk "kayak bioskop ya".
Dari sudut menonton yang pas, pancaran "banyu njoget" alias air menari itu menjadi layar bagi "video" atau "film" yang disorotkan dari projector. Di awal pertunjukan, MC memberi tahu lokasi yang tepat untuk bisa melihat citraan gambar yang bagus.
Foto-Erwan/CoWasJP
"Sisi kanan panggung utama adalah tempat paling pas agar bisa melihat gambar yang akan muncul. Dan jangan terlalu dekat dengan kolam karena pakaian, gadget atau barang bawaan Anda bisa basah," ujar MC.
Kaliurang Festival of Light yang digelar di lapangan Gardu Pandang Kawasan wisata di lereng Gunung Merapi sejak 16 Juni 2017 ini memang menyajikan hal baru: Dancing Fountain. Pertunjukan "banyu njoget" yang belum ditampilkan saat Kaliurang Festival of Light akhir tahun kemarin. Pesona Dancing Fountain inilah yang setiap malam menyedot ratusan hingga ribuan pengunjung untuk datang.
Menyambut libur kenaikan kelas dan libur Lebaran 2017 ini, Kaliurang Festival of Light digelar hingga 31 Juli 2017. Dibuka hingga pukul 23.00 setiap malamnya. Dengan beberapa kali show. Show terakhir pada pukul 22.30 WIB. "Alhamdulillah, setiap malam selalu ramai," ujar Totok, petugas tiketing dari Dinas Pariwisata Sleman.
Pengunjung kebanyakan rombongan keluarga. Seperti keluarga Endang dari Semarang yang datang berombongan tiga mobil. "Waktunya pas liburan anak-anak dan waktu silaturahim dengan keluarga di sekitar Jogja. Jadi sekalian mampir ke sini," ujar karyawati sebuah bank swasta nasional ini.
Begitu pula keluarga Anas dari Jakarta. Saat mudik ke Wonogiri juga menyempatkan datang ke Kaliurang Festival of Light ini. Ia mendapat informasi dari media sosial mengenai acara ini.
Kekuatan media sosial ini juga disampaikan berkali-kali oleh MC pertunjukan. Dia selalu mengingatkan para pengunjung untuk selfi, memotret berbagai wahana maupun pertunjukan yang berlangsung. "Merekam juga boleh. Tapi jangan hanya disimpan di gadget. Bisa memenuhi memory tuh... Baiknya langsung share ke Twitter, Facebook, atau Instagram kamu. Atau yang suka nge-vlog, kirim ke YouTube. Biar yang lain ikut menikmati dan pengin ke sini," ujar MC.
Kemudian diumumkan pula adanya kompetisi foto selfie. Bisa follow akun IG dan Twitter @fest_kaliurang untuk ketentuannya. Kompetisi mingguan maupun bulanan.
Kaliurang Festival of Light ini digelar Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman bersama PT Cikal Bintang Bangsa (pengelola Taman Pelangi Monumen Jogja Kembali). Gelaran Festival of Lights berlangsung selama 45 hari. Beragam desain lampion penuh warna-warni akan memenuhi kawasan Gardu Pandang.
Kepala Dinas Pariwisata Sleman Dra Sudarningsih, MM menegaskan konten FOL kali ini berbeda dengan penyelenggaraan sebelumnya. Selain menampilkan berbagai macam lampion seperti lampion bunga seperti mawar dan tulip, dunia ikan, tanaman gandum, dengan tema Timur Tengah, gelaran Festival of Lights kali ini juga menampilkan kuliner berbagai jajanan tradisional dan modern yang dijual dalam kisaran Rp 15.000.
Dengan tiket Rp 25 ribu (weekdays) dan Rp 30 ribu (weekend dan hari libur) bisa menikmati Dancing Fountain yang hadir pertama kali di Yogyakarta. Atraksi Dancing Fountain ini meliputi atraksi air menari yang gerak pancarnya disesuaikan dengan lagu, dengan semburan api, laser serta water screen. Masih ada waktu hingga 31 Juli 2017. Anda yang di Jogja, jangan lewatkan acara ini.
Yang mau menginap di kawasan Kaliurang pun tak ada masalah. Hotel dan wisma bertebaran di kawasan ini dengan harga terjangkau. Aneka kuliner pun tersedia. Termasuk menu khas Kaliurang: sate Kelinci atau jadah tempe tahu bacem. (*)
Foto-foto: Erwan/CoWasJP
Foto-Erwan/CoWasJP
Foto-Erwan/CoWasJP
Foto-Erwan/CoWasJP
Foto-Erwan/CoWasJP
Foto-Erwan/CoWasJP