COWASJP.COM – SIAPA yang tak kenal dengan jamu Sido Muncul? Industri rumahan itu kini telah mampu merambah pasar internasional. Dan sekarang, Sido Muncul bersama 20 brand terkemuka lainnya, kembali berkolaborasi co-branding bersama Wonderful Indonesia.
Soal brand, Sido Muncul terlihat sama okenya dengan Wonderful Indonesia. Salah satu produk andalannya, Tolak Angin, sudah ada di mana-mana. Dari mulai Hong Kong, Australia, Belanda, bahkan Amerika Serikat, semua sudah disentuh Sido Muncul.
Penjualan ekspor Tolak Angin bahkan memberi kontribusi 5 persen terhadap total penjualan. Sido Muncul pun berhasil mengangkat citra jamu yang notabene-nya adalah barang konsumsi masyarakat menengah ke bawah menjadi produk yang disukai kaum menengah ke atas. Popularitasnya tak kalah dari Wonderful Indonesia yang ada di rangking 47 dunia.
"Jamu adalah kekayaan budaya, warisan leluhur yang sudah turun-temurun. Kami mengemasnya dengan sentuhan teknologi modern dan memasarkan ke seluruh dunia. Ternyata, jamu Indonesia juga bisa dijadikan alat promosi pariwisata ke mancanegara, sebagaimana Thailand menggunakan Thai Food-nya untuk memperkuat pariwisatanya," kata Presiden Direktur PT Sido Muncul, Irwan Hidayat, Rabu (9/8).
Karena dikemas secara kreatif dengan standar global, Sido Muncul pun langsung tune in ke pasar dunia. Di tahun 2000, penghargaan pertama diraih Sido Muncul yang menerima dua sertifikat sebagai brand pembuat jamu dan obat tradisional terbaik yakni CPOTB dan CPOB.
Penghargaan tersebut juga menjadikan Sido Muncul satu-satunya brand jamu berstandar farmasi. Penghargaan lain yang berhasil diraih oleh Sido Muncul adalah Top Brand Award, Kehati Award, dan Bung Hatta Award. Ada juga Merek Dagang Unggulan Indonesia, Pelaku Bisnis Peduli Lingkungan dari Departemen Tenaga Kerja Indonesia, dan masih banyak lagi.
Foto: istimewa
Tak puas berjaya di dalam negeri, Sido Muncul pun semakin mengembangkan sayapnya dengan merambah pasar ekspor ke negara-negara maju seperti Asia, Eropa, dan Australia. Hasilnya? Predikat terbaik Perusahaan Terbuka (Tbk) Indonesia 2016 versi Majalah Economic Review dan IPMI mampu diraihnya.
Belakangan, Sido Muncul tidak hanya berbisnis di industri jamu. Mereka juga telah mengembangkan sayap ke bisnis wisata, kuliner dan hotel. Sebut saja museum jamu, restauran Mang Engking dan Koena Koeni. Disusul Hotel Tentrem di Yogya yang sempat diinapi Presiden ke-44 Amerika Serikat Barack Obama, beberapa waktu lalu.
Kiprah Sido Muncul itu rupanya ikut dilirik Kementerian Pariwisata. Tawaran berkolabarorasi bersama Wonderful Indonesia pun langsung diberikan Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Esthy Reko Astuti. Selain sudah mendunia, produsen jamu Tolak Angin, Tolak Linu, Kuku Bima Ener-G dan semua produk minuman tradisional bernuansa herbal itu dinilai sangat konsisten dalam mendukung pariwisata Indonesia.
"Sudah berkali-kali Pak Irwan Hidayat mendukung pariwisata Indonesia melalui iklan-iklan produknya. Sambil beriklan, mereka menampilkan keindahan tanah air Indonesia. Karenanya saya ucapkan terima kasih kepada Pak Irwan Hidayat selaku Presiden Direktur PT Sido Muncul," ucap Esthy yang didampingi Plt Asdep Strategi Pemasaran Pariwisata Nusantara Hariyanto di Jakarta, Rabu (9/8).
Esthy menjelaskan, Sido Muncul sangat kreatif untuk menjual produknya hingga luar negeri. Apalagi itu dilakukan dengan selalu menampilkan kreasi baru dan dibungkus dengan ide-ide segar yang makin mengena di hati.
"Karena itu konsistensi PT Sido Muncul setiap tahun itu pantas diapresiasi positif. Apalagi tahun ini adalah kali pertama ada inisiatif menempel branding Pesona Indonesia dan Wonderful Indonesia," kata Esthy yang diamini Hariyanto.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengapresiasi kolaborasi dengan PT Sido Muncul itu. Baginya, co-branding sangat penting dilakukan untuk memperluas jangkauan target pasar dan mengerek ekuitas dari brand yang bergabung.
"Sido Muncul sudah sejak lama menggunakan destinasi pariwisata untuk membuat materi iklan, sekaligus mempromosikan wisata. Maka co-branding ini akan semakin menguatkan kedua brand," katanya.
Di sini akan terjadi sharing resources antar dua brand yang ber-cobranding. ”Contohnya Intel. Saat Intel dan HP ber-cobranding, maka promosi yang mereka jalankan di TV, print, atau digital akan ditanggung bersama sehingga lebih efisien,” ucap menteri asal Banyuwangi itu. (*/Erwan Widyarto)