COWASJP.COM – ockquote>
PARAWISATA Kota Batu tak pernah sepi even untuk mendatangkan wisatawan dalam maupun luar negeri. Kali ini giliran even Paragliding Festival 2017 dari 27 – 30 Juli 2017. Even ini digelar di tempat take off Gunung Banyak, Kota Batu.
Even berskala internasional ini bakal dihadiri puluhan pilot peserta dari lima negara di antaranya Inggris, Jepang, Korea, Jerman, Perancis. Sampai dengan Selasa (25/7) sudah terdaftar 108 pilot dalam dan luar negeri. ‘’Even ini sudah memasuki tahun ketiga. Tentu saja even ini untuk menarik minat para wisatawan ke Kota Batu,’’ kata Imam Suryono, PLT Dinspora Kota Batu.
Pada even kali ini ada tiga empat kategori yang akan dilombakan. Yakni Paragliding accuracy untuk umum, paragliding accuracy untuk yunior, cross country, dan Festival. Panitia sebenarnya membatasi jumlah peserta hanya sampai 100 peserta. Yakni 60 untuk peserta dalam negeri. Sedangkan untuk peserta luar negeri dibatasi 40 peserta. Namun sampai Selasa (25/7) jumlah peserta sudah menyentuh pada angka 108 peserta.
‘’Ya kami inginnya membatasi sampai 100, tapi karena animo para atlit yang ingin ikut banyak. Mau bagaimana lagi,’’ ujar Imam.
Menariknya, pada tahun ketiga ini panitia menambahkan kategori festival. Untuk festival ini nantinya terbuka untuk umum. Hanya saja, para peserta diwajibkan mengenakan kostum yang unik, menarik, dan paling aneh.
Untuk pakaian unik dan menarik ini sejumlah peserta sudah mencobanya dua pekan lalu. Yakni dengan mengenakan kostum burung-burungan. Lengkap dengan moncong burung. Lalu, peserta tersebut take off dengan paralayang dan mendarat di lapangan Songgomaruto, Kota Batu.
Bahkan untuk terbang unik dan menarik, Selasa (25/7) sekitar pukul 13.00, salah seorang peserta bernama Taufik Muchsin, 40, dari Kota Batu melakukan uji coba terbang dengan menaiki sepeda motor Kawasaki KLX. Tentu saja, uji coba siang itu di Gunung Banyak mengundang decak kagum para pengunjung Gunung Banyak.
Pengunjung yang berada di Gunung Banyak saat itu tidak percaya, kalau motor trail itu akan diterbangkan. Namun, pengunjung baru percaya setelah motor itu sudah berada di tempat take offparalayang. ‘’Wah baru kali ini ada motor diterbangkan dengan paralayang,’’ kata Riyan, salah seorang pengunjung dari Malang.
Saat lepas landas, Taufik dibantu para pilot paralayang lainnya. Sebagian memegang motor, agar tetap stabil selama berada di landasan take off. Lainnya memegang parasut sebelum take off.
Begitu terbang, Taufik yang menunggangi motor trail itu terlihat santai. Dua kali berputar tak jauh dari tempat take off. Lalu paralayang dengan motortrail itu turun ke bawah, menuju tempat landing di lapangan Songgomaruto. Dari take off hingga landing diperkirakan sekitar 10 menit.
‘’Waktu landing tadi, ndak ada masalah. Roda depan sedikit terangkat. Lalu begitu menyentuh tanah teman-teman yang di ground langsung memegang motor lebih dahulu. Cukup mulus, dan angin mendukung. Sehingga tidak terjadi hentakan keras saat mendarat,’’ katanya.
Menurut Taufik, idenya untuk terbang sambil membawa motor trail ini sudah hampir setahun ini. Kemudian setelah dihitung-hitung dengan berat motor dan berat dirinya sendiri. Maka jadilah pada 30 Juli nanti tampil untuk kategori Festival.
Taufik sendiri, merupakan pilot Tendem yang mengantongi lisensi PL3/T2, atau penerbang tingkat lanjut (master advance-PL3) serta master tendem (T2). Sedangkan jam terbang yang sudah dikantongi 1.000 jam lebih. Dan telah melakukan tendem 1.500 kali.
Untuk persiapan terbang itu, lelaki yang juga staf PNS Dispora Kota Batu ini melakukan kalkulasi berat payung tendem. Payung parasut untuk tendem mampu membawa beban maksimal 240 kg. Setelah dihitung untuk berat motor trail 113 kg. Sedangkan berat badannya 60 kg.
‘’Karena masih jauh dari kapasitas beban maksimal untuk parasut tendem, maka tidak ada masalah,’’ kata bapak dua anak ini.
Menurut Taufik, untuk membawa sepeda motor trail ini sebagai tunggangan selama terbang, yang diutamakan adalah keseimbangan saat motor dikaitkan dengan parasut. Karena itu ada empat ikatan tali yang dikaitkan dengan parasut. Maka sepasang tali parasut dikaitkan dengan T depan motor sedangkan untuk belakang dikaitkan pada footsep motor trail.
‘’Ya uji cobanya baru tadi, mudah-mudahan hari minggu nanti juga sukses dengan uji coba sekarang,’’ pungkasnya. (*)