COWASJP.COM – ockquote>
MASIH segar dalam ingatan, saat pak Basofi Sudirman menerima tawaran rekaman album kedua, pasca sukses Tidak Semua Laki-Laki.
Album yang dirilis 31 Maret 1992 pertama kali demikian menghebohkan banyak kalangan. Pasalnya, pelantunya pejabat. Wagub DKi bidang pemerintahan. Lebih dahsyat lagi genre yang dinyanyikan jenis dangdut. Sebuah musik yang dianggap pinggiran, kala itu.
Adalah Sofyan Ali promotor dari Airo Daya Stupa yang sukses melambungkan nama tentara berpangkat Mayjen TNI itu sejajar dgn Raja Dangdut Rhoma Irama
Meski video klipnya biasa saja, tetapi lagu karangan Leo Waldy terjual hingga 1 juta keping kaset lebih. Penjualan diatas rata-rata bagi pendatang baru
SYARAT MUTLAK
Ketika menerima tawaran rekaman album kedua dari Handoko Harpa Record, pak Bas---demikian panggilan akrabnya--mengajukan satu syarat. Lagunya harus ciptaan Leo Waldy kembali.
Produser dengan ciri rambut panjang kucir belakang itupun pontang-panting mencari seniman kelahiran 31 Juli 1958. Handoko Kusumo mengerahkan segenap kekuatannya mencari pencipta lagu bernama asli Waldy Hermansyah sampai ke pucuk negri.
LEO SEMPAT NOLAK
Saat ditemukan, pencipta lagu Sayang Bilang Sayang dan Cinta Bilang Cinta itu sebenarnya sudah lempar handuk. Dunia musik sedikit demi sedikit ditinggalkan. Bapak tiga anak itu memilih hidup sebagaimana masyarakat biasa. Mancing di laut lepas merupakan kegiatan sehari-harinya. Handoko Kusumo menemukan Leo Waldy di tengah laut pantai Carita
Meski dibujuk rayu untuk membuat lagu baru, Leo menolak. Tetapi begitu mendengar nama Basofi Sudirman yang memintanya menciptakan lagu untuk Gubernur Jawa Timur, seniman asal Betawi itupun bangkit. Hanya butuh waktu dua hari, lagu berjudul Hanya Kau Yang Kupilih terlahir.
Sejujurnya, lagu ini memang untuk mencuri start Pemilu tahun 1994. Meski judulnya provokatif, sayang Leo terjebak karya cipta terdahulunya. Inilah yang membuat lagu jagoan pejabat kelahiran Bojonegoro bisa disebut mengekor. Kord-kordnya nyaris sama dengan Tidak Semua Laki-Laki yang tiap jam menayang di TPI kala itu.
Yang membedakan, album berisi lagu-lagu lama dinyanyikan ulang itu launchingnya dibuat gede-gedean. Seluruh bupati dan pejabat di undang dalam konser yang digelar di ShangriLa htl itu. Kasetnya dilelang.
Inilah yang membuat Leo Waldy bangkit. Motivasinya mencipta lagi kembali menggelora. Sayang. Di tengah besarnya semangat mencipta, benih flek paru-paru menggerogoti tubuhnya. Sampai akhirnya pencipta yang mengorbit sejumlaah artis pop dan dangdut itu benar-benar menyerah pada nasib.
Di tengah ketidak-berdayaannya, Leo masih sering mendengarkan Tidak Semua Laki-Laki dari tape recorder bututnya. Leo membanggakan dan mengidolakan artis penyanyinya. Sampai akhirnya Allah SWT memanggil 11 Oktober 2012.
SAMA-SAMA BUMI BETAWI
Kini, penyanyi pujaannya itu juga menutup mata. Basofi Sudirman dipanggil Yang Maha Kuasa, pk 10.55 wib di RS Medistra Jakarta. Jenazah putra pejuang Mochamad Soedirman akan di makamkan di tanah kelahiran pencipta lagunya.
Meskipun tidak bersanding, tetapi antara penyanyi dan penciptanya sama-sama di makamkan di bumi Betawi.
Selamat jalan Tidak Semua Laki-Laki..
Semoga karya indahmu senantiasa merdu dari alamNYA....
Al Fatehah
Surabaya, 7 Agustus 2017
Ita Siti Nasyi"ah produser eksekutif album Hanya kau Yang Kupilih