COWASJP.COM – ockquote>
KAWASAN Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika terus bersolek. Setelah sukses mendorong percepatan pembangunan Dermaga Gili Mas Lembar, beberapa waktu lalu, atraksi di sekitaran KEK mandalika di daerah Wisata Sekotong Lombok Barat mulai disiapkan.
Ada Gili Nanggu, Gili Tangkong, Gili Kedis, Gili Sudak, Gili Layar, Gili Rengit yang dinilai sangat potensial untuk dipromosikan.
“Paket wisata yang dijual kepada para wisatawan adalah paket wisata tour, antar pulau-pulau kecil (Gili ) yang berada di kawasan sekitar Sekotong, antara lain, Gili Nanggu, Gili Tangkong, Gili Kedis, Gili Sudak, Gili Layar, Gili Rengit. Di pulau-pulau ini para wisatawan dapat melakukan aktivitas snorkeling dan diving, dengan ombak laut yang tenang dan pasir pantai yang putih,” ujar Hiramsyah yang didampingi Taufan.
Hiramsyah mengatakan, paket wisata ke Daerah Wisata Sekotong itu berkat inisiasi dan survei bersama Jelantik General Manager Cocotinus Hotel, Gde Eka Guide dari HPI Lobar, Wayan dari Gili Nanggu, Mohar dan Awang Boat Driver.
Foto: istimewa
“Kami survei bersama dan dicetuskan paket wisata ke beberapa Gili tersebut. Di kawasan Sekotong, para wisatawan dapat menginap di beberapa Hotel, Bungalow dan homestay yang memang sudah beroperasi cukup lama di kawasan ini, seperti misalnya Cocotinus Hotel (Butik Resort Hotel) ,dan Bungalow yang ada di Gili Nanggu dan Gili Sudak,” ujarnya.
Dan jangan khawatir soal panoramanya. View Gili Nanggu, Gili Tangkong, Gili Kedis, Gili Sudak, Gili Layar, Gili Rengit tak kalah keren dari Gili Trawangan, Gili Meno dan Gili Air yang sudah mendunia.
Dari paparan Hiramsyah, sebagian besar pemandangan laut bisa dinikmati di pulau-pulau kecil tadi. Mau memotret sunset dan sunrise? Snorkeling? Diving? Menyantap hidangan laut? Semua bisa dilakukan di Gili Nanggu, Gili Tangkong, Gili Kedis, Gili Sudak, Gili Layar dan Gili Rengit.
Foto: istimewa
Yang masih dirasa kurang hanya keseterdiaan air tawar. Walaupun hingga saat ini, kebutuhan air tawar di Gili Nanggu masih dialirkan dengan menggunakan pipa air bawah laut guna mensuplai kebutuhan utama di Bungalow yang ada di sana.
“Wisatawan yang banyak datang berkunjung ke Gili-Gili di Sekotong, selain Wisatawan Nusantara ada juga Wisatawan Mancanegara. Mereka yang datang paling banyak berasal dari Eropa.
Rata-Rata jumlah kunjungan per hari berdasarkan penghitungan karcis retribusi adalah sekitar 200 - 300 orang yang datang menggunakan public boat ataupun charter boat. Untuk menuju ke sana pengunjung dikenakan retribusi sebesar Rp 5.000 per-orang,” ujar Hiramsyah.
Rahmadi juga menjelaskan Beberapa pulau di Kawasan ini diinformasikan telah lama di bawah kendali investor. Namun menurut pengamatannya belum terlihat keseriusan dalam membangunnya, seperti contohnya pembangunan dermaga sandar, ataupun pembangunan hotel seperti yang dijanjikan masih belum terlihat di pulau - pulau itu.
Foto: istimewa
“Para pelaku industri pariwisata di kawasan sekotong berharap agar promosi daerah ini terus ditingkatkan guna semakin mempopulerkan kawasan pantai ini ke mancanegara ataupun nusantara,” pungkasnya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menyambut baik upaya percepatan pembangunan di daerah wisata Sekotong Lombok Barat yang dilakukan para pelaku industri. Efeknya dinilai bakal sangat dahsyat.
"Tujuh dari 10 top destinasi prioritas yang sudah dilaunching Presiden Joko Widodo itu adalah wisata bahari. Wisata yang berbasis pada maritim. Karena itu salah satu kunci suksesnya adalah infrastruktur pariwisata di bahari. Saat Amenitas dan Akses sudah lengkap, tentunya atraksi di Sekotong akan menjadi daya tarik sendiri bagi wisatawan yang datang ke Lombok," kata Menpar Arief Yahya. (*)